💞 EXTRA PART 2💞

786 74 1
                                    

Sesuai harapan. Kemarin malam adalah suatu hal yang menakjubkan. Rascha mendapatkan makan malam romantis dengan Akbar. Pria itu benar-benar membuatnya bahagia di waktu yang bersamaan dengan terkabulnya keinginan sederhana.

Pagi ini matanya terbuka tanpa melihat sosok suaminya. Kasur di sebelahnya nampak kosong dan Rascha tahu kalau Akbar sudah bangun beberapa waktu lalu.

Ia meregangkan tubuhnya dan menatap sekitar. Suasana kamarnya nampak lebih feminim dari sebelumnya. Kamar dengan balkon itu, adalah tempat yang paling Rascha butuhkan di rumah Akbar. Pertama kali ia ada di rumah besar tersebut, kamar Akbar lah yang menarik perhatiannya. Seusai menikah pula, keduanya mengubah drastis bentuk kamar mereka.

Rascha meringis ketika dirasa punggungnya agak sakit, sepertinya tadi malam sepulang makan, ia tertidur dan Akbar menggotongnya sampai kamar. Haahh.. Dia benar-benar terlalu baik.

Wanita itu, berjalan dan menatap dirinya di pantulan cermin. Tunggu, ia bahkan sudah tidak memakai gamisnya dan kerudungnya terlepas? Rascha menutup wajahnya dan duduk di depan cermin.

Piyama satin abu-abu yang dikenakan olehnya pagi ini pasti perbuatan Akbar. Jadi, kalian tidak perlu bertanya lagi, siapa yang menggantikan pakaiannya.

Rascha melirik wajahnya yang memerah di depan cermin. Akbar selalu membuat kejutan di setiap waktu dan bukankah ia cukup kuat menahan apapun yang disebut sebagai nafsu ketika malah menggantikan pakaian Rascha semalam? Uhh.. Rascha merinding rasanya. Dia benar-benar beruntung menikah dengan Akbar.

Suara piring terdengar dari lantai dasar. Rascha beranjak dan meraih kerudung instan yang tergantung di balik pintu. Mengenakannya dan turun ke dapur.

Seorang pria berpakaian serupa, piyama abu-abu itu. Nampak tengah sibuk dengan aktivitas yang dilakukannya. Mengucek mata dan menguap. Rascha melihat jam dinding, sudah jam enam pagi. Pasti Akbar masih mengantuk, melihat ia sepertinya tidak tidur karena mengerjakan tugas kantor semalaman. Yah, itu dugaan saja karena kemarin Rascha meminta pergi disaat Akbar tengah sibuk dengan pekerjaannya.

Akbar saat ini tengah memecahkan telur dan menjauh sedikit ketika cipratan mengenai lengannya. Sesekali meringis sambil membubuhkan garam. Pria itu, menghela napas berat.

"Aku tidak akan mengejek Rascha lagi, kalau masakannya kelihatan berantakan.. Mengingat aku saja tidak pandai membuat telur mata sapi"

Rascha terkikik geli. Masih mengintip yang dilakukan suaminya pagi ini. Pria itu, meletakkan telurnya diatas piring. Saat ini, mata Rascha terbelalak melihat bungkus bumbu nasi goreng digenggaman Akbar. Lalu menutup mulutnya lagi.

"Tentu saja aku tidak bodoh.. Untuk apa akh harus memotong bawang dan menangis bombay seperti Akira.. Aku jauh lebih pintar untuk menggunakan bumbu instan ini.." Terdengar sangat bangga dan terkesan bahagia. Akbar tertawa di sela memasak.

Rascha menggelengkan kepalanya. Kalau untuk masalah memasak, wanita itu nyaris tidak pernah menggunakan bahan makanan instan. Ia lebih suka untuk menggunakan bumbu-bumbu tradisional dan cenderung anti dengan makanan instan.

Itulah mengapa, di rumah mereka hanya ada sayur dan bumbu-bumbu yang sudah di ulek oleh Rascha dan disimpan dalam setiap toples. Hanya saja, mungkin persediaannya habis. Sehingga, Akbar nekat menggunakan bumbu instan. Iya sih, sama saja.. Tapi, setiap orang kan memiliki cara memasaknya sendiri bukan?

Akhirnya, Rascha yang sudah sangat gemas itu, muncul dan memeluk Akbar sambil menatap yang dilakukan pria tersebut saat ini. Yang dipeluk nampak kaget sambil berusaha menyembunyikan bungkus bumbu isntan yang baru digunakan.

"Kau sudah bangun?" Tanya Akbar lembut. Sementara Rascha mengangguk.

"Hmm.. Baunya sedap.. Aku baru tahu kau pandai memasak.." Rascha pura-pura terkejut dan menatap Akbar lamat-lamat. Sebulan ini, Akbar memang hanya menyaksikan Rascha memasak sarapan dan bekal. Bahkan, ia tidak menunjukkan skill terpendam yang secara instan selalu dibanggakan olehnya.

sourires AKBARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang