54. I Need You

799 107 18
                                    

Happy Reading!!!!

Selamat menebak!!!!
______________________________________






"Masuklah!"

Haruto membuka lebar pintu kayu utama rumahnya. Mempersilahkan Guanlin dan Wonyoung untuk masuk kedalam dan kembali menutupnya perlahan.

Mereka berdua memang sengaja mampir ke rumah Haruto. Bukan tanpa alasan mereka mampir, Sejak Haruto menceritakan bahwa dia setiap pulang sekolah hanya dirumah sendirian, Guanlin dan Wonyoung memutuskan untuk menemani pria itu hingga nunnanya pulang.

Padahal Haruto sudah mengatakan bahwa dia sudah terbiasa dirumah sendirian, namun kedua orang itu tetap bersikeras ingin menemaninya dirumah.
Yah jadilah Haruto hanya pasrah pada kedua sahabatnya itu. Toh, sisi baiknya, Haruto tidak akan merasa kesepian lagi hingga nunnanya datang.

Ketiga orang itu berjalan santai memasuki area dalam rumah. Wonyoung yang baru pertama memasuki rumah Haruto terus memandang kesegala arah, menatap area ruang tamu yang bisa dibilang cukup luas itu.

Terlihat dikanan kirinya terdapat guci-guci mahal berjajar disana membentuk sebuah lorong kecil menuju sofa ruang tamu.

Seketika otak gadis itu berfikir, ternyata Haruto tak semiskin yang dikatakan anak-anak di sekolahnya. Dia sepertinya tipe orang yang tak ingin memperlihatkan kekayaannya.

Sangat berbeda dengan anak-anak lain.

"Duduklah dulu! Aku akan membuatkan kalian minuman." ucap Haruto mempersilahkan.

Kedua orang itu langsung duduk disofa putih yang berada diruang tamu. Sedangkan Haruto melenggang pergi ke dapur untuk mengambilkan minuman dan beberapa cemilan untuk disajikan.

"Kau sudah lama berteman dengan Haruto?" tanya Wonyoung berbisik.

Guanlin yang sedang sibuk menyandarkan punggungnya langsung kembali tegak dan menatap Wonyoung datar. "Lumayan! Memangnya kenapa?" tanyanya penasaran.

Wonyoung hanya mengangguk kecil. Mata indah gadis itu kembali menatap kearah sekeliling. Seperti tengah mengagumi sesuatu disana.

"Kau pasti kagetkan dengan keadaan rumahnya? Di sekolah dia seperti cupu miskin yang tak punya apa-apa, tapi saat kau melihat rumahnya, pasti kau terheran bukan?" tebak Guanlin yang sialnya benar.

Wonyoung hanya menatap curiga ke arah Guanlin yang tengah terkekeh pelan. Kaget? Tentu saja. Dari awal masuk sekolah, Wonyoung sudah memperhatikan pria bermarga Park itu dari jauh dan secara diam-diam, tapi dia tak pernah mengetahui fakta ini. Fakta bahwa Haruto juga bukanlah orang miskin.

"Aku dengar rumah ini adalah rumah peninggalan ayahnya. Nunna Chaeyoung dan Haruto selalu menjaga rumah ini dan mempertahankannya dengan utuh. Maksudku, dia tak akan pernah menjual rumah ini atau satu barangpun dari dalam rumah ini walau mereka sedang kekurangan uang." jelas Guanlin.

Wonyoung yang mendengar penjelasan Guanlin itu hanya mengangguk paham. Oke sepertinya dia sudah mulai paham dengan situasinya.

"Oh iya Wony! Kau kabari eonnie Lisa! Bahwa kita sudah melakukan tugas sesuai rencana." ucap Guanlin memperingatkan.

Wonyoung yang langsung paham arah ucapan Guanlin hanya mendengus sebal. Pria itu selalu saja menyuruhnya melakukan ini itu, tapi jika Wony menyuruhnya, ia tak pernah mau melakukannya. Menyebalkan!

Dengan gusar, Wonyoung merogoh saku jas sekolahnya dan mengambil benda pipih kesayangannya kemudian mengetikan sebuah pesan disana.

"Hei Guanlin! Selain pintu itu, pintu mana lagi yang bisa kita gunakan untuk membawa pergi Haruto?" tanya Wonyoung berbisik.

POWER of DESTINYWhere stories live. Discover now