AoKaga-2

264 32 11
                                    

Catatan:
Semua karakter KnB BUKAN milik Author. Typo akan bertebaran dan OOC kemungkinan besar akan terjadi.

Happy Reading!
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Di cafe depan asrama, Kagami duduk berhadapan dengan Aomine. Kagami mengaduk-aduk kopi yang ia pesan ketika ia baru datang. Sedangkan cowok bersurai navy blue di depannya itu masih asyik membaca majalah Mai-chan terbarunya itu.

Kagami menguap dan meminum kopi yang sudah ia aduk-aduk sedari tadi. "Oi, Aho! Kalo kamu enggak mau ngomong apa-apa, mendingan aku pergi saja!"

Si surai merah bangkit sambil membawa gelas sekali pakai berisi kopinya. Dia tersentak ketika teman dakiannya ini mencengkeram lengannya dan menariknya hingga ia kembali duduk.

Mata Kagami menyipit, dia bersedekap dan memandangi Aomine dengan kesal. "Apa yang pingin kamu katakan, sih, Aho?!"

"Thanks karena nyuruh Satsuki yang mengobatiku." kata Aomine.

"Hmph! Aku tahu kalau kamu pasti modus, jadi kupanggilkan saja sekalian." kata Kagami.

"Tapi, aku beneran nyelametin kamu tahu!" seru Aomine.

Kagami memutar bola mata. "Terserahmu, Aho! Pokoknya, gimana PDKT-mu itu?"

Aomine mengacungkan jempol. "Sukses!"

Kagami hanya mengangguk sambil kembali meminum kopinya. Dia menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi dan melirik keluar jendela. Bunga sakura-nya belum bermekaran.

Aomine menendang kaki Kagami pelan. "Kamu juga cari pacarlah! Terus, nanti bilang ke aku! Akan kubantuin!"

Kagami memutar bola mata. Dia tidak punya niatan untuk pacaran selama dia bersekolah di Jepang. Dia hanya mengangguk saja. Siapa tahu nanti dia bertemu jodohnya, kan hanya Tuhan yang tahu siapa jodohnya.

"Jadi, apa rencana selanjutnya?" tanya Kagami.

"Hm? Menurutmu?"

Kagami menghela nafas panjang. Seharusnya dia tahu kalao Aomine itu Aho-nya kebangetan. Mana mungkin dia mikirin rencana selanjutnya.

"Bagaimana kalau kamu bertindak seperti teman saja?" usul Kagami. "Coba saja mengobrol dengan dia."

Si surai merah tersenyum ketika melihat temannya tersenyum. "Thanks, Bakagami!"

Kagami melirik acungan tinju Aomine. Dia menghela nafas dan menyambut tinjuan itu. "Semangat, ya. Semoga aku tidak harus mendengar keluhan ingin pacar darimu lagi."

Hari itu, Kagami nerasa ada yang aneh dengan dirinya. Entah kenapa dia merasa... tidak nyaman. Ya sudahlah. Paling tidak dia tidak perlu mendengar keluhan yang membuat darah tinggi dari si Ahomine.

Yah, ini yang terbaik kan?

***

Kagami merebahkan dirinya ke tempat tidur. Tiduran setelah latihan basket memang yang terbaik. Dia melirik ke meja penuh dengan buku-buku arsitektur.

Teman sekamarnya belum pulang. Sepertinya dia mendapat tugas patroli malam lagi. Kagami bangkit duduk. Kagami mengambil handuk dari gantungan di balkon dan beranjak ke kamar mandi. Dia harus mandi dengan air hangat malam ini.

Seusai mandi, Kagami menghempaskan diri ke kasur, tidak peduli kasurnya menjadi lembab karena rambutnya yang belum kering sempurna.

Pintu berderit terbuka, membuat Kagami mengangkat kepalanya. Masuk surai hijau dengan piyama orange polos yang ditutupi coat berwarna coklat bergaya klasik yang biasanya dipakai Ayah Kagami selama musim gugur. Kagami mengamati Midorima yang tengah memasukkan sepatunya ke lemari kecil yang mereka sepakati untuk digunakan sebagai tempat sandal dan sepatu.

Midorima menyampirkan coat-nya di kursi meja belajar dan membuka laptop canggihnya. Kagami mengerutkan kening ketika melihat raut wajah Midorima yang tampak... kaget dan bingung.

Kagami menguap. "Kenapa?"

"Coba lihat situs klub koran sekolah kita-nanodayo." gumam Midorima.

Dengan malas Kagami mengambil hp miliknya yang sedang dicas di nakas. Dia membuka situs klub koran yang jarang sekali ia lihat. Laki-laki dengan surai merah itu melongo melihat artikel yang baru saja diunggah klub koran.

NEW COUPLE! KEDUA KETUA ASRAMA: MIDORIMA SHINTAROU DAN AIDA RIKO!
Apa hubungan mereka sebenarnya? Nantikan penjelasannya di koran sekolah edisi besok!

Kagami mematung. Dia menoleh ke arah Midorima. "Serius? Kamu dan Aida Riko?"

Kagami menelan ludah ketika Midorima memelototinya. "Menurutmu-nanodaho?! Kamu, kan, tahu aku suka siapa-nanodayo."

"Siapa tahu kamu sudah move on." sahut Kagami sambil mengangkat bahunya.

"Kenapa mereka membuat berita tidak penting begitu, sih-nanodayo?!" gerutu Midorima.

"Supaya banyak yang beli?" tanya Kagami. "Mereka butuh gosip dari para murid terkenal, kan."

Midorima menghela nafas panjang. Kagami tahu bahwa teman sekamarnya ini kesal dan lelah. Si ketua asrama itu memang tidak suka kalau privasinya diumbar-umbar, apalagi kalau bentuknya gosip seperti ini.

"Aku harus bilang ke Akashi-nanodayo." gerutu Midorima.

Kagami kembali meletakkan hp di nakas dan merebahkan tubuhnya. "Yah, biar ketua OSIS absolut itu saja yang menanganinya."

Laki-laki bersurai merah yang tengah tiduran itu melirik Midorima yang membolak-balik buku arsitektur tanpa membacanya. Ok. Teman sekamarnya sudah masuk ke mode frustasi. Ini akan jadi malam tanpa tidur bagi kagami.

Kagami duduk dan bersandar ke papan kepala. Dia menarik bantal ke pelukannya dan menyangga kepalanya dengan bantal yang ia peluk itu. "Kenapa lagi?"

"Apa dia akan mengirimiku lagi-nanodayo?" tanya Midorima. "Bukannya aku ingin-nanodayo."

Saking frustasinya, Kagami mengacak rambutnya. Dia lupa kalau selain Midorima itu polos soal percintaan (padahal kamu juga), si ketua asrama itu juga tsundere. Kagami bingung kenapa dia punya *ehem* penggemar rahasia (walaupun Kagami tahu siapa penggemar rahasia itu).

"Kalau kamu tidak ingin, kenapa mikirin?" goda Kagami.

Midorima melemparkan pandangan kesal. Laki-laki itu menutup buku dengan keras dan menuju kamar mandi. Kagami mendengar suara air. Sepertinya Midorima tengah melakukan ritual sebelum tidur.

Kagami bersyukur dia tidak perlu mendengar curhat Midorima. Laki-laki bersurai merah itu kembali berbaring dan menyelimuti dirinya dengan selimut tebal.

Beberapa menit kemudian, dia merasa lampu kamar mandi sudah dimatikan. Lalu, derit tempat tidur Midorima terdengar.

"Ah! Besok ada rapat soal latihan bersama klub atletik itu-nanodayo," kata Midorima. "Jangan sampai terlambat-nanodayo."

Kagami menguap. "Iya."

Kagami menyalakan lampu tidur di nakas, tepat sebelum Midorima mematikan lampu pijar. Kagami terdiam, belum bisa tidur. Dia memikirkan rencana untuk mendekatkan Aomine dan Momoi.

Sepertinya latihan gabungan akan menjadi saat yang bagus. Ok, Kagami tidak sabar menantikannya.

to be continued

Terima kasih sudah membaca! Jangan lupa pencet bintang dan berkomentar!

Pelukan terima kasih dari seluruh karakter🤗

See you next chapter!

Spring SeasonNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ