10

121 24 8
                                    

Chapter 10: Dying Inside

"Kaki tangan ketua sungguh payah. Bagaimana bisa dia lari dari tugas utama?"

Mata gadis itu perlahan terbuka. Cahaya yang silau berhasil membuatnya tergugah. Badannya penuh dengan luka lebam dan tali yang mengikat hampir seluruh bagian tubuhnya.

Kim Sojung tersadar jika ia sedang tidak baik-baik saja. Ruangan disana terlalu sempit. Ruangan lusuh penuh dengan barang-barang terbelangkai yang rapuh dan rusak.

Kepalanya sungguh pening memikirkan kenapa ia duduk dengan posisi mengenaskan di kursi. Kejadian itu sungguh seperti sulap yang hanya sekejap mampu berubah.
Sojung tak bisa melihat dengan jelas, matanya tak fokus karena ia terus disiksa oleh sinar matahari yang terik dan ia harus menahan itu.

Ia tak tahu alasannya. Kenapa ini semua terjadi padanya. Yang hanya ia ingat adalah terakhir kali ia duduk bersama seorang pria dan wanita, mereka terasa akrab dengannya dan waktu itu juga, ia terbawa oleh dua orang itu.

Kim Sojung, gadis cantik itu hanya bisa meratapi nasib. Entah apakah ada hari esok untuknya, ia selalu berdoa dan menangis, merasa dunia tak adil. Sulit untuk bertahan di kondisi seperti ini. Tak hanya menyiksa fisik, batin dan perasaannya juga ikut tersiksa.

Suara derap langkah yang perlahan terdengar jelas mendekat ke arah Sojung. Gadis itu dengan sigap, menutup kembali matanya, ia selalu pura-pura pingsan setiap kali orang itu melihatnya.

"Kau ini putri tidur ya? Kenapa tidak tidur untuk selamanya? Ayahmu juga menderita sepertimu, kenapa tidak menyelamatkannya?"

Pertanyaan yang selalu sama setiap hari.
Perlahan, setetes air keluar dari matanya. Ia sudah tak tahan lagi dengan semua penderitanya.

"Bunuh saja aku.. jangan ayahku.." ucapnya sambil terisak pelan.

"Tidak, kau tidak akan ku bunuh. Ayahmu juga. Kalian tidak boleh mati." Pria itu berlutut di hadapan Sojung. Ia melepaskan ikatan yang ada di pergelangan tangan dan kaki.
"Kau ingin ayahmu hidup?"

Sojung mengangguk pelan.

"Kau harus membantuku."

"Membantumu? Kenapa?"

Pria itu berdiri dan menutup jendela dengan kelambu. Lalu kembali menatap Sojung.

"Kau mengenal Kim Taehyung dan Jung Wheein, bukan?"

"Kim Taehyung, anggota kepolisian bagian detektif.. dan Jung Wheein.. dia adalah sahabatku.. apa yang kau rencanakan?"

"Tepat sekali." Pria itu menjentikkan jarinya.
"Mereka sedang mencarimu. Kenapa? Karena kau adalah satu-satunya anak dari keluargamu yang masih bertahan karena kedua orang tuamu melakukan korupsi, dan tentu saja mereka sebenarnya ingin menangkapmu dan ayahmu."

"Tidak. Tidak benar! Jung Wheein adalah orang yang paling mengerti padaku, bahkan melebihi orang tuaku. Aku tidak percaya!"

"Dengarkan aku." Pria itu mencengkeram erat bahu Sojung.
"Orang tuamu menggambil uang dari rakyat untuk usaha gelap kalian sendiri. Apa itu tindakan yang benar?"

Itu salah. Sojung tahu itu.
Tapi ia memilih untuk tidak menerima uang atau barang-barang dari uang yang dibeli dari orangtuanya. Ia sudah tahu semua uang yang mereka peroleh sebagian besar adalah hasil dari korupsi.
"Aku akan membayar itu semua, tapi aku tidak akan membenarkan sahabatku sendiri, ia tidak menghancurkanku, meskipun aku tahu aku juga salah, tapi aku tidak mau Jung Wheein ikut campur dalam urusanku."

Pria itu menggeleng pelan dan membuang mukanya dari hadapan Sojung.
"Kau sangat lemah dan tak terduga."

Pistol yang menggantung itu ia ambil dan diarahkan pada dagu Sojung. Tangannya yang terikat cukup membuatnya kesakitan, jika ia mati saat itu juga, setidaknya ia sudah bebas.

Your Guardian Angel [✓]Where stories live. Discover now