MidoTaka-1

292 30 24
                                    

Catatan:
Semua karakter KnB BUKAN milik saya. Typo bertebaran dan OOC kemungkinan besar terjadi.

New Couple! MidoTaka's story!

Happy Reading!
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi-pagi sekali Takao terbangun karena alarm yang dia pasang sebelum tidur. Dengan malas, dia duduk di pinggir tempat tidur dan melirik ponsel yang sedang dicas. Dia mematikan alarm dan melihat jam.

04.00 a.m

Pandangan Takao teralih pada sosok teman sekamar sekaligus kakak kelasnya yang masih bergelung di bawah selimut. Dengkuran terdengar terdengar. Kalau sedang tidur dia benar-benar seperti malaikat, kalau bangun JAUH lebih buruk dari iblis (ada yang tahu siapa?).

Takao bangkit dan berjalan menuju lemarinya untuk mengambil seragam. Dia mengigil karena lantai yang dingin, membuat kakinya benar-benar kedinginan. Seperti menginjak es batu.

Sudah menjadi kebiasaan bahwa Takao selalu mandi lebih dari 15 menit. Kadang itu membuat teman sekamarnya yang tidak sabaran menggedor-gedor pintu kamar mandi. Walaupun Takao juga tidak cepat-cepat keluar dan malah memperlambat mandinya agar teman sekamarnya makin jengkel.

20 menit kemudian, Takao baru keluar dari kamar mandi. Teman sekamarnya masih tidur. Dasar malas!

"Hoam... ngantuk banget." gerutu Takao.

Takao berjalan menuju meja belajarnya yang berdempetan dengan meja belajar teman sekamarnya. Dia melirik papan yang ditempeli sticky note dengan tulisan acak-acakan tertera di atasnya.

Harus punya pacar tahun ini!

"Mau punya pacar, tapi model begitu," kekeh Takao. "Enggak ada yang mau."

Takao memasukkan barang-barang ke ransel. Dia melihat sketch book yang tergeletak begitu saja di dekat lampu belajar yang jarang sekali Takao pakai. Itu karena dia tidak pernah mau belajar malam-malam, pasti dia akan ketiduran di meja belajar. Sayangnya, teman sekamarnya pasti tidak mau menggendongnya ke tempat tidur dengan alasan 'males'.

"Bawa tidak, ya." gumam Takao.

Dia melirik jadwal latihan tim basket. Rupanya hari ini ada. "Bawa, deh."

Setelah selesai memasukkan barang-barang ke ransel. Takao melempar baju kotor ke keranjangnya dan menggantungkan handuknya dengan asal-asalan.

Pukul 05.20 a.m, Takao berangkat ke sekolah. Udara pagi memang menyegarkan apalagi di area pinggir kota seperti sekolahnya ini. Takao berjalan lambat-lambat, menikmati udara segar dan aroma dedaunan yang diselimuti embun.

Dia berhenti ketika melihat pemandangan bagus dan memotretnya dengan ponsel yang ingin sekali dia ganti karena selalu bikin emosi setiap harinya.

Sesampainya sekolah, dia langsung masuk ke kelas dan duduk di kursinya di bagian belakang dekat jendela yang mengarah ke lapangan basket outdoor. Tempat kesukaannya karena bisa langsung melihat ke lapangan basket.

Dia meletakkan tas dan mengeluarkan sebungkus roti isi kacang merah yang dia beli kemarin di perjalanan pulang dari cafe bersama Himuro dan sekotak susu plain. Dia menulis di secarik sticky note berwarna hijau.

Jangan lupa makan sebelum belajar. Katanya itu berguna untuk otak.

0

Takao tersenyum memandang angka 0 yang bubuhkan di sudut kanan bawah sticky note. Itu seperti nama penanya, 0. Sama sepertinya, angka 0 dan Takao, sama-sama tidak diperhatikan dan dianggap tidak penting.

Takao melirik jam tangan yang menjadi hadiah dari kakeknya yang meninggal ketika ia baru mendapat surat penerimaan menjadi murid Teiko High School. Sudah pukul 05.20.

Takao menempelkan sticky note di bungkusan roti dan membawanya beserta kotak susu ke deretan loker di depan kelas 2-1. Kelas anak-anak pintar dan anak kesayangan guru.

Jemarinya menelusuri penanda absen yang tertempel di pintunya. Berhenti di loker absen 21. Dia membukanya pelan-pelan, menimbulkan derit samar.

Isi loker itu hanya buku-buku tebal tentang arsitektur yang tidak akan pernah Takao baca. Apalagi kebanyakan berbahasa inggris yang semakin membuat Takao mau muntah.

Dia meletakkan susu dan roti tersebut sebelum menutup pintu loker rapat-rapat dan kembali ke kelas tanpa menoleh sedikitpun. Semoga saja dimakan.

***

Takao makan bersama Himuro dan teman sekamar adik kelasnya itu, Kasamatsu. Takao tahu bahwa Kasamatsu adalah anak paling pintar di angkatan kelas 1, mirip dengan orang yang dia suka.

Takao melirik meja yang ditempati Midorima, Akashi, dan Kuroko. Meja yang tidak akan pernah mau didekati siapapun kecuali orang yang nekat.

"Midorima-san mendapat roti dan susu lagi?" tanya Kuroko dengan suara lembutnya.

Midorima membenarkan kacamata yang sama sekali tidak melorot. "Iya."

"Sepertinya kamu punya penggemar rahasia," kata Akashi yang lebih cocok disebut ledekan ketimbang pujian. "Setidaknya hadiahnya jauh lebih berguna daripada hadiah-hadiah penggemar si Kise."

Kuroko terkekeh. "Hadiah dari penggemar Kise hanya surat cinta dan bunga. Paling berguna coklat."

"Tapi, bukan itu saja," gumam Midorima. "Setiam sebulan, 1 atau 2 kali dia akan mengirim gambar. Itu gambarku semua. Entah kenapa gambarnya membuatku seolah bisa melihat kilas balik, seperti video."

Takao menegang. Perasaan dia hanya menggambar seperti biasa. Ah! Mungkin Midorima membicarakan gambaran penggemarnya yang lain.

Ya, mungkin.

***

Sepulang sekolah, Takao duduk bersandar di bawah pohon yang rindang yang tumbuh di pinggir lapangan basket outdoor. Dia duduk memangku sketch booknya, tersembunyi di balik bayang-bayang pohon. Pandangannya tertuju pada tim basket yang tengah latihan. Tim cheerleader juga berlatih di pinggir lapangan. Sepertinya mereka akan tanding.

Pandangannya mengikuti gerak laki-laki berambut hijau yang sekarang tengah melajukan tembakan three points dari jarak yang terbilang jauh. Jemari panjang dan kurus Takao yang memegang pensil 2b refleks bergerak membuat sketsa.

Goresannya halus dan lembut. Seolah Takao menuangkab segalanya pada setiap goresan. Harapannya. Kesedihannya. Semangatnya. Semuanya tercampur menjadi satu di sketsa itu. "Semoga ini bisa lebih bagus dari yang bulan lalu."

***

Terima kasih sudah mau membaca cerita ini. Tekan bintang dan berkomentarlah!

Ah! Konflik dari MidoTaka baru muncul di chapter selanjutnya (mungkin). Yah, tunggu saja!

Pelukan terima kasih dari semua karakter🤗

See you next chapter!

Spring SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang