03

173 33 3
                                    

Chapter 03: Little Heart and Big Dream

"Jeon Jungkook?!"
Wheein menatap Jungkook yang ingin menyembunyikan wajahnya.
Luka lebam itu membuatnya semakin buruk. Wheein membantunya untuk berdiri dan berjalan tegap.
"Aku akan mengobati lukamu."

"Ah tidak, tidak. Aku bisa pulang sendiri, Jimin saudaraku tidak pulang hari ini," ujarnya sambil masih memegangi bawah mata kirinya yang perih.

"Kau sudah menyelamatkan nyawaku, aku harus berterimakasih. Sudahlah, ikut aku, aku tidak mau ada yang melihatmu luka-luka begitu." Wheein menarik tangan Jungkook dan mereka berjalan menyusuri lorong hingga sampai tujuan. Dirumah Wheein.

Meskipun Jungkook sudah menolak tawaran itu, Wheein tetap saja tidak akan membiarkan Jungkook pulang dengan keadaan mengenaskan. Ia juga manusia yang punya rasa empati. Dan lelaki itu hanya menunduk sambil melihat tanah.
"Masuklah, aku akan mengambil air panas di halaman belakang." Jungkook mengangguk pelan, Wheein segera berjalan cepat ke belakang rumahnya.

Lelaki itu masuk dan duduk di salah satu sofa empuk kesayangan Wheein. Dirinya sedikit kagum dengan isi rumah Wheein yang terasa seperti rumah orangtuanya.
Ia belum pernah berkunjung ke rumah orang lain semenjak terakhir kali lulus dari SMA dan ia mengajak kekasihnya untuk sekedar makan siang. Tapi sayang, ayahnya yang garang selalu menolak putrinya untuk berkencan.
Tak lama kemudian, Wheein datang membawa sebuah wadah berisi air dan kain bersih sebagai lap.

"Sebentar, aku akan mengambil antiseptik dan plester." Wheein berjalan cepat ke arah kotak yang menyimpan obat-obatan lalu duduk di sebelah Jungkook.
"Apa badanmu juga terluka? Sepertinya tadi orang yang memakai baju merah memukul lenganmu? Apa sakit?"

"Tidak, aku bisa- ah!" Jungkook menahan teriakannya karena ia berusaha menaikkan lengan atas dan karena memang terluka, ia bertingkah seperti itu.

"Ya Tuhan, baiklah, lepas jaketmu, aku juga ambil kain kasa, sebentar!" Wheein segera bangkit dari kursi dan berlari kecil ke kotak tadi. Terdengar suara gaduh yang berjatuhan karena kaki gadis itu terus saja menendang sesuatu.

Sementara itu, Jungkook yang masih ragu akan melepaskan jaketnya, ia terus saja memegang bagian bawah jaket itu. Tak yakin jika ia akan memperlihatkan tatonya.
Wheein datang dan duduk di sebelah Jungkook. Ia sibuk dengan air dan kapas juga obat-obatan yang ia sengaja ambil banyak. Jungkook segera melepas jaketnya dengan gerakan pelan agar tidak semakin kesakitan. Ia menaruh jaket itu di gagang sofa.

"Kalau kau kesakitan, bilang, oke?" Wheein mulai mengambil kapas yang sudah ia beri antiseptik dan sudah siap untuk mengobati luka lebam di wajah Jungkook.

Wheein mendekati Jungkook dan tangannya terulur untuk membersihkan luka pria itu. Jungkook hanya bisa terdiam dan matanya yang melirik ke samping, menghindar dari tatapan Wheein yang sedang fokus.
Setelah bersih, Wheein segera menempelkan sebuah plester di luka tadi. Jungkook sempat meringis kesakitan karena rasa perih, tapi ia tahan karena tak ingin membuat Wheein semakin khawatir.

"Baik, sekarang lenganmu." Wheein kembali membersihkan luka Jungkook. Jungkook terperanjat karena air tadi sudah semakin dingin karena hawanya juga dingin. Wheein meminta maaf dan semakin berhati-hati walaupun dia juga merasa kasihan melihat Jungkook yang harus menahan rasa sakitnya.

Beberapa menit kemudian, mereka terduduk di atas karpet merah. Memegang secangkir teh hangat yang asapnya mengepul bebas ke udara. Kala itu Jungkook hanya terdiam dan menyadari jika hari semakin malam.

Your Guardian Angel [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang