The String is already untied

197 19 6
                                    

"Handsome, kita hari ini kencan dimana?" tanya Vania memecahkan keheningan di dalam mobil.

Febrian yang mendengar pertanyaan tersebut tersenyum.

"Coba tebak?"

Pertanyaan yang dibalas dengan pertanyaan tersebut membuat Vania mengerecutkan bibirnya. Diliriknya laki-laki yang terus menampilkan senyuman manisnya itu dengan seksama. Vania sangat bersyukur bisa memiliki keterkaitan dengan laki-laki ini. Walaupun pria di sampingnya ini belum mengucapkan bahwa dirinya menyukai Vania, tapi setidaknya Vania masih memiliki harapan dengan beberapa hal yang baru-baru laki-laki ini lakukan padanya.

Disipitkan matanya seolah mencoba menebak dimana keduanya akan kencan. Lalu sampailah satu tempat terlintas di kepalanya.

"Hmm, jangan bilang kamu mau ngajak aku kencan di restauran tempat kita ngebuat perjanjian itu?" tanya Vania dengan tatapan menyelidikinya. Tentu Febrian spontan tertawa mendengar tebakan perempuan itu.

"Apakah aku seburuk itu sebagai pacaran di atas kertas?"

Dengan penuh keyakinan Vania langsung mengangguk.

"Betul sekali! Sangat buruk! Tapi menurutku enggak masalah karena sesuai kontrak aku yang akan berusaha," ucap Vania sambil mengedipkan sebelah matanya.

Febrian yang berkali-kali mendengar pernyataan itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.

"Aku bingung deh sama kamu. Kamu itu perempuan paling aneh yang pernah ada di hidup aku," ucap Febrian dengan jujur membuat Vania malah tersenyum bangga.

Senyum bangganya itu ditujukan karena kata paling aneh yang pernah ada di hidup laki-laki itu. Vania tidak bodoh untuk mengerti kata-kata tersebut. Itu berarti ialah satu-satunya perempuan pertama yang paling aneh yang pernah laki-laki itu temui.

"Bagus dong berarti! Itu namanya aku perempuan paling aneh yang akan berhasil ngebuat hati kamu luluh sama aku!" balas Vania dengan begitu pedenya hingga membuat tawa Febrian tak terbendung.

Ia benar-benar tak menyangka respon perempuan di sebelahnya akan seperti itu.

"Well, kita lihat kepedeanmu itu akan bertahan sampai mana kalau begitu."

Setelah perkataan Febrian tersebut, mobil yang dikendarai oleh laki-laki itu berbelok ke sebuah supermarket. Vania yang melihat kemana mobil yang ditumpanginya menuju dibuat bingung.

Berkencan di supermarket? Well, dia ternyata lebih buruk dari yang kukira –batin Vania tak habis pikir.

Vania benar-benar tak bisa menebak jalan pikiran Febrian saat ini. Ia pun langsung melirik laki-laki itu, tapi yang didapatnya hanyalah senyuman manis laki-laki itu. Dilihat dari senyumannya tentu ini adalah tempat yang memang dituju oleh laki-laki itu.

"Febrian, aku tahu kamu itu buruk sekali dalam hal romansa, tapi aku tidak tahu kamu seburuk ini," ucap Vania membuat Febrian langsung menengok dengan wajah bingungnya.

"Sangat buruk? Well, aku kira kali ini aku tidak begitu buruk," balas Febrian.

Jawaban tersebut tentu membuat Vania menatap laki-laki itu dengan tatapan putus asa. Ia memang harus menerima fakta bahwa pada dasarnys ia tidak akan pernah menerima hal-hal romantis yang selalu ia dapatkan dari laki-laki yang mendekatinya dahulu. Pria ini berbeda dalam segi apapun. Semuanya sangat berbeda dan malah sekarang Vania malah berpikir bahwa pria ini lebih aneh darinya.

Terlalu larut dengan pikirannya sendiri, Vania tak sadar bahwa mobil sudah terparkir dan Febrian saat ini tengah memanggil-manggilnya.

"Vania!"

CRAZY PATIENT ✔ (Fin)Where stories live. Discover now