Handsome Doctor

2.2K 99 10
                                    

CEKLEK!

Suara pintu kamar rawat inap itu berbunyi, pertanda ada seseorang memasuki kamar tersebut. Nampaklah seorang gadis yang memakai pakaian pasiennya dengan infus yang ia pegang di salah satu tangannya. Gadis itu menuju bangkar pasiennya, dan mengembalikan infus yang tadinya berada ditangannya sekarang berada di tiang infus yang menjadi tempat yang seharusnya.

"Hehh... " Gadis itu menghela nafas panjangnya, layaknya ia melepas beban hidupnya.

"Ternyata dibalik semua kejadian kelam yang pernah kualami, ada yang lebih malang dari padaku. Tapi aku merasa kalah bila melihat betapa tegarnya Janet menghadapi hidupnya tanpa kasih sayang dari kedua orangtuanya. Ia tetap tersenyum walau matanya tidak dapat berbohong. Ia sendirian menghadapinya, dan aku disini masih memiliki seseorang yang ingin mendengarkan aku tetapi aku malah menutup diri." Gumamnya dengan menelungkupkan kepalanya diatas kedua lututnya yang sudah menekuk.

Jujur bila ia mengingat kisah pilu gadis bernama Janet tadi, Ia benar-benar merasa malu dengan dirinya yang dibilang mamanya berbadan bohai tetapi tidak bisa mengalahkan rasa traumanya sendiri. Tapi dia sendiri susah untuk melupakan masa lalunya, lalu bagaimana cara traumanya hilang coba?

"Agkhhhh!!!!! Taulah! Pusing! Lebih baik aku tidur saja.. rasanya badanku kok makin lemas saja sih?"Ucapnya sendiri dengan memijat bahunya yang terasa nyeri. Baru akan membaringkan tubuhnya, tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka lebar dan sangat kencang membuat gadis itu tergelonjak dari posisinya.

GEDEBUAG!

"VANIAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Mendengar namanya diteriaki, dirinya semakin kaget dan menatap horror kakaknya yang tengah berdiri menatap dirinya kesal, marah, dan tajam. Dan jangan lupa keringatnya yang bercucuran kemana-mana seperti sehabis lari marathon.

"A-apaan?" Dengan tatapan tajamnya Jack menghampiri Vania dengan langkah lebarnya. Sementara itu, Vania myang melihat hal itu merasa ingin dimangsa oleh kakaknya yang seperti banteng mengamuk saat ini. Dan secara tiba-tiba Jack langsung mencengkram bahu adiknya kencang dan menggoyangkannya secara berulang kali. Hal itu tentu membuat sang empunya merasa bahwa tubuh terguncang layaknya ada gempa saat ini

"DARIMANA SAJA KAMU, HAH?! DASAR KECEBONG TENGIL!!!!" Teriak Jack kesal dan menjewer kuping adiknya kesal.

"AWWWWW!!!!! SAKIT TUA BANGKOTANNNN!!!!" Pekik Vania kesakitan memukul-mukul tangan Jack yang menjewer salah telinganya.

"Bodo amat! Darimana saja kamu, hah?!" Tanya Jack masih dengan jewerannya yang bertahan ditelinga Vania.

"Lepasin dulu tua bangkotan! Ini beneran sakit, tau!" Pekik Vania kesal dengan abangnya yang ia anggap aneh. Bagaimana tidak? Coba kalian fikir saja sendiri. Kalian habis jalan-jalan sebentar melepas kegabutan sementara, lalu kembali ke kamar rawat inap yang sebenarnya tidak mau kalian masuki karena ruangan itu bagaikan neraka bagi kalian. Setelah itu, kalian meresa pegal-pegal sekujur tubuh, dan berniat untuk beristirahat, dan tiba-tiba..

BOOM!

Kalian dihadiahi jeweran dan tatapan seperti banteng ngamuk oleh kakak kandung kalian sendiri?!

Jackpun akhirnya melepas jewerannya dan mengatur nafasnya, yang seperti orang sehabis lomba marathon 100 km. "Huh! Jelaskan!" Bentak Jack kepada Vania dengan tatapan tajamnya.

Vania yang dibentakpun mendelik tak suka kearah Jack. "Ya udah sih.. santai aja keulessss! Gak usah pake bentak-bentak segala. Orang sakit tuh dibelai bukan dibentak! Pantes aja gak laku-laku, orang lo aja kayak gini! Mana ada yang tahan di KDRT-in sama lo, coba?" Gumam Vania kesal. Namun ia malah menerima tatapan membunuh dari Jack yang membuat nyali Vania ciut.

CRAZY PATIENT ✔ (Fin)Where stories live. Discover now