Ursa Mayor and Ursa Minor

163 18 6
                                    

Vommentnya pleaseu~














Gue memandang kearah luar kaca jendela kafe. Pikiran gue melayang-layang. Dan mendarat pada kejadian tempo hari, kejadian penyerangan dirumah gue.

Gue masih bertanya-tanya siapa yang ngirim empousa itu. Kata cuki, makhluk dunia bawah nggak bakal sampe ke dunia manusia kali nggak diundang. Kalo gitu berarti ada seseorang yang mengundang mereka. Dan gue yakin, kedepannya makhluk itu bakal terus berdatangan untuk membunuh gue.

"Kalo melamun ntar kesambet loh," Sejeong lewat depan gue sambil mengelap meja sehabis ditinggal pelanggan.

Gue tersenyum simpul dan mulai mengelap jendela lagi. Kesambet apaan ? Mereka mendekat aja udah gue usir sih

Ini jam 6 sore. Langit udah gelap, dan baru aja turun hujan. Jadi nggak banyak pelanggan yang datang. Cuma ada dua orang dipojok ruangan, dan ini menjadi kesempatan kita untuk mengisi ulang tenaga dan persediaan serta membersihkan kafe.

"Kook dicariin,"

Gue noleh dan melihat Sejeong menujuk seseorang yang ada didepan meja pantri. Seorang cewek tersenyum dan melambaikan tangan ke arah gue. Gue pun mendekat dengan agak berlari kecil.

"Ra," sapa gue begitu sampe dideketnya.

"Gue cuma mampir kook,"

"Baru pulang ya ?" Tanya gue karena Aira masih menggendong tas besarnya. Nggak tau kenapa, tapi cewek itu kalo kuliah membawa tas segede gaban. Padahal mah kalo gue cuma bawa buku tulis sama pulpen doang. Terlalu rajin kali dia

"Iya. Emmm," dia menggantung ucapannya sembari membaca menu yang ada didepannya.

"Oh. Lo mau pesen apa ? Biar gue bikinin,"

Aira terlihat berpikir beberapa saat, "Cappucino aja deh,"

"Oke. Tunggu bentar ya, lo bisa duduk dulu," ucap gue dan langsung masuk ke dapur.

Mungkin kalian belom tau kalo gue itu paling mahir membuat sajian kopi. Kata boss aja kemampuan gue itu setara sama chef Sun Woo. Heheh

Tapi ya gitu. Gue lebih aktif jadi pelayan ketimbang membuat kopi, nggak mau ribet aja pangeran mah

Akhirnya sebuah cappucino panas tersaji dengan baik. Gue meletakan cangkir itu ke atas nampan dan mengantarkannya ke Aira. Kasian kalo bidadari nunggu kelamaan

"Cappucinonya tuan putri," ucap gue yang membuat Aira tersentak. Dia menaikkan kacamatanya yang sedikit melorot

"Eh iya makasih." Ucapnya lalu fokus sama hpnya lagi

Gue melihat ke sekeliling, kayaknya nggak ada tanda-tanda pelanggan yang akan datang. Nemenin Aira sabi kali ya

"Gue, nemenin lo boleh ?" Tanya gue hati-hati.

Aira mesem sebentar lalu mengangguk, "Oke,"

"Kok lo baru pulang ra ?" Tanya gue

"Iya. Gue ketiduran diatap, makanya baru pulang," dianya nyengir. Bikin gue tambah gemes

Ya lord. Beneran jatuh cinta ini namanya. Jatuh cinta dari pandangan pertama eaaa

"Lo tau ya kalo gue kerja disini ?"

"Tau lah. Gue dulu pernah liat lo. Udah lama sih gue kesininya,"

"Masa sih ? Kok gue nggak tau ?"

"Kita kan dulu belom kenal kook,"

Aku garuk-garuk tembok. Dasar geblek

"Eh iya iya,"

"Makasih ya ?" Kata Aira tiba-tiba

Son of Zeus - JungkookWhere stories live. Discover now