Chit Chat

214 19 7
                                    

Hari ini adalah hari dimana Vania harus menepati janjinya kepada Jack. Dirinya telah menghubungi calon kakak iparnya itu dan seperti dugaannya Valerie seperti tahu mengapa Vania tiba-tiba menghubunginya. Apalagi kalau bukan karena abangnya?

Sementara itu, Vania juga mengundur acara kencannya dan berjanji kepada Febrian untuk menemani laki-laki itu dari sore hingga malam nanti. Tadinya Febrian tidak setuju dengan pernyataan Vania sebab laki-laki itu sudah mau harus menunggu waktu luang perempuan sibuk itu. Dan hari ini seharusnya menjadi harinya dengan Vania saja. Tentu Vania tidak mau munafik kalau dirinya senang dengan fakta tersebut.

Pasal itu menandakan bahwa laki-laki itu kali ini telah terjerat pesonanya. Bila membayangkan bagaimana Febrian akhir-akhir ini lebih banyak berinisiatif untuk bertemu dengannya saja bisa membuat Vania senyam senyum setiap hari. Ia sebaiknya berterima kasih dengan kemunculan Dereck yang tak disengaja saat itu. Sebab dari situlah Febrian benar-benar berubah total menjadi sosok yang dirinya harapkan sedari awal ia bertemu dengan laki-laki itu.

Drrt! Drtt!

Ponselnya bergetar begitu saja membuat Vania harus menghentikan khayalan gilanya. Ia pun langsung mengambil ponselnya itu dan mengecek terdapat pesan masuk dari Febrian dan juga Valerie. Pesan Valerie mengatakan bahwa perempuan itu telah tiba di tempat keduanya janjian. Sedangkan pesan dari Febrian membuatnya membesarkan kedua matanya.

"Dia ngapain udah ada di basement? Bukannya kita udah janjian kalau jam empat sore nanti?" gumam Vania bingung. Namun dirinya tak mau terlalu larut dengan kebingungannya karena ia harus buru-buru mengingat Valerie sudah sampai di tempat mereka janjian.

Vania pun langsung mengambil clutchnya dan memakai sepatunya. Setelah itu ia langsung keluar dari apartemennya sambil membalas pesan Valerie dan Febrian. Ia juga tak lupa memberikan kabar kepada abangnya, Jack bahwa dirinya sebentar lagi akan bertemu dengan Valerie. Tentu Vania sudah memberitahukan tempatnya dan ia percaya abangnya itu akan pergi ke tempat itu dan duduk di tempat yang ia kira tak akan terlihat oleh Jack.

Ting!

Suara pintu lift terbuka dan dirinya langsung memasuki lift tersebut. Tak perlu memerlukan waktu lama, pintu lift kembali terbuka dan benar saja. Terlihat Febrian dengan memakai celana putih panjang dengan baju biru dongkernya. Tentu seperti biasa di mata Vania, laki-laki itu sangat seksi. Jangan lupakan matanya yang begitu indah dan satu lagi lesung pipinya saat pria itu tersenyum.

Lagi-lagi Vania malah diam berdiri dengan menatap kagum karya Tuhan yang begitu sempurna itu. Di pikiran Vania saat ini benar-benar dipenuhi oleh laki-laki tampan yang berstatus pacar kontraknya itu. Di sisi lain, Febrian yang menyadari terlebih dahulu tentang keberadaan Vania langsung melambaikan tangan dan berjalan menuju perempuan itu.

Layaknya adegan film yang di slowmotion, di mata Vania Febrian berjalan layaknya model dengan banyak cahaya yang menyinari sekeliling laki-laki itu. Tanpa disadari Vania pun menahan napasnya sampai Febrian benar-benar ada di depan dirinya saat ini.

"Ya Tuhan, bener kata Jack beruntung amat gue bisa pacaran sama patung dewa begini, ya?" gumam Vania tanpa sadar dan masih dapat terdengar oleh Febrian.

Tentu Febrian tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya karena perempuan di hadapannya ini baru saja memujanya. Mungkin ia sering mendengar pujaan seperti itu dari banyak kaum perempuan lainnya, tapi kali ini berbeda.

"Begitukah? Bagus dong kalau aku ganteng. Jadi, kamu enggak bakal niat buat nyari yang lain," ucap Febrian iseng membuat Vania langsung tersadar dari dunianya sendiri. Semburat merah di pipinya pun terlihat. Ia begitu malu berkali-kali terus tertangkap oleh Febrian tengah memuja laki-laki itu.

CRAZY PATIENT ✔ (Fin)Where stories live. Discover now