7. emosi

2.5K 186 38
                                    

Happy reading yorobun...
Jangan lupa Vote dan Commentnya..

Chaeyoung terus fokus pada buku-buku itu hingga tiba-tiba sebuah panggilan masuk ke ponselnya, dengan cepat iapun melirik ke arah ponsel dan tertera nama Seungmin.
Dengan hati senang dan berdebar iapun segera menggeser ikon telfon berwarna hijau dan mengangkat panggilan itu namun "Ekhemm..kau sudah membaca tata cara bekerja kan? Jangan angkat telfon kecuali kau berada diluar area kantor atau sedang istirahat."

Chaeyoung kembali meletakkan ponselnya dengan ekspresi geram 'Dari mana dia datang? Aneh tiba-tiba datang dan tiba-tiba pergi begitu saja.' Batinnya.

"Maafkan aku." Ucap Chaeyoung singkat.
"Bagus, sekarang buatkan aku teh herbal dengan gula terpisah, jangan terlalu hitam dan letakan cangkirnya dengan gagang disebelah kanan." Perintahnya sembari membalikkan badan hendak kembali masuk keruangannya "Baiklah" Ucap chaeyoung sembari melangkah ke arah pantry.

"Kau sekretaris baru pimpinan?? " Tanya seorang yeoja salah satu karyawati disana. "Ne, majja." Ucap chaeyoung sembari tersenyum manis.
"Woah.. Perkenalkan aku krystal jung salah satu karyawati didevisi keuangan. " Ucapnya sembari mengulurkan tangannya antusias.
Chaeyoung menerima uluran tangannya "Park Chaeyoung. " Jawabnya singkat.

"Baiklah pak chaeyoung semoga kau betah bekerja disini dan mohon sedikit bersabar ketika kau menghadapi pak pimpinan ehe"
Chaeyoung mengangguk paham, tak lama gadis itu melirik jam tangannya sebentar
"Ouh, aku harus pergi sekarang. Emm... jika kau ingin bertanya-tanya tentang sesuatu panggil saja aku oke. Annyeong. " Ucap kristal sembari melambaikan tangannya kearah chaeyoung sebelum akhirnya menghilang dibalik pintu masuk pantry.

"Dia sangat lucu." Cletuk chaeyoung.

***
"

Apa membuat teh itu membutuhkan waktu yang lama??" Ucap chanyeol saat chaeyoung meletakkan teh herbal dimejanya.
"Kau lebih lama 2 detik dari yang tertera dibuku." Ucapnya sembari melirik alrojinya.
Chaeyoung menghela nafas kasar "Aku belum membaca bagian itu jadi tolong maklumilah. "
"Tidak bisa, mulai besok bekerjalah sesuai jadwal. Kau tahu mengulur waktu sama saja dengan korupsi waktu. Jangan ulangi lagi." Chaeyoung mengangguk paham kemudian ia membusurkan tubuhnya dan kembali keruangannya dengan wajah geram.

Chaeyoung membanting tubuhnya dikursi ruang kerjanya. "Park Chaeyoung!!!" Teriak chanyeol.
Dengan segera chaeyoung bangkit dari duduknya dan berjalan cepat masuk keruangan chanyeol.
"Kau membutuhkan sesuatu??" Tanya chaeyoung.
Chanyeol menatap fokus pada cangkirnya "Lihatlah!!! kau salah meletakkan cangkirnya dan aku tak suka itu. Cepat ambil lagi dan ulangi. Ingat letakkan gagangnya disebelah kanan." Chaeyoung menghembuskan nafas kasar kemudian ia mengambil cangkir itu kembali dan pergi ke pantry lagi.

***
"

Silahkan." Chaeyoung meletakan secangkir teh sesuai pesanan bosnya.
"Sudah tidak ada yang kau butuhkan lagi?? Saya permisi." Chaeyoung berjalan menuju pintu keluar dengan perasaan yang kesal.
Yeoja itu kembali membuka bukunya dan mulai menghafalkan lagi "aigoo masih banyak sekali. Kalau saja bukan karna gaji yang besar aku tak akan mau bekerja dan berurusan lagi dengan orang seperti dia." Gerutunya sembari membuka-buka bukunya.

"Siapa yang kau maksud??"
Chaeyoung memutar matanya malas "Tentu saja pak pemim-" Seketika chaeyoung menutup mulutnya ketika mendapati pemimpinnya berada tepat didepannya.
"Eoh pak pimpinan??" Chaeyoung berdiri dan membungkukan badannya memberi hormat.
"Ekhemm..apa kau sudah mulai menghafalkannya?? Ingat waktumu hanya 3 hari." Peringatnya.
"Ne!! Aku sudah mulai menghafalkannya jadi jangan khawatir."
Chanyeol menganggukan kepalanya kemudian ia berjalan kembali ke ruangannya namun tiba-tiba ia berbalik lagi "Oh iya, bawa jadwalku hari ini ke ruanganku." Ucapnya sembari pergi dari sana.

Chaeyoung menatap malas punggung namja itu kemudian dengan langkah pasti ia masuk keruangannya membawa sebuah ipad khusus untuk mengatur jadwal chanyeol "Jadwal anda hari ini dimulai dari pukul 11 anda harus menemui Pimpinan Jeon Company untuk membicarakan rencana pengakuisisian perusahaan setelah itu pada jam 15 sore anda harus bertemu dengan Hirata klien anda dari Jepang dan malamnya anda akan menghadiri acara makan malam bersama di Restoran Serendipity."
Chanyeol menganggukan kepalanya tanpa menatap chaeyoung sedikitpun.

"Tunggu!! Apa yang kau katakan?? Makan malam??"
Chaeyoung menganggukan kepalanya polos "Ne. Benar!!!"
"Hanya berdua dengan klienku?" Tanya Chanyeol kembali memastikan.
"Aniyo, Pak hirata tidak akan berangkat sendiri. Dia akan menghadiri makan malam bersama istrinya." jelas chaeyoung sembari tersenyum manis.
"Sudah kuduga." Ucapnya singkat.
Chanyeol menghembuskan nafas panjang "Baiklah aku akan menghadiri semua jadwalku termasuk makan malam dan kau harus ikut."
"Ne-" Ucapnya sembari membungkukan badannya, tiba-tiba chaeyoung membulatkan matanya ketika menyadari sesuatu "A..Apa?? Aku??" chanyeol menyunggingkan senyumnya kemudian mengangguk pasti.
"Sudah keluarlah." Usirnya.
"T..t..tunggu, mengapa kau mengajakku??"
"Bodoh tentu saja karna kau adalah sekretarisku."
"Tapi aku hanya menjadi sekretarismu beberapa hari saja dan aku tak tahu apa-apa tentang semua jadwal yang akan kau hadiri itu."
Chanyeol beranjak dari duduknya menuju rak bukunya dan mengambil beberapa buku yang terlihat sedikit tebal. "Bawa ini dan pelajari, kau harus memahami semua itu dalam beberapa jam."
"Apa?? Kau gila?? Kau menyuruhku memahami isi buku ini dalam beberapa jam saja?? Memangnya aku robot?? Kau benar-benar mencoba menyiksaku?"
"Aku tak mau tahu. Lebih baik sekarang kau mulai mempelajarinya jangan membuang-buang waktu."
Chaeyoung mendengus kesal dan mengambil buku itu kemudian pergi keluar menuju ruangannya.

"Woah.. Benar-benar gila, untung hanya beberapa hari saja aku menjadi sekretarisnya jika sampai bertahun-tahun mungkin aku sudah stress dan mati muda." Gerutunya.
Tiba-tiba seseorang datang dan berdiri didepannya "Kau kenapa chaeng?? Wajahmu terlihat kesal sekali??"
Chaeyoung mendongakkan kepalanya "Eoh..krystal~nim, Ani..aku tak apa. Emmm...mengapa kau kesini??"
Krystal menganggukan kepalanya "Ah..aku ingin menawarimu kopi, apa kau mau??"
"Ne, aku mau satu." Ucap chaeyoung.
"Baiklah, aku akan membelinya dulu." Krystal pergi meninggalkan chaeyoung.
Chaeyoung kembali membuka Buku itu dan mulai mempelajarinya.

***

"Apa jadwal terakhirku??" Tanya chanyeol dengan nada ketus dan dingin sembari berjalan cepat menuju mobilnya.
"Makan malam bersama di Restoran Serendipity." Ucap chaeyoung sembari berjalan dibelakang chanyeol.
Chanyeol masuk kedalam mobil "Ayo cepat." Chaeyoung terdiam berdiri disamping mobil dengan wajah bingung.

Chanyeol menatap chaeyoung kesal "Hey!! Kau tuli?? Cepat masuk bodoh."
"kau ingin aku menyetir??" Ucap chaeyoung.
"Tentu saja, kau sekretarisku jadi kau harus bisa menyetir untukku.."
"Tunggu jangan bilang jika kau tak bisa menyetir." Chaeyoung mengangguk dengan senyum kecut. Chanyeol mengusap wajahnya frustasi "Kau benar-benar tak berguna, semua tak bisa kau lakukan. Lalu apa keahlianmu? Hanya menghafal?? Pantas saja kau hanya bekerja sebagai pelayan."
Chaeyoung mulai tampak kesal ketika mendengar ucapan sarkastik dari chanyeol "Kau meremehkanku? Baiklah akan ku buktikan kalau aku bisa melakukan apapun."
"Aku meragukannya!! Dengan kurang cekatannya kau dan ketidakahlianmu dalam melakukan semua hal sudah kupastikan kau memang payah."
Chaeyoung berdehem kecil kemudian ia masuk kedalam kursi pengemudi 'semoga cara mengendarai mobil ini sama dengan mobil truk sampah yang pernah ku kemudikan dulu.' batinnya.

Chaeyoung membenarkan sealbetnya kemudian menatap chanyeol sinis "Akan ku buktikan jika aku memang bisa melakukan semuanya."
"Aku menunggunya." Ucapnya sembari melipat tangannya diatas dada sembari menatap chaeyoung remeh.
Chaeyoung menarik nafas panjang kemudian mulai memutar kuncinya. 'aigoo ternyata memang hampir sama.' batinnya.
"Oke kemana kita sekarang??"
"Butik Lavender." Chaeyoung tersenyum smirk sembari menganggukan kepalanya paham.
"Let'go." chaeyoung mulai menekan gasnya.

Jangan lupa vote dan commentnya..
Gomawo

POWER of DESTINYWhere stories live. Discover now