35. 💞 Saya Diceritakan Soal Freya💞

529 57 0
                                    

Akbar mendekat kearah Rascha dan memegang kedua bahunya. Freya sudah meraung ketika bahunya tertembak peluru. Mata gadis itu menyorot kebelakang tubuh Akbar. Dimana seorang wanita berdiri dengan tatapan tajamnya.

"Kau benar-benar keterlaluan Freya!"

Freya meringis dan berusaha berdiri. Tapi, sayang polisi dengan cepat meringkus dirinya.

"Djennar! Kau akan berurusan denganku nanti!" Teriak Freya meraung.

Djennar memasang tampang bosannya. Ia mendekat kearah Freya dan memegang rahangnya dengan kuat. "Kau tidak punya rasa penyesalan rupanya.."

Djennar menghempaskan rahang Freya dengan kuat. Lalu menatap kearah para polisi dan mengangguk. "Bawa dia.."

"Hei! Bangsat! Sialan! Kau Jalang!!"

Djennar menghela napas dan mendekati Rascha yang terbatuk. Gadis itu, memeluk Rascha dengan sangat erat lalu menangis.

"Maafkan aku Rascha.. Sepupuku bertindak terlalu jauh untuk mencelakakanmu.. Maafkan aku.."

Rasha tersenyum dan mengusap surai lembut Djennar. "Tenanglah.." Matanya menangkap ekspresi di wajah Akbar. Salah satu ekspresi ketakutan dan lega diwaktu yang sama.

"Kita kerumah sakit sekarang.." Titah Akbar. Pria itu berdiri dan membiarkan Djennar membopong Rascha. Wanita itu cukup kuat untuk menggendong Rascha di punggungnya.

-------

"Bagaimana kau bisa bertindak seperti itu?" Tanya Rascha kearah Djennar. Wanita yang tengah duduk sambil memainkan ponselnya itu mengendikkan bahu.

"Apa kau mau mendengar ceritanya?"

Akbar yang duduk disebelahnya ikut menoleh. "Kau mengetahui sesuatu yang tidak kami ketahui?"

Djennar mengangguk. "Hanya keluarga kami yang mengetahui hal ini.."

"Apakah ada hubungannya dengan Pras?" Tanya Akbar lagi. Dahi Djennar berkerut dan menggeleng. "Pria itu tidak ada sangkut pautnya.. Dia hanya menginginkan harta.."

Akbar mengangguk. "Dia mengajukan kontrak denganku.. Dan taruhannya adalah Rascha kalau aku tidak menandatangani nya.. Tapi, kupikir itu terdengar aneh.."

Djennar meluruskan kakinya dan menatap Rascha yang duduk bersandar di ranjang rumah sakit. Ia menghela napasnya panjang. "Itu hanya gertakan saja.. Sudah kukatakan dia hanya ingin harta.. Ia menggunakan Freya dan sebaliknya. Freya membuat seolah-olah ini kesalahan pria tua itu..

Kau tau keluarga kami adalah pemilik saham terbesar sejauh ini bukan? Ketika Pras mengajukan pernikahan.. Ia hanya memikirkan uang dikepalanya. Tanpa memikirkan siapa itu Freya.. Gadis itu menjanjikan harta jika kau berhasil menandatangani kontrak... Ketika kau kehilangan perusahaan karena Pras. Akan mudah bagi Freya untuk membuat Rascha tersingkir dan pergi dari Yogya.."

"Sa.. Saya tidak mengerti.." Kesal Rascha bingung.

"Biar aku saja yang mengerti.. Kau cukup istirahat.." Akbar bangkit dan meluruskan tempat tidur Rascha. Menarik selimut dan menepuk pundaknya. Kemudian, lekas tersenyum.

Djennar ikut tersenyum geli melihat hal tersebut. Ia memandang langit-langit rumah sakit. Tak lama Akbar kembali duduk disebelahnya.

"Kau bisa menceritakan soal masa lalu Freya? Aku rasa dia bilang kita tidak mengetahui yang sebenarnya.."

Djennar menoleh dengan cepat dan melirik Rascha. Dari atas ranjang gadis itu menatapnya ikut penasaran. "Baiklah.." Djennar tersenyum.

"Saya tidak tahu mengenai Frenita?" Dongkol Rascha. Sejauh ini rupanya Akbar dan Djennar bekerjasama tanpa melibatkan dirinya. Rascha agak kesal ketika mengetahui hal tersebut.

sourires AKBARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang