39. Jadi siapa sebenarnya?

963 132 35
                                    

Happy Reading...
________________________________________




Brak!!!!

Chaeyoung tersentak terkaget. Matanya membelalak sempurna dan jantungnya berpacu dengan begitu cepat ketika sebuah meja yang ia gunakan untuk bersembunyi digebrak dengan begitu keras.

Butiran peluh mulai menetes perlahan dari pelipis dan dahinya. Sungguh dia benar-benar semakin takut dan cemas. Ia takut jika nanti tertangkap dan dibawa seperti dulu. Sungguh dia tak ingin hal itu terjadi kembali.

Menutup bibirnya dengan kedua tangan. Tiba-tiba matanya menatap kearah bawah, tepat ke sebuah kaki yang terlihat dari bawah kolong meja. Sepatu hitam mengkilap, chaeyoung yakin itu adalah sepatu ayahnya.

"Keluar!"

Sebuah suara mengintrupsi sukses membuat chaeyoung tercekat kaget untuk yang ke dua kalinya. Namun sedetik kemudian bungkaman tangannya terlepas saat menyadari itu bukan suara ayahnya. Tapi siapa?

Karena merasa sangat penasaran, dengan sedikit gusar dan takut chaeyoung mulai mengintip dari balik meja. Dan seketika itu matanya menangkap punggung seorang pria dengan baju kemeja putih tanpa jas berdiri membelakanginya. Bersandar pada meja.

Siapa dia?

Chaeyoung kembali menyembunyikan kepalanya, takut jika ternyata orang itu juga salah satu teman ayahnya dan berniat untuk menangkapnya.

"Keluar Park Chaeyoung. Aku tahu kau ada dibawah meja." ucapnya santai.

Mendengar ucapan pria itu membuat chaeyoung membulatkan matanya. Ternyata pria didepannya ini sudah mengetahui tempat persembunyiannya. Bagaimana ini? Apakah chaeyoung harus keluar? Bagaimana jika dugaannya benar dan dia menangkap chaeyoung lalu membawanya ke ayahnya? Jangan sampai!

"Keluar! Aku tak akan menyakitimu."

Chaeyoung mengusap peluhnya perlahan. Beranjak keluar dari kolong meja dengan berhati-hati. Pria itu berbalik badan ketika mendengar bunyi 'duk!' dari belakangnya.
Menatap aneh kearah chaeyoung sembari bersedekap.

"Kau tak apa?" tanya pria itu.

Gadis itu mengangguk. Senyumnya sedikit terpancar. Kini dia lebih merasa aman ketika ternyata orang yang berada didepannya itu adalah suho. Ya. Dialah orang yang menggebrak meja tadi.

Apa kalian berfikir dia chanyeol? Ah tentu saja tidak!

"A-aku tak apa. T-tapi b-ba-"

"Sutt! Lebih baik kita keluar dari sini dulu." ajaknya dengan suara sedikit berbisik.

Chaeyoung mengangguk. Dengan langkah gusar dan waspada merekapun mulai turun ke lantai 1 menggunakan lift.

Butuh waktu sekitar 5 menit, kini mereka sudah berada dibelakang gedung park group. Kenapa tidak lewat depan?

Tentu saja untuk berjaga-jaga. Bagaimana jika ternyata mereka masih ada disana dan tahu bahwa chaeyoung sudah keluar dari persembunyian. Otomatis ayahnya akan langsung menangkap chaeyoung bukan?

Mereka kini sudah berada di luar gedung park group. Menatap tajam kearah bangunan itu dalam diam.

"Apa yang kau dengar dari percakapan mereka?" tanya suho penuh selidik.

Chaeyoung terdiam sejenak. Mengambil nafas dalam sembari menatap gedung pencakar langit yang berdiri kokoh didepannya. "Aku hanya mendengar satu kalimat. Ay- ah maksudku pria itu akan menyita semua aset milik gadis itu jika dia tak bisa mendapatkanya." jawabnya samar.

Suho mengangguk paham. Menghela nafas kasar sembari ikut menatap kearah gedung itu. "Kau melihat wajah gadis itu?"

Chaeyoung menggeleng. Ya dia tak melihatnya, bahkan saat gadis itu ikut mengejar chaeyoung. Ia sama sekali tak melihatnya barang sekilaspun. Semua itu karena ia terlalu panik dan ketakutan terhadap ayahnya.

POWER of DESTINYOnde histórias criam vida. Descubra agora