28

80 12 6
                                    

Chapter 28: Revenge


Taehyung memutuskan menemui Wheein hari ini. Ia baru tahu jika ponselnya tertinggal, jadi Taehyung akan menjemput Wheein di rumahnya.

Pintu terbuka, Wheein sudah siap dengan setelan kasual, topi, tas ransel, dan jaket tebalnya. Ia masih bisa tersenyum ketika melihat Taehyung.

"Bagaimana luka mu? Apa sudah baikan?"

"Yah lumayan, tidak perlu di khawatirkan."
Wheein menyerahkan ponsel dan jas milik Taehyung yang sudah terlipat rapi di tas tenteng pada Taehyung.
"Kau tidak mengingatkanku kemarin, aku sampai panik sendiri."

Taehyung hanya tersenyum tipis sebelum bisa menjawab.
"Kau pasti di telpon ayahku kan? Seharusnya kau tidak mengangkat telponnya."

Wheein teringat kejadian tadi malam. Suara seorang pria paruh baya yang terus terngiang di kepalanya, tutur kata yang kasar, tidak mencerminkan sikap seorang ayah sama sekali, walaupun Taehyung adalah putra tunggal mereka.

Mereka berangkat dan melanjutkan kuliah, siangnya, mereka berencana hadir di sidang pembukaan tentang masalah Park Seoyou dan segala hal yang mengekorinya.
Yuna, Hoseok dan Jungkook datang. Min Yoongi yang penasaran tentang kasus ini juga datang, mereka datang di sidang terbuka.
Seokjin belum bisa datang waktu itu, ia masih repot dengan pekerjaannya yang tak kunjung selesai.

"Kalian tidak apa-apa kan? Berita kemarin membuatku terkejut, kalian nekat sekali," komentar Min Yoongi yang telah duduk bersama.

"Iya.. kau benar, hal ter nekat yang pernah aku lakukan selama aku hidup." Wheein menunduk lemas, media pasti sudah mengenal dirinya.
Wheein membenahkan maskernya, meski ia akan dikenali, setidaknya ia sudah berusaha untuk mencegah.

"Sidang akan dimulai."
Suasana menjadi hening.

"Tanggal 15 Desember, apakah tersangka datang dari Manhattan ke sini karena menjadi buronan?"

"Benar."

"Tanggal 24 Desember berita mulai menyebar luas. Saksi mengatakan jika tersangka berpergian di rumah orang lain, dengan menggunakan mobil ini?"
Layar ditampilkan, menampilkan foto hasil dari kamera ponsel milik Wheein yang sudah dicetak bersamaan dengan pengumpulan barang bukti dua hari yang lalu.

"Benar."

"Lalu bagaimana dengan pernikahan itu? Kalian tidak mendaftarkan diri ke kejaksaan pengadilan negeri sebagai suami istri. Lalu tentang aksi wanita berinisial W di acara itu, tersangka yang terlibat ada hubungan apa dengan mereka?"

Wheein menunduk, masih berharap sidang ini tidak memojokkan dia.
Ia terus berpikir, jika ia tak ikut campur, pasti urusannya tidak se-rumit ini.

Satu jam sidang berlangsung, Seoyou masih sedikit tertutup meskipun telah menjawab semua pertanyaan.
Taehyung terlihat sibuk dengan ponselnya, Ayahnya akan segera ke Korea Selatan besok, ia akan segera mengurus masalah yang sempat menghebohkan dunia berita kemarin.

"Taehyung, apa kau baik-baik saja?"
Wheein berdiri di depan Taehyung yang berwajah muram. Ia tampak agak kurang semangat.

"Aku jadi ingin pergi dari kota ini."

"Memangnya mau kemana?"

Wheein berjalan mengikuti Taehyung yang sudah sampai di depan pintu kantor tiket pesawat.

"Apakah jauh?"

Taehyung tak menjawab, ia merangkul pundak Wheein dan berjalan berlawanan arah dari kantor penjualan tiket pesawat itu. Taehyung membawa Wheein untuk berjalan-jalan sebentar, ia merasa jika tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika dijalani bersama.

Your Guardian Angel [✓]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum