15. 💕 Saya dirundung masalah 💕

620 78 1
                                    

"Tapi Pak.. Kalaupun gosip itu benar.. Apa bapak memikirkan keadaan Rascha?"

"Fat.. Pliss deh.. Saya tidak apa-apa.."

Fatma berdecak malas dengan sikap Rascha yang terlalu segan. Padahal bagus mengadu disaat empat wanita disana merunduk ketakutan. Kata-kata mereka memang kelewatan tadi.

Hal itu, membuat Akbar terheran. Mendengar Fatma berbicara demikian, malah membuat senyum Rascha pudar. Ia menyesalinya, wajah dinginnya mengarah kepada Fatma.

"Ceritakan apa yang terjadi?"

Baru hendak Fatma membuka mulut. Rascha sudah mencegah gadis itu untuk berbicara. "Gak ada apa-apa.. Lagipula habiskan makanan, Bapak.." Alih Rascha menunjuk makanan Akbar dengan dagunya.

Akbar melirik kearah Rascha dan berusaha tidak peduli. "Ceritakan Fatma.."

Rascha menginjak kaki Akbar. Membuat pria itu terperanjat dan meringis ngilu. Rascha menekannya kuat, dan sukses membuat Akbar menoleh kearahnya dengan raut kesakitan. Sepatu kets nya memang sangat berjasa untuk hari ini.

"Tidak usah di ceritakan.. Kalau saya kesal kalian berdua akan menyesal!" Rascha melirik keempat wanita disampingnya yang terkejut dengan tatapan dingin Rascha.

Gadis itu, pergi lebih dahulu meninggalkan Fatma dan Akbar. Membuat seisi kantin malah memberinya jarak untuk keluar dari ruangan tersebut. Tentunya di ikuti oleh empat wanita lain yang saat ini mengeraskan rahang sedikit kesal.

Akbar menghela napas. "Sebenarnya apa yang terjadi?"

"Bapak tidak dengar apa yang dikatakan Rascha barusan?" Fatma menenggak sup taogenya hingga tandas.

"Apa memangnya?"

"Dia akan kesal kalau saya beritahu. Lagian, mending Bapak tanyakan sendiri padanya.. Dan saran saya lebih perhatikan kelakuan karyawan kantor yang lain.."

Akbar mengerutkan dahinya. "Apa mereka bersikap buruk pada Rascha?"

"Seharusnya bapak jangan tanya pada saya.. Tanyakan pada Rascha.." Fatma meringis saat ia baru menyadari empat wanita di sebelahnya sudah pergi. Berarti mereka menyusul Rascha keluar barusan.

Fatma tergesa-gesa merapikan wadah makannya. Hal itu, membuat Akbar kebingungan. "Kenapa bapak diam saja?" Sentak Fatma. Ia bahkan tidak sadar dengan yang dilakukannya kepada Akbar barusan.

"Me.. Memang saya harus apa?"

Fatma meremas kepalanya. "Rascha pasti kesulitan saat ini!"

-------

Rascha tidak dapat menghindar ke empat wanita yang berdiri di depannya. Mereka jauh lebih tinggi karena bantuan heels branded yang melekat di kakinya. Rascha nampak menciut saat mereka menyorotinya tajam.

"Kenapa bertingkah sok baik? Padahal melirik dingin kepada kami?" Sindir salah seorangnya.

Rascha memutar bola matanya. "Saya bahkan tidak menceritakan apa yang kalian lakukan kepada Pak Akbar barusan.."

"Kau pikir itu akan menolong kami?"

Rascha mengangguk. Tentu saja! Bukankah bagus jika Rascha demikian! "Biarkan saya pergi.. Saya banyak pekerjaan.." Rascha berusaha menghindari keempat wanita itu. Tapi, rasanya mereka suka bermain seperti ini.

Mendorong Rascha hingga gadis itu membentur pintu lift. Karena semua ada di kantin. Hal itu, menyulitkan Rascha untuk meminta tolong karena tak banyak orang yang lewat. Terlebih empat wanita ini nampaknya jauh lebih cerdas karena pandai membuat ekspresi agar tidak ketahuan orang lain mengenai tingkah mereka.

sourires AKBARWhere stories live. Discover now