Bab 27 - Satu Langkah

113 12 4
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

" Bukan perihal siapa cepat dia dapat, melainkan perihal siapa tepat dia dapat. Karena ini perkara agama bukan dunia. "

~ Assalamu'alaikum, Ya Ukhti ~
Epina Mardiana

🌻🌻🌻

Lechia berlari tergesa layaknya di kejar rentenir. Nafas terengah, wajah memerah, keringat membasahi seluruh tubuh hingga kaki mulai terasa keram. Sesekali menoleh ke belakang, menyapu ke seluruh tempat memastikan mereka tidak melihat keberadaannya. Lechia menghela nafas lega. Pilihan lari demi menyelamatkan diri akhirnya berhasil.

Sesampainya di rumah, Lechia menghamparkan tubuh di rumput sintetis yang ada di depan rumah dengan kolam ikan sebagai percantik taman. Keringat mengucur deras dari ujung rambut hingga ujung kaki seperti habis mandi. Lechia pun tidak tahu kenapa setakut ini. Padahal, Lechia sering bertemu dengan mereka. Tapi untuk kali ini, Lechia takut, dia belum siap bertemu dengan mereka apalagi di tempat yang tidak seharusnya ia kunjungi.

“Astaga! Berasa... dikejar rentenir, hah... dikejar... anjing, dikejar... makhluk tak kasat mata campur jadi satu. Haah... copot dah jantung gue...” celoteh Lechia dengan nafas terengah-engah. Ia memejamkan mata menikmati sinar matahari sore sekaligus angin sepoi menerpa kulitnya. Dingin semakin terasa ketika angin berembus kencang hingga membuatnya tidak kepanasan lagi.

Lechia mengingat kembali apa yang baru saja terjadi padanya. Sampai ketika Lechia membuka mata selebar lebarnya, ada satu hal yang ia lupakan. Mbok siti! Ia lupa bahwasannya sore tadi pergi bersama Mbok Siti. Sekarang, tanpa sadar Lechia meninggalkan Mbok Siti disana dengan motor maticnya. Saking terkejut dan takut jika orang yang ia kenal memergokinya, Lechia spontan kabur dari sana.

“Ya Tuhan! Bodoh banget sih lo, Lechia! Masa Mbok Siti lo tinggal gitu aja!” Lechia merutuki diri sendiri. Betapa besar tingkat kelupaan Lechia hingga tanpa sadar meninggalkan Mbok Siti yang pastinya kelimpungan mencari keberadaannya.

Baru beranjak dari posisi, Lechia mengernyit melihat mobil hitam berhenti di depan gerbang. Penasaran, Lechia melangkahkan kaki mendekati gerbang melihat siapa gerangan pemilik mobil hitam tersebut. Spontan saja Lechia berteriak bersamaan Mbok Siti turun dari sana.

"Mbok Siti! Ya ampun, Mbok... Lechia minta maaf banget pokoknya. Lechia nggak bermaksud tinggalin Mbok Siti, " ujar Lechia panik seraya memeluk erat Mbok Siti. Pikirannya kalangkabut ketika melihat mereka sampai memilih kabur hingga melupakan Mbok Siti.

Lechia mengurai pelukannya ketika seorang perempuan mengenakan gamis hitam serta cadar dengan warna senada turun dari kursi kemudi. Bertanya pada Mbok Siti secara berbisik, namun senyuman tipis lah yang Lechia dapatkan. Kebingungan semakin menjadi saat perempuan itu menghampiri Mbok Siti kemudian berbincang seraya tertawa kecil.

“Ini Bu Linda. Beliau yang antar Mbok sampai rumah. Oh ya, motornya Non di bawa anaknya Bu Linda. Bentar lagi juga sampai.”

Lechia mengangguk paham. Ia tersenyum sopan sambil berjabat tangan dengan Linda dan mengucapkan terima kasih banyak sudah mengantar Mbok Siti. Ada rasa menjanggal ketika Linda tak kunjung melepas jabat tangannya.

Kejanggalan pun semakin terasa ketika Linda menatap intens Lechia. Kemudian, hal tidak terduga terjadi. Pikiran Lechia berkecamuk saat Linda memeluknya erat. Kedua tangan Lechia menggantung di udara. Ia bingung harus membalas pelukan Linda atau tidak.

Assalamu'alaikum Ya UkhtiWhere stories live. Discover now