Pengorbanan

103 8 2
                                    

Jimin bener-bener marah. Matanya memerah dan napasnya memburu. Pandangannya cuma tertuju pada Hoseok yang sudah stand by dengan semua serangan Jimin.

"Waduh, marah beneran nih," gumam Hoseok.

Jungkook langsung paham akan situasi. Dia terbang vertikal, sepuluh meter diatas tanah dengan angin Cuki sebagai pijakannya. Jungkook menggerakan tangannya dengan lemah lembut. Selang sepersekian detik, petir datang tiba-tiba dan membuat Jimin dan Hipermnestra terpisah jauh.

Cuki dan Hoseok saling menoleh. Mereka mengangguk sekilas lalu Cuki ikut bergabung dengan Jungkook yang berada diatas.

Jimin yang masih dikejauhan ganti menatap marah kearah Jungkook. Cowok itu menggeram, lantas merubah airnya menjadi tombak yang sangat panjang untuk mengenai Jungkook. Jungkook dan Cuki berkelit dengan cepat. Mereka terbang ke selatan. Menghindari tombak-tombak yang Jimin luncurkan.

Sementara itu, Hoseok juga telah ambil bagian. Mereka bertempur jauh diarah utara. Hoseok menembakkan panahnya sedangkan Hipermnestra mengucapkan mantra-mantra untuk membuat perisai dan senjata.

"Bang Jimin, sadar bang !" Teriak Jungkook. Jimin dapat mendengarnya walau samar-samar. Tetapi entah kenapa suara Jungkook itu bisa menjadi suara yang paling dibencinya di dunia ini.

Jimin makin gencar meluncurkan tombaknya dengan membabi buta. Amarah makin menguasai pikirannya.

Cuki dapat mengimbanginya. Tapi dengan energi Cuki yang masih sangat lemah, lama kelamaan gerakan menghindar angin Cuki semakin pelan.

"Aduh, kook," keluh Cuki lemah. Dia hampir aja oleng, tetapi langsung berpegangan kaos Jungkook.

"Kenapa ? Lo nggak apapa kan ?"

Cuki menggeleng. Kekuatannya belum balik sepenuhnya dan dia dituntut untuk menghindar segencar ini.

Jungkook mulai khawatir lagi. Dia harus mencari cara lain yang lebih baik. Hingga satu ide terbesit dipikirannya.

"Kita terbang rendah cuk !"

"Ha ?"

"Pokonya cepetan,"

Cuki mau tak mau harus menurutinya. Ini mungkin bisa menjadi kesempatan emas Jimin untuk menenggelamkan mereka. Tetapi Jungkook bergerak cepat. Dia mencelupkan tangannya kedalam air. Mengalirkan arus listrik yang berdiameter dua kali lipat lebih besar dari biasanya.

Cuki melebarkan matanya saat petir itu merambat dibawah permukaan air. Menyebar dan bereaksi dengan petir lain yang seperti sudah menunggu didalam air.

"Barusan itu apa Juk ?"

Jungkook tersenyum miring, "Lo lupa kalo gue tadi sempet menaburkan bubuk petir hm ? Dan sekarang mereka saling bertemu. Bentar lagi mereka sampai ke tempat bang Jimin," ucap Jungkook.

"Kok lo bisa..."

"Plan B, girl," ucap Jungkook dengan bangga nyerempeg songong.

"Tumben encer banget otak lu," ucap Cuki yang masih terkagum-kagum dengan ide Jungkook barusan.

Makin menjauh, petir-petir itu merambat makin melebar. Menciptakan cahaya yang hampir seterang belasan lampu neon yang dinyalakan bersama.

Jimin yang tadinya masih menghujani Jungkook dan Cuki dengan tombak air, kini mulai berhenti. Netra cokelatnya menatap sinar yang muncul dari dalam air. Cahaya itu menyebar cepat dan membias dipermukaan air. Itu hampir seperti pantulan cahaya bulan dalam jumlah yang banyak.

"Cantik," gumam Jimin tanpa sadar saat cahaya itu tinggal beberapa meter didepannya.

Zrrttttt zrrttttttt !

Son of Zeus - JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang