Vania Is Coming!

102 10 0
                                    

Pintu mobilnya tertutup rapat dan akhirnya tibalah Vania di apartemen kekasihnya yang saat ini tengah menunggu pertolongan darinya. Tentu pertolongan yang dia maksud adalah menyelamatkan kekasihnya dari "fans fanatik" gilanya.

Siapa lagi kalau bukan, July?

Kemudian Vania langsung membawa paperbag berisi "senjata rahasia" agar perempuan itu langsung pergi. "Senjata rahasia" dari hasil pikiran gilanya. Bukankah orang gila harus diusir dengan cara yang gila, juga?

Vania sangat yakin caranya ini akan berhasil. Sebenarnya dia memang ada niatan untuk mengajak kekasihnya itu untuk bertemu, sebab waktu yang dia miliki untuk menjadikan kekasihnya itu menjadi kekasih sesungguhnya semakin menipis. Hanya tersisa satu bulan lagi sebelum isi perjanjian antar keduanya selesai. Tentu sesuai dengan pernyataan yang berada di dalam kontrak, dia akan hadir di acara ulang tahun laki-laki itu ke-30 tahun.

Jujur, Vania merasa waktu berjalan begitu cepat. Padahal dirinya baru saja merasa baru beberapa hari lalu dirinya bertemu dengan lelaki tampan itu di depan pintu masuk rumah sakit. Tersenyum seperti orang gila mengikuti lelaki itu hingga memasuki rumah sakit yang merupakan tempat yang paling dia benci.

Siapa yang menyangka setelah kejadian itu, keduanya malah bertemu sebagai seorang pasien dan dokter, plus saat ini keduanya sedang berpacaran. Yah.. walau hanya menjadi kekasih hingga kontrak antar keduanya telah selesai, tapi bukankah ini yang disebut sebagai sebuah takdir?

Sangat menarik, bukan?

Vania tak mampu menahan senyumannya bila membayangkan bagaimana reaksi perempuan bernama July nanti bila melihat senjata rahasia yang dibawanya.

"Mari kita usir perempuan gila yang selama ini menganggu kekasihku!" gumamnya penuh semangat dan langsung berjalan menuju tempat tinggal kekasihnya.

Tak memerlukan waktu yang lama, Vania langsung memasuki lift dan menunggu hingga suara dentingan lift terdengar, pertanda bahwa dirinya sudah sampai di lantai tempat kekasihnya tinggal. Tentu saat pintu lift terbuka, dia sudah dapat melihat seorang perempuan yang mengganggu kekasihnya selama beberapa minggu ini.

Langkahnya terus berjalan hingga terhenti tepat di depan perempuan yang kini terlihat pantang menyerah menggedor pintu rumah kekasihnya. Jarak Vania dengan July padahal sangat dekat, tapi entah mengapa perempuan gila itu sama sekali tidak menggubrisnya.

Apakah perempuan ini buta? -batin Vania.

"Ehem! Permisi, nona muda..," ucap Vania mengintrupsi gedoran July.

Tentu July sangat hafal dengan suara yang mengintrupsi kegiatannya itu. Suara yang sangat dia benci karena orang yang memiliki suara itu dengan tidak tahu malu merebut pujaan hatinya yang selama ini dia kejar-kejar.

July pun menghembuskan nafas kasar dan menatap darimana suara itu berasal. Dalam sekejap matanya langsung bertemu dengan Vania yang saat ini tengah tersenyum manis ke arahnya.

"Mau apa kau di sini, hah?!" bentak July kesal melihat wajah Vania.

Tentu melihat reaksinya yang seperti itu Vania tidak kaget lagi. Sebab pada dasarnya perempuan yang ada di hadapannya ini sangat tergila-gila dengan Febrian yang dia yakin, pria itu saat ini sedang mengintip apa yang akan terjadi melalui cctv yang terhubung di tempat bel pintu tempat tinggal pria itu.

Baiklah, mari kita mulai! -batin Vania.

"Mau apa? Tentu mau mengunjungi kekasihku. Memang apa lagi?" balas Vania dengan nada polosnya membuat July semakin panas setelah mendengar kata "kekasihku".

"Kekasihmu!? Kau mimpi, hah!?" sahut July dengan nada yang semakin tinggi.

Mendengar hal tersebut membuat Vania mau tidak mau menutup kedua telinganya. Bisa-bisa dia budeg mendadak kalau tidak terbiasa. Untungnya dia sudah biasa seperti ini dengan abangnya sejak mereka kecil. Jadi, ini bukanlah masalah yang besar baginya.

CRAZY PATIENT ✔ (Fin)Where stories live. Discover now