02

197 31 4
                                    

Chapter 02: Caught in a Lie

Satu hal yang tak bisa Wheein pikirkan adalah mencari ide untuk blog pribadinya ketika terkurung dalam rumahnya hari ini.
Ya, suasana hari ini berbeda pada sebelumnya. Pengungkapan kasus hilangnya anak berusia lima tahun di daerah tempat tinggal Wheein membuatnya harus cuti dari kuliah selama setidaknya kasus ini mulai mereda.


Aneh memang jika dipikir kembali, padahal hanya satu keluarga yang punya anak kecil. Kasus ini merambat cepat selang beberapa waktu karena tak kunjung mendapat kabar yang bagus dari pihak kepolisian maupun pihak keluarga.

Hal ini bisa dirasakan oleh Wheein sendiri. Ia tak seberapa akrab dengan tetangganya karena kebanyakan dari mereka juga adalah pekerja keras yang senang pulang larut malam atau bahkan mereka hanya pulang sekali dalam setahun.
Tetangga sebelah Wheein, Park Jimin memang seusianya, tapi lelaki itu juga terlihat sibuk karena Wheein sering melihatnya pulang subuh sambil menenteng tas kain yang terlihat berat.
Tak mau ambil pusing, Wheein hanya mengabaikannya, mungkin ada urusan yang tak bisa dihindarkan.

"Permisi! Apa ada orang disini?"
Itu suara Jungkook. Ia datang bertamu ke rumah Wheein untuk membagi kue beras yang ia bawa dari Busan.
Wheein bangun dari lantainya, ia berlari menuju pintu depan dan mendapati anak laki-laki berwajah lugu yang ia temui secara tidak langsung dan berhasil membuatnya ketakutan itu sedang membawa wadah berisi kue beras warna-warni ditangannya.

"Ah, kau tak perlu kesini, Jungkook, keadaan sedang tak aman," ucap Wheein dengan wajah gugupnya.

"Tidak ada yang perlu ditakutkan, aku hanya ingin memberimu kue beras ini, semoga kau suka." Tangan lelaki itu terulur ke depan, aroma yang khas dari kue beras itu berhasil membuat hidung Wheein bergerak kembang kempis.
"Lihat, kau menyukainya! Ayolah, jangan sakiti hatiku karena tidak menerima kue ini~"

"Pft.." Wheein menutup mulutnya yang bergetar. Ia tak tahan menahan tawanya karena ucapan Jungkook yang terdengar seperti anak SMP.
"Fiuh, kau ini bicara apa sih? Yasudah, aku ambil karena aku baik." Wheein mengangkat wadah itu. Hangat.

"Nah begini lebih baik. Aku pergi dulu, sampai jumpa!" Jungkook menaikkan tudung jaketnya dan segera pergi menjauh dari rumah Wheein. Gadis itu melihat punggung Jungkook dari jauh.
Lalu ia melihat ke bawah, kue beras yang masih hangat ada ditangannya. Perlahan, sudut bibirnya tertarik ke atas.

"Dasar, kau lebih tua darinya Whee, kenapa jadi begini?"

Sebenarnya Jung Wheein sangat ingin makan cemilan yang manis akhir-akhir ini. Entahlah, walaupun suasana hatinya juga tidak baik-baik saja, tapi tetap saja keinginan itu masih selalu tersimpan dan akan selalu teringat di otaknya.
Yah, Wheein tak bisa mengelak jika ditawarkan makanan-apalagi gratis-dan makanan itu bisa ia simpan untuk persediaan esok hari.

Jam dinding menunjukkan pukul dua belas siang, itu artinya ia harus pergi bekerja dan pulang larut malam jika memang ia harus menjaga toko roti semalam itu.
Wheein pergi meninggalkan rumahnya dan segera berjalan ke arah bus yang akan mengantarnya menuju toko roti tempat Wheein bekerja.

Suasana kota Seoul hari itu cukup ramai. Apalagi bulan ini termasuk bulan yang sibuk untuk para pelajar maupun mahasiswa yang akan segera lulus.
Wheein masuk ke dalam toko roti yang baru buka dan mendudukkan dirinya ke kursi kayu yang selalu berada di dekat kasir.
Disana ia bertemu teman kerjanya yang juga sama-sama hadir di waktu yang hampir sama. Hanya saja temannya telat 4 menit.

"Maaf aku terlambat, bus sedang banyak menampung penumpang," ucapnya sambil segera mengambil celemek dan memakainya.

"Hey, kau tidak telat satu jam... bahkan aku pernah lebih parah."
Wheein mendesis pelan karena temannya selalu bertindak profesional dan itu membuat Wheein semakin gengsi ketika berada didekatnya.

Your Guardian Angel [✓]Where stories live. Discover now