- Epilog -

100 13 12
                                    

Manusia di ciptakan untuk apa?
Kenapa banyak sekali orang yang menyerah, mereka memilih untuk tak hidup. Penderitaan memang benar adanya. Aku pun merasakan begitu.
Tapi, bukankah manusia diciptakan untuk hidup? Walaupun pada saatnya, mereka akan meninggalkan dunia yang fana ini.

Bagaimana ceritanya? Apakah kau mendapatkan sesuatu yang berharga dari cerita ini?

Aku harap kau juga merasakan hal itu.
Vincent Kim dan Jung Yein memang keras kepala, tapi aku tidak bisa menolaknya karena aku juga ingin bebas dari kutukan ini.

Aku memilih untuk tidak lagi berada di kehidupan sekarang.
Tahun 1930, aku berharap dia masih mengingatku.

Selamat tinggal masa depan, memang aku tak ingin semakin terlena dengan apa yang sudah aku lakukan, aku juga perlu istirahat.

"Tuan Yoongi? Kau sedang apa?"

Ah, gadis itu lagi.

"Aku menulis surat.. kau sudah makan?"

"Eung! Barusan! Kalau begitu, aku mau latihan bernyanyi ya? Kapan-kapan kita bisa duet. Kau yang main piano, aku yang bernyanyi."

Aku tersenyum kecil dan mengangguk, ia lantas pergi lagi meninggalkan ku.

Jika kalian penasaran siapa gadis itu, apa boleh buat, aku akan mengenalkan pada kalian.

Namanya Kim Haesun, nama yang indah, bukan?
Gadis cantik yang sempat membuat otakku terus diisi olehnya.
Tentu, dia cantik dan pandai bernyanyi.
Aku belajar bermain piano pun juga hanya untuk dia, Kim Haesun.

Aku tidak pernah tahu jika Haesun setia menunggu kepulangan ku.
Walaupun harus menunggu sampai 3-2 abad.

Aku akan berjanji, jika kita menua bersama- atau bahkan meninggal bersama, reinkarnasi kami juga pasti akan bertemu di masa depan.

Tugasku sudah selesai.

🍁

"Kau sudah melihatnya bukan? Rasa penasaran ku berakhir."
Wheein terlihat tersenyum berseri-seri di samping suaminya, Kim Taehyung.

"Kau senang?"

"Yah tentu! Perasaan apalagi yang bisa aku tunjukkan kalau bukan senang?"

Taehyung terkekeh dan perlahan tangannya memeluk Wheein.
Mereka hanya duduk di bangku bawah pohon Maple.
Tempat dimana Vincent Kim dan Jung Yein dimakamkan.

"Aigoo~ ayah sepertinya terlalu menyukai ibu."

"Oh? Kemarilah." Taehyung menarik tangan anak itu, dan mereka saling berpelukan, mengisi kehangatan yang kosong.

"Aku ingin bertanya."

"Ya, silahkan anakku."

Anak perempuan dengan tinggi se-pinggang Taehyung, ia melepas pelukannya dan menatap manik mata orang tuanya.

"Aku merasakan sesuatu yang aneh. Rasanya aku pernah kesini."

Taehyung dan Wheein saling menatap. Mereka membantu menerjemahkan kata; 'deja vu'
Perasaan yang sulit dijelaskan, tapi ketika orang mendengar kata ini, mereka akan segera mengerti.

"Benarkah? Rasanya seperti pernah kesini? Apa kau ingat?"

Anak itu menatap ayahnya, ia menjadi agak serius.

"Aku tidak ingat. Tapi entah kenapa rasanya aku tidak asing dengan tempat ini."

"Hm, Haeyoon, mungkin di kehidupan mu dulu, kau pernah kesini."
Wheein bersuara.

Gadis kecil bernama Haeyoon itu hanya membulatkan mulutnya.

"Kalau begitu, apakah ayah dan ibu punya kehidupan yang dulu?"

Wheein tersenyum dan membelai rambut anaknya, sementara Taehyung menolehkan pandangannya pada dua pusara makam itu.

"Semua orang punya.. ada manusia yang terlahir kembali, atau bahkan ada manusia yang baru pertama kali lahir di dunia," jelas Wheein dengan sabar.

"Wah kedengarannya menarik."

"Hm ngomong-ngomong, apa kau ingin makan es krim?"

Gadis itu langsung meloncat dari bangku kursi yang ia duduki dan berdiri di hadapan ayahnya.
"Ayo! Aku tunggu ya? Horee es krim!"

"Nak, jangan lari-larian seperti itu."
Wheein geleng-geleng kepala melihat tingkah Haeyoon yang selalu ceria dan bersemangat.

Terkadang mereka berpikir, Haeyoon sangat peduli pada mereka. Anak itu seperti sebuah anugerah yang paling berharga.

"Kau berpikir jika Haeyoon adalah reinkarnasi tuan Yoongi?"

"Eh?"
Wheein tak mengira jika Taehyung punya pikiran yang sama dengannya.

"Aku jadi merindukannya, apa dia bahagia hidup di masa lalu?"

"Entahlah, tuan Yoongi menyimpan banyak rahasia yang masih belum kita ketahui. Tapi rasanya dia sengaja, yah memang ini semua adalah rencananya."

Wheein mengangguk kecil dan mereka melanjutkan perjalanan.

Perjalanan yang panjang dan penuh lika-liku, itulah kehidupan.
Daun di pohon Maple yang berjatuhan, seolah-olah mereka sedang melambaikan tangan, perpisahan untuk saat ini, cerita ini sudah berakhir.–

🍁

Your Guardian Angel [✓]Where stories live. Discover now