Bab 16 : Cinta dan Benci

238 19 0
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"Cintailah orang yang kamu cinta dengan sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia yang kamu cinta menjadi orang yang kamu benci. Dan bencilah orang yang kamu benci sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia yang kamu benci menjadi orang yang kamu cintai."
(HR. At-Tirmidzi)

~ Assalamu'alaikum, Ya Ukhti ~
Epina Mardiana

🌻🌻🌻

Bel pulang berbunyi. Hal paling ditunggu seluruh murid tidak terkecuali keempat perempuan yang selalu bersama. Setelah siswa di kelas berkurang, Aisyah sibuk merapikan buku Lechia kemudian ia masukkan ke dalam tas. Sedangkan Zahra dan Syahla membantu Lechia berdiri. Karena, tadi Lechia bilang dia pusing lagi bahkan lebih parah dari sebelumnya.

"Lechia, kita kerumah sakit ya. Wajah kamu makin pucet loh," usul Zahra sembari menuntun Lechia sampai ke depan kelas.

"Bener tuh. Mending kerumah sakit aja, takut kenapa-napa. Nanti kalau kamu tambah pusing, pucet, pingsan, trus gimana kalau tiba-tiba kamu di diagnosa-"

"Huss... Aisyah! Kamu itu kebiasaan banget," tegur Zahra. Di belakang, Aisyah menggembungkan pipinya kesal, menggerutu tidak jelas seraya memeluk erat tas Lechia yang ia bawa.

Lechia tertawa kecil melihat interaksi sahabatnya terbilang unik itu. Sekilas ia melirik Syahla, sejak keluar dari kelas hanya diam. Tak berselang lama tangan Syahla bergerak memeluk erat lengan kanan Lechia.

Lechia mengeryit. "Syahla," panggilnya.

"Hm.." gumam Syahla.

"Kamu nggak pa-pa, kan?" Lechia sedikit menunduk melihat wajah Syahla.

Syahla menggeleng pelan pertanda tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Semakin lama pelukan Syahla mengerat membuat Lechia tambah bingung.

"Jangan kayak gini.." lirih Syahla.

Sejenak langkah Lechia terhenti. Ia menarik bahu Syahla supaya menghadapnya. Lechia terbelalak kaget ketika Syahla menangis saat itu juga.

"Kok kamu nangis sih, Syah?" tanya Lechia panik sembari menyeka air mata Syahla.

"Gara-gara kamu lah. Kenapa juga sakit kayak gini? Hobi banget bikin orang khawatir, hiks.."

Bukannya tambah panik, Lechia pun tertawa mendengar jawaban Syahla. Ia pikir, Syahla sedang ada masalah atau apapun itu sampai menangis. Ternyata, Syahla menangis karena dirinya.

"Kok ketawa, sih. Aku tuh khawatir sama kamu. Nggak biasanya juga kan kamu sakit kayak gini, hiks.." cerocos Syahla masih betah dengan tangisannya.

Lechia tersenyum tipis. Ia paham betul bagaimana pribadi Syahla. Hatinya begitu sensitif perihal apapun yang mudah membuatnya menangis.

Lechia segera memeluk Syahla. Ia menepuk pelan punggung Syahla sembari tersenyum. "Iya, aku tahu. Namanya juga sakit, Syah. Siapa sih yang mau sakit? Nggak ada kan."

Syahla mengangguk kecil dipelukan Lechia. Dibelakang, Zahra dan Aisyah tersenyum melihat interaksi Syahla pada Lechia.

Lechia melerai pelukannya. "Udah, sekarang kita pulang, ya."

Syahla mengangguk seraya mengusap sisa air mata di pipinya. "Kami antar kamu sampai rumah."

"Nggak us-"

"Nggak ada penolakan. Bahaya kalau kamu pulang sendiri, ya kan?" sela Syahla.

Aisyah dan Zahra kompak mengangguk menyetujui ucapan Syahla. "Bahaya banget malah. Nanti kalau kamu pingsan di tengah jalan gimana?"

Assalamu'alaikum Ya UkhtiWhere stories live. Discover now