52. Mulai Bergerak

904 96 20
                                    

Happy Reading!!!!

Selamat menebak!!!!
______________________________________








"Kau tak pulang yanan~ssi?!"

Chaeyoung berdecis sebal. Sudah ke 3 kalinya pria yang notabennya adalah kekasihnya itu melayangkan pertanyaan yang sama kepada Yanan seolah menginginkan pria bermarga park itu agar segera pergi dari rumah Chaeyoung.

Sungguh dia benar-benar tidak sopan!

"Bagaimana denganmu?" tanya Yanan dengan nada dingin.

Chanyeol hanya tertawa kecil. Menyandarkan punggung pada sandaran sofa sembari memijat pangkal hidungnya.

"Aku masih sakit yanan~ssi." ucapnya dengan nada dibuat-buat.

Pria bermarga park itu hanya tersenyum miring. Matanya beralih menatap kearah Chaeyoung yang tengah menatap Chanyeol sebal.

"Chaeng? Aku masih boleh berada disini bukan?" tanya Yanan.

Chaeyoung yang merasa diajak berbicara langsung menoleh dan menganggukan kepala, tanda bahwa ia memperbolehkan pria itu untuk tinggal sedikit lebih lama dirumahnya.

"Aku akan bersiap dahulu. Kalian berdua! Jangan ribut! Mengerti?"

Gadis itu segera beranjak dari sofa. Melenggang pergi dari ruang keluarga menuju kamarnya yang terletak dilantai 2. Sesekali gadis itu menoleh kearah Chanyeol dan Yanan yang saling menatap tajam.

Dalam hati gadis itu sebenarnya ragu untuk meninggalkan dua bersaudara itu disana. Bagaimana jika mereka tiba-tiba saling adu jotos dan memecahkan semua barang yang ada disana? Oh astaga! Jangan sampai hal itu terjadi.

Tapi bagaimanapun juga Chaeyoung harus segara bersiap jika tak ingin telat masuk ke kantor. Ya walau sebenarnya dia bisa berangkat lebih dantai karena Chanyeol — sang pimpinan Park Group ada dirumahnya, tapi tetap saja ia akan merasa tidak enak pada karyawan lainnya.

"Kau sudah bisa melupakan gadis khayalanmu itu Park Chanyeol?" ucap Yanan memecah keheningan.

Chanyeol yang sedari tadi tengah menyandarkan kepalanya sembari memijit pangkal hidungnya dengan santai seketika menegakkan tubuhnya dan menatap Yanan dengan ekspresi dingin nan datar.

Ucapan pria itu kembali mengingatkan dirinya mengenai malaikat penolong yang pernah ia temui bertahun-tahun yang lalu.

Jujur Chanyeol tidak pernah bisa melupakan gadis penolong itu, namun entah mengapa setelah kedatangan Chaeyoung ke dalam hidupnya, perlahan pria itu mulai bisa melupakan gadis itu.

"Apa aku perlu mennjawabnya?" tanyanya dingin.

Yanan terkekeh pelan. Menatap wajah Chanyeol sembari tersenyum miring. Dari tatapan tajam matanya terlihat sekali betapa dia membenci pria yang notabennya adalah adiknya itu.

"Menurutku lebih baik kau menjauhi Chaeyoung dan kembali mengejar gadis khayalanmu itu." cletuknya asal.

Chanyeol menatap tajam kearah Yanan. Kedua tangan pria itu mengepal seolah tengah mengumpulkan segala emosinya kedalam kepalan tangan itu. sungguh pernyataan Yanan benar-benar membuatnya kesal. Bagaimana bisa dia mengatakan hal itu dengan begitu mudah dan oh astaga! Lihatlah ekspresinya, dia seperti tak memiliki beban saat melontarkan ucapannya.

Cih menyebalkan!

"Kenapa kau menyuruhku seperti itu? apa karna kau merasa kalah denganku?"

Yanan tertawa puas membuat Chanyeol semakin merasa kebingungan.

POWER of DESTINYWhere stories live. Discover now