Leva sedang meng-cover lagu terbaru di ruangannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Leva sedang meng-cover lagu terbaru di ruangannya. Jemari lentiknya bergerak menekan tap piano dengan lihai.

"... I pulled away to face the pain, I close my eyes and drift away....
Over the fear that I will never find a way to heal my soul.... And I will wander till the end of time...
Torn away from you...."

Setelah selesai, Leva mengedit videonya dan mengunggahnya ke Youtube. Gadis itu teringat video ketika dirinya bersama Lingga di restoran. Dia ingin meng-upload video tersebut. Jadi, dia memutuskan untuk melihatnya terlebih dahulu.

"Marilah buat banyak video kenangan," kata Lingga.

Leva terdiam mendengar kalimat itu. Dia melihat Lingga yang tersenyum tampan di kamera. Jantungnya berdegup lebih cepat. Bukan karena ketampanan Lingga, tapi ada sesuatu yang membuat perasaan Leva tidak karuan. Rasa takut yang tiba-tiba muncul.

Leva berhenti menonton video itu. Dia memutuskan untuk tidak meng-upload video tersebut ke Youtube. Leva menyandarkan punggungnya ke kursi. Kedua matanya terpejam.

***

Leva muda tampak cemas. Dia melihat beberapa temannya sedang berolahraga voli. Gadis itu tidak bisa bermain voli.

"Leva, kenapa kau masih memakai seragam? Cepat ganti dengan kaos olahraga." Gurunya memberikan instruksi.

Gadis itu mengangguk kemudian berlalu mengganti seragam putih birunya dengan kaos olahraga. Leva kembali ke lapangan.

"Leva, ganti Syifa."

Leva mengangguk. Tanpa dia sadari, seseorang memperhatikannya. Laki-laki bermata onyx black yang menawan.

Tim lawan memukul bola melewati net. Tim Leva menerima bola dan melakukan penyerangan. Leva gemetar ketakutan. Ketika bola ke arahnya, Leva menjerit. Bola pun harus direbut rekannya agar tidak mati di kandang.

Beberapa siswi menoleh tidak suka padanya.

"Lebay banget."

"Dia 'kan orang kaya. Dia tidak mau kulit mulusnya jadi lebam, karena memukul bola."

"Lemah."

"Pemalas."

"Sok cantik."

"Sok imut."

Tentu Leva mendengarnya. Dia terluka, karena ucapan teman-temannya.

Bola menuju ke arahnya. Kali ini Leva tidak bergeming. Dia mematung dan menatap bola tersebut.

Tidak apa-apa, hantam saja aku, agar aku tidak perlu bermain voli lagi, batin Leva.

Namun, sebelum bola itu mengenainya, seseorang melesat cepat menghalangi Leva dan memukul bola tersebut melewati net.

Ephemeral Where stories live. Discover now