29. 💞 Saya Menemukan Jawaban💞

526 58 3
                                    

Freya memandang lekat wajah Rascha yang tengah duduk menunggu apa yang akan dibicarakan oleh dirinya. Wanita dengan kacamata yang bertengger di wajahnya itu tersenyum bahagia sambil berdecak pelan.

"Wah.. Aku sampai heran.. Apa yang disukai oleh Brian dari dirimu itu"

Rascha menghembuskan napasnya pelan. "Apa ini yang mau kau bicarakan?" Ucap Rascha singkat.

"Bukannn.. Tentu saja bukan.. Aku hanya berbasa-basi untuk mencairkan suasana.. Kau tau, sangat tegang itu tidak baik untuk kesehatan.."

Mendengarnya membuat Rascha muak. Gadis itu mencoba memaksa kesabaran keluar dalam dirinya. Perjalanan dari Solo cukup melelahkan. Rascha ingin segera pulang dan rebahan di kamarnya. Ia memutar bola mata dan memandang kearah lain.

"Kau tau? Setiap orang punya kesibukan masing-masing.. Jadi tolong.. Langsung to the point nya saja.." Celetuk Rascha.

Seorang pelayan mengantarkan sebuah minuman ke meja mereka. Sehingga, Freya harus menenggak minumannya lebih dahulu dan fokus dengan pembicaraannya.

"Kau memang membosankan.." Sindir Freya seraya bersedekap. "Sebenarnya, aku datang untuk membicarakan soal Brian denganmu.."

Rascha melirik Freya tajam. Wanita itu tersenyum sambil menopang dagu. "Dia sudah jadi milikmu.. Berhentilah untuk terus mencari masalah dengan saya.."

"Aku tidak sedang cari masalah denganmu.. Aku ingin membuat kesepakatan.."

Rascha menghela napas. "Saya tidak ingin membuat kesepakatan apapun.."

"Kau hanya perlu pergi jauh dan jangan muncul di hadapan Brian lagi... Se-La-Ma-Nya..bisa?"

Rascha memandang kearah lain, tak habis pikir dengan tingkah keterlaluan Freya. Setelah ia menolak tawaran itu, Freya justru memberitahukan apa kesepakatan yang dia buat. Dan yang membuatnya tambah jengah adalah membahas Brian yang sebenarnya sudah tidak ada hubungan apapun dengan Rascha.

"Berhentilah.." Ucap Rascha yang membuat Freya menaikkan sebelah alisnya.

"Ap.. Apa?"

"Berhentilah untuk membuat kesepakatan yang akan merugikan dirimu sendiri.."

Freya tertawa sumbang. Wanita itu, memandang kearah Rascha yang belum selesai berbicara. Tidak ada raut bercanda di wajah wanita berhijab itu.

"Kenapa?" Rascha menatap lekat kedua bola mata Freya yang tertutup kacamata.. "Bahkan hubungan saya dengan Brian. Sudah bukan suatu hal yang penting untuk di bahas.. Kau sudah menikah dengannya.. Seharusnya, yang ada di pikiranmu kali ini hanya bagaimana hidup berumah tangga dengannya. Bukan membuat kesepakatan yang kekanakan begini.."

Hening selama beberapa saat. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir Freya begitupun Rascha. Gadis itu menghela napas dan berdiri. Apa lagi yang harus dibahas. Ketika ucapannya barusan menjadi titik akhir pembicaraan. Freya bahkan tidak berminat untuk sekadar menjawab. Semoga saja ia memikirkan apa ucapan Rascha barusan.

Sebelum membalikkan badannya. Rascha menyempatkan diri untuk menyinggung Freya. Ia sedikit bersalah karena mengungkit pernikahan gadis itu dengan Brian. "Maaf.. Jika ucapan saya kurang mengenakan.. Saya permisi.."

Freya mengepalkan jemarinya dengan perasaan dongkol. Ia tersenyum sinis kearah punggung Rascha yang menjauh. Bahkan, tidak menoleh untuk sekedar melihat ekspresi Freya saat ini.

"Aku paling tidak suka di nasehati.."

Freya menenggak minumannya. "Kesepakatan itu adalah jalan awal dan akhir untuk keselamatan dirimu, Rascha.."

sourires AKBARWhere stories live. Discover now