Bab 13 : Kejujuran Syahla

253 21 0
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"Dunia itu sementara, tempat dimana kita bersusah payah terlebih dahulu mencari amal untuk akhirat. Dan, akhirat lah tempat akhir pertanggungjawaban atas semua perbuatan kita di dunia."

~ Assalamu'alaikum, Ya Ukhti ~
Epina Mardiana

🌻🌻🌻

Bel istirahat berbunyi, murid SMP 1 Bintang berhamburan keluar kelas. Ada berlari ke kantin, perpustakaan, namun ada juga beberapa murid tetap berada dalam kelas. Anak-anak di kelas sibuk menyelesaikan catatan, bercanda ria, tidur dan ada juga menyibukkan diri dengan alat elektronik sedang berbentuk persegi panjang.

Tidak terkecuali dua gadis mengenakan hijab berwarna putih dan satu lagi berwarna biru tengah duduk berdampingan bersamaan laptop di hadapan mereka. Sesekali kedua gadis itu tersenyum, tertawa bahkan berteriak histeris membuat teman sekelas heran melihatnya.

Mereka berdua menonton tayangan live, diisi oleh beberapa artis sekaligus boyband terkenal dari negeri ginseng. Seolah tidak peduli dengan tatapan heran dan tidak suka dari teman sekelas karena keributan yang mereka ciptakan, dua gadis itu tetap melanjutkan aktifitasnya menonton perform boyband di laptop sambil berteriak hingga meloncat kegirangan mendengar lagu yang dinyanyikan boyband Korea tersebut.

Lagu dan musik seolah menjadi dunia Syahla. Dimanapun dan kapanpun musik selalu menenaminya. Tidak pernah tertinggal satupun musik idolanya ia dengar. Jika merasa sedih, senang, atau suasana hati tidak baik, maka musiklah menjadi obat Syahla. Mendengarkan musik bisa membuatnya lebih nyaman, tentram dan menjadi alunan indah tersendiri bagi penyemangat Syahla.

Hingga tanpa sadar, Syahla telah mengabaikan indah dan tentramnya ketika membaca Al-Quran, memperdengarkan murottal, mentadabburi bahkan menghayati setiap kalamNya. Al-Quran adalah obat paling mujarab untuk membuat hati lebih tenang daripada obat lainnya, termasuk musik yang di gadang-gadangkan dapat menentramkan hati. Justru musiklah dapat membuat kita lalai dalam hal akhirat dan bisa mematikan hati.

"Minggu depan mereka ke Indonesia. Lo ikut sama gue nonton konsernya, ya?" Gadis berjilbab biru menatap penuh harap pada gadis berjilbab putih setelah menonton tayangan perform idol mereka.

"Aku.. kayaknya nggak bisa, deh. Kamu tahu kan gimana orang tuaku. Aku nggak boleh keluar malam, apalagi nanti selesai konsernya pasti sampai tengah malam," Gadis berjilbab putih tersenyum miris mengingat temannya itu bebas keluar tanpa aturan.

"Yah.. ayolah Syahla. Lo kan bisa cari alasan biar bisa keluar. Ini pertama kalinya konser di Indonesia, jarang banget loh bisa ketemu mereka langsung. Ayolah Syahla.."

"Aku nggak bisa Maira," Syahla menggeleng pertanda tidak bisa menerima ajakan temannya bernama Maira.

"Gue berharap banget lo ikut. Secara, lo kan satu-satunya teman kpopers gue dari kelas 1 sampai kelas 3 akhir ini."

"Aduh.. gimana ya?"

"Gue bantu lo, deh."

"Tapi Mai,"

"Emangnya lo nggak mau ketemu mereka langsung. Nyesel kalau lo nggak ikut, ini pertama kali mereka konser di Indonesia. Nah, selanjutnya nggak tahu mereka bisa datang kesini lagi apa nggak. Kesempatan emas ini, Syah!"

Syahla mengerjap mendapati bantuan Maira. Ia menimang lagi apa yang akan terjadi jika berbohong pada orangtuanya. Syahla pernah mendapat nasehat Latifa, Dani dan Rizfan kalau sekali ia pernah berbohong maka dikemudian hari akan kecanduan berbohong.

Assalamu'alaikum Ya UkhtiWhere stories live. Discover now