MuraHimu-4

229 31 10
                                    

Catatan:
Semua karakter KnB BUKAN milik Author. Typo akan bersebaran dan OOC kemungkinan besar terjadi.

Happy Reading!
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Himuro masih ingat dia langsung kabur setelah mendapat pesan menyebalkan dari Takao. Ingin sekali dia menyumpahi Takao yang berbuat usil seperti itu.

Himuro memandang meja belajar Kasamatsu yang tidak dipakai. Biasanya sepulang sekolah, Kasamatsu langsung ke kamar untuk belajar. Tapi, sekarang tidak.

Ponsel berdenting. Himuro memandang kesal kontak yang dia namai 'si Biang Kerok'. Rupanya Takao mengiriminya gambar. Kalau itu gambar keusilannya lagi, Himuro benar-benar akan menyumpah serapahi Takao.

Rupanya Takao mengirim foto yang penjawab pertanyaan tentang di mana Kasamatsu berada. Foto meja di sudut cafe yang sering dipakai Kasamatsu. Namun, bukan hanya sosok Kasamatsu tapi juga sosok tinggi bersurai kuning.

"Ah... sepertinya Kasamatsu benar-benar memperankan sosok pacar." kekeh Himuro.

Namun kekehannya terhenti ketika melihat buku pelajaran di meja yang memisahkan kedua orang itu. "Tapi tetep aja belajar."

Ponselnya kembali berdenting. Himuro melihat siapa yang mengirimi pesan dan langsung bangkit dari tidurannya ketika membaca nama yang tertera di layar ponselnya.

Murasakibara

"Kenapa dia ngirimin pesan?"

Kilasan kejahilan Takao kembali terlintas di benak Himuro. Wajahnya memerah. Dia memeluk bantalnya dan menenggelamkan wajahnya ke bantal.

|Cake Muro-chin enak.

Makasih|

|Nanti buatkan lagi, ya!

Iya|

|Tulisannya...

Wajah Himuro sudah memerah. Kalau Takao melihatnya, sudah pasti dia diejek habis-habisan. Entah dibilang kayak tomat atau lobster rebus. Ah! Himuro terlalu malu memikirkannya.

Takao-senpai yang menuliskannya|
Kalo itu membuatmu risih, maaf|

|Kalo itu dari Muro-chin gak apa

Rona merah yang mewarnai wajah Himuro tampak semakin pekat. Himuro tidak ada niatan membalas pesan yang... begitu membuatnya malu.

Dia merasa jantungnya berdegup lebih kencang. Seperti ketika habis olahraga. Lalu, dia ingat perkataannya pada Kasamatsu. "ARGH! AKU UDAH GILA!"

***

Menjelang sore. Ulang tahun sekolah.

Semenjak Himuro bilang bahwa dia gila, laki-laki itu berusaha sebisa mungkin menjauhi Murasakibara. Dia memang kadang-kadang memberikan Murasakibara camilan buatannya dan Takao, tapi sebisa mungkin dia tidak memberikannya secara langsung.

Kenapa tidak secara langsung? Karena Himuro yakin pasti wajahnya akan langsung memerah dan jantungnya tidak normal lagi. Dia saja kadang-kadang memikirkan cowok bersurai ungu itu di tengah pelajaran, membuatnya terpaksa menerima omelan atau tambahan tugas sebagai hukuman.

Takao menjentikkan jemari di depan wajah Himuro. "Hello, Himuro! Jangan bengong!"

"Ah! Iya." gumam Himuro.

"Aku tidak menyangka banyak yang akan berkunjung ke stan cafe," kekeh Takao. "Padahal pasti mereka sering ke cafe."

"Mungkin karena ingin membeli persiapan untuk nanti malam." kata Himuro sambil memasukan uang ke kotak yang menjadi penyimpanan uang.

"Kamu sendiri gimana?" tanya Takao.

Himuro menoleh. "Apa?"

"Tidak mau membeli sesuatu buat nanti malam?"

Himuro terdiam. "Mungkin nanti aku akan beli di stan klub memasak."

Himuro memandangi Takao yang tampak... murung? Alis Himuro tertaut. Lalu, dia teringat akan suatu kejadian yang kemungkinan besar adalah sebab kakak kelasnya ini tampak murung.

"Masih murung karena itu?"

Takao menoleh. Wajah murungnya tiba-tiba berubah dengan kecepatan yang mengejutjan. Takao tesenyum lebar sampai matanya nyaris tertutup. "Tidak, kok."

"Aku tahu Senpai bohong," kata Himuro. "Setidaknya tidak usah menyembunyikan perasaan Senpai padaku."

Takao terkekeh. "Iya, iya."

Himuro berbalik ketika merasa ada yang berdiri di belakang. Refleks dia melangkah mundur ketika melihat sosok tinggi Murasakibara menjulang di depannya.

"Ohayo, Muro-chin." sapa Murasakibara.

Himuro tersenyum canggung. "Ohayo. Kamu mau beli apa?"

Murasakibara mencengkeram pergelangan tangan Himuro. Membuat yang dipeganng tersentak dan menegang. "Mau mengobrol dengan Muro-chin."

Himuro tampak panik. Dia melirik Takao, meminta bantuan. Namun yang dilirik hanya membekap mulutnya. Himuro tahu bahwa dia sedang tertawa

"Tapi, Takao-senpai pasti membutuhkan bantuanku."

Namun, yang Himuro dapatkan hanyalah dorongan dari Takao. "Bawa aja! Aku bisa ngurus stan sendiri kok. Udah biasa."

Himuro melemparkan pandangan kesal pada kakak kelasnya dan dengan terpaksa menyamai langkah dengan Murasakibara yang berjalan di depannya.

Keduanya duduk bersebelahan di bawah pohon rindang. Himuro menunduk, memandang sepatu hitam yang ia pakai. "Hm... Ada apa, ya?"

"Muro-chin. Suki da yo."

Suara salah satu anggota OSIS membuat jawaban Himuro terpotong. "Kepada para murid Teiko High School, tolong ke aula sekarang juga. Terima kasih."

Himuro menggaruk kepalanya. Canggung. "Ayo ke aula, Murasakibara-san."

not the end

Terima kasih sudah membaca. Tekan bintang dan berkomentarlah!

Pelukan terima kasih dari semua karakter🤗

Next couple: MidoTaka

See you next chapter!

Spring SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang