AkaKuro-1

352 33 26
                                    

Catatan:
Semua karakter Knb BUKAN milik Author. Typo akan bertebaran dan OOC kemungkinan besar terjadi.

Happy Reading!
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kuroko memgetuk-ngetuk ujung pulpen ke meja. Dia bertopang dagu, memandangi papan tulis yang penuh dengan istilah-istilah geografi. Kuroko memandang keluar jendela, menikmati pemandangan lapangan outdoor. Kuroko beruntung mendapat meja paling pojok belakang. Dia jadi mendapat spot pemandangan yang bagus.

Bel pulang sekolah berdentang. Si surai baby blue merapikan barang-barangnya dan bergegas keluar bersama murid-murid yang keluar secara berkelompok.

Tujuan Kuroko bukanlah cafe atau ruang klub. Karena tubuhnya yang lemah, dia jadi tidak bisa ikut klub basket yang selalu ia idam-idamkan. Dia terpaksa ikut klub kerajinan tangan dan masuk OSIS agar dapat diawasi oleh tunangannya. Langkahnya terus mengarah ke ruang OSIS.

Pintu bergeser membuka. Membuat Kuroko dapat melihat ruangan OSIS yang sepi. Dia menghela nafas dan berjalan ke balik sekat bergaya jepang yang dibeli tunangannya tepat setelah pengangkatannya sebagai ketua OSIS.

Bola mata birunya menangkap sosok tunangannya yang tengah duduk di balik meja kerja ketua OSIS. Seorang laki-laki bersurai merah dengan mata heterokromatik, merah-kuning/orange. Kuroko menghela nafas dan duduk di balik meja wakil ketua OSIS. Dia meletakkan tas di lantai sebelum menendangnya hingga masuk ke bawah meja.

"Apa sudah ada anggota baru yang datang, Akashi-kun?" tanya Kuroko sambil meraih salah satu arsip.

"Belum semua, Tetsuya." jawab Akashi singkat.

Walaupun itungannya bertunangan, Kuroko tetap merasa canggung. Akashi bertolak belakang dengannya. Akashi menjadi pusat perhatian dan Kuroko nyaris tidak diperhatikan. Bahkan mungkin saja banyak dari anak angkatannya yang tidak mengenal siapa itu Kuroko Tetsuya.

"Tetsuya, bagaimana kalau kita berkuda di akhir pekan?" usul Akashi.

Kuroko membelalak. Ah! Lagi-lagi tunangannya lupa. Memang sering, sih. Tapi, Kuroko terus merasa sakit. Rasanya dia semakin tidak pantas saja untuk orang sesempurna Akashi.

Mata Akashi melebar sesaat sebelum kembali normal dalam hitungan detik. "Ah... lupakan. Bagaimana kalau jalan-jalan dan ke cafe saja?"

Mau tidak mau Kuroko mengulas senyum tipisnya. "Aku baik-baik saja dengan usulanmu, Akashi-kun."

Rona tidak bisa Kuroko sembunyikan ketika tunangan bersurai merahnya mengacak rambut baby bluenya. "Bagus. Akan kujemput kamu di depan kamarmu."

Kuroko hanya tersenyum. Dia senang Akashi memperhatikannya. Tapi, dia tidak suka mendengar rumor anak-anak cewek. Memang hubungan pertunangan mereka disembunyikan. Semua orang mengira mereka hanya teman. Tapi, tidak sedikit orang yang bergosip bahwa Kuroko menggoda tunangannya itu. Itu yang membuat Kuroko geram.

Ah! Itu memang konsekuensi memiliki hubungan dengan orang yang populer.

***

Hari Jum'at, sepulang sekolah.

Kuroko melangkah cepat menyusuri lorong. Dia mendapat pesan dari Kise bahwa Kise melupakan kuncinya di dalam kamar dan dia tidak bisa masuk. Kise memang teman sekamar terburuk yang Kuroko punya. Tahun kemarin, dia sekamar dengan Izuki Shun yang jelas jauh lebih bertanggung jawab dari Kise walaupuan selalu melontarkan lelucon tidak lucu.

Langkah Kuroko terhenti di depan kelas 3-1. Kelas Akashi. Mata biru indah Kuroko menangkap sosok tunangan bersurai merahnya tengah mengobrol dengan seorang laki-laki bersurai coklat. Furihata Kouki. Teman sekamar Akashi sekaligus sekretaris OSIS. Laki-laki yang mudah gugup namun bisa dibilang populer. Pasangan yang cocok untuk Akashi, kan?

Spring SeasonWhere stories live. Discover now