“hah? Ya enggaklah pak, ngapain marah coba?”

“tapi saya denger kamu gak masuk sekolah kemarin?”

“oh hiya itu kan aku ada kepentingan keluarga, iya hehe” entah kenapa mengucapkan kata keluarga membuatnya merasa aneh, sedangkan Reza hanya mengangguk, Bintang memperhatikan gurunya itu dari samping,

“pak”

“hmhh?”

“bapak mirip suami aku” ucapnya polos yang membuat Reza mengerem mendadak,

“maksud kamu?” tanya Reza

“eheh,iya suami halu aku, Ji chang wook, bapak mirip dia” jawab Bintang dengan kekehan, Reza menghela nafas Panjang, adik temannya ini benar-benar menyebalkan, ia menatap Bintang kemudian ikut tertawa kecil

“bintang bintang, kamu ini”

“kenapa?”

“enggak”

“beneran tau pak ih, mirip banget”

“ngawur aja kamu ini” ucap Reza sembari kembali melajukan mobilnya,

“beneran tau pakk, nih liat” ucap Bintang sembari menyodorkan handphonenya yang menampilkan foto actor tampan asal korea itu, Reza meliriknya sekilas

“terserah ah” jawab Reza, Bintang terkikik kecil

“kamu ini ya, nyebelin, kalo udah gede aja pasti saya-” Reza menggantung ucapannya,

“saya apa?” tanya Bintang

“saya nikahin” jawab Reza yang sukses membuat Bintang cengo

“ehh-“
“kalo gitu mah sekarang aja pak, mau kok” jawabnya mantap yang kini membuat Reza cengo, dan Bintang sendiri merutuki mulutnya, berani sekali ia bicara seperti itu,

“ya Allah kamu ini” Reza tertawa kecil dengan keanehan muridnya ini, ia mencubit pipi Bintang gemas, entah kenapa muridnya ini begitu menggemaskan

Bintang ikut tertawa kecil selanjutnya mereka mengobrol hal lain, bukan seperti murid dengan guru tapi lebih seperti dengan teman.

Sedangkan ditempat lain, Alkena menatap nanar kepergian mobil putih yang membawa Bintang, Aliv menepuk bahu Alkena,

“sabar sob, gue tau itu sakit”, Alkena menoleh, bibirnya menukik kebawah

“saingan gue guru masaa huwaaa” ucapnya sembari memeluk Aliv, Aliv menepuk punggung Alkena pelan

“sabar, sabar, jodoh gak bakalan kemana ken” hibur Aliv, Alkena melepaskan pelukannya, ia tidak menangis kok, hanya hiperbola saja.

“kalo gini caranya gue kalah lah” ucap Alkena memelas,

“mondoor mondoorr, yap teros mondorr” ucap Diki menirukan gaya tukang parker, Alkena mendaratkan kunci motornya di dahi Diki

“anying” ringisnya,

“tapi sih secara fisik lo gak kalah kok sama pak reza, apalagi lo lebih muda dari dia, urusan duit juga, masih tebelan lo kayaknya” ucap satya,
sejenak Alkena tersenyum kemenangan,

“Cuma yaa kalo dari segi sikap sama sifat ya lo kalah telak” ucap Revan dingin, mendadak senyum Alkena luntur

“maksud lo?”

“yaiyalah, secara pak Reza itu guru, pinter, sikapnya juga jelas baik, keliatan, coba elo, emang sih pinter, tapi kerjaan bolos, ngelawan guru bp, hobi kesiangan, sama guru cek cok mulu, ya jelas bukan menantu idaman bu Raya” tutur Revan yang seketika membuat Alkena down

Alkena [END] Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt