1. 💞 Saya dan Kamu 💞

2.3K 182 2
                                    

Dengan tergesa-gesa tangannya meraih gelas berisi kopi yang ada di hadapannya. Rascha menengguk kopi itu dengan kasar padahal uap panas masih mengepul tak kunjung surut.

"Ya Allah.. Cha.. Pelan-pelan.. Nanti tersedak.."

Rascha menggeleng lemah. Tapi, kemudian meringis memegangi bibirnya. "Pa.. Panas.."

Djennar menghela napas dan menyodorkan es jeruk yang di pesannya. Kemudian, menatap Rascha sayu penuh kasihan. Ia menyesal menceritakan apa yang seharusnya tidak ia ketahui kepada Rascha.

Pasal Brian yang hendak menikah dengan sepupunya sendiri. Djennar pun baru tau berita ini dua hari lalu, melalui mulut sepupunya yang sudah menyebarkan undangan.

"Saya tidak tau berita ini.. Lagipula, kenapa tidak ada teman SMA kita yang memberitahukan hal ini.. Masyallah.."

"Kamu tahu kan kalau Brian itu selalu memiliki kejutan.. Mungkin ini salah satunya.."

Rascha mengangguk. "Kenapa saya tidak di undang?"

Djennar terdiam kelu. Bibrinya terkantup rapat, dibanding apapun ia tetap tidak tahu menahu mengenai pertanyaan yang di lontarkan Rascha. Beberapa teman kampusnya saja sudah mendapatkan undangan. Tapi, kenapa Rascha belum? Atau memang tidak sama sekali.

"Nar.. Djennar.."

Djennar tersentak kaget. Kemudian, menghela napas pelan. "Maaf.."

"Saya tau kalau Brian dulu menaruh harapan pada saya.. Bahkan menyuruh saya menunggu. Tapi, ini keterlaluan.."

Djennar meraih tangan Rascha. "Aku tau perasaanmu.."

Kristal-kristal air mata menggenang di pelupuk matanya. Rascha mengusapnya dengan sebelah tangan yang terbebas dari genggaman Djennar. Ia sakit.

Dua tahun lalu, Brian berjanji padanya. Meminta menunggu hingga ia sukses menjadi seorang pemilik perusahaan. Sementara ia berjuang, Rascha berkuliah jurusan Manajemen. Tidak ada percakapan seperti orang pada umumnya. Karena, Rascha tipe yang religius.

Tidak ingin ada percakapan menebar rindu atau apapun ketika memang tidak dibutuhkan dalam suatu chat. Ia hanya ingin Brian dapat berkomitmen dengan baik terhadap janjinya.

Tapi, sekarang. Malah Brian yang menebar undangan untuk orang lain terkecuali dirinya. Brian seharusnya tahu dimana ia kuliah, dimana ia tinggal selama ngekost di Yogyakarta. Namun, rasanya Brian memang tidak ingin Rascha tahu mengenai pernikahannya.

"Cha.."

Rascha mendongak dengan senyum kikuk. "Saya harus ke kampus.. Mungkin perpustakaan bisa menjadi pelampiasan saya hari ini.." Ia beranjak merapikan mejanya dan berdiri meninggalkan Djennar.

Wanita itu tidak tinggal diam. Ia ikut mengejar Rascha hingga sesuatu kembali membuat dirinya kaget. Djennar, terbelalak sambil meraih tangan Rascha. Tak habis pikir mengenai sebuah kalimat yang mengatakan 'dunia ini sempit ya?' Kenapa pula dari banyaknya Cafe.. Harus di tempat ini sih!

Djennar mendesis ngilu saat melihat wajah Rascha yang terkejut dan langsung tertunduk. Pasangan di depan mereka berdua adalah pasangan yang baru merrka bahas sebelumnya. Brian dan sepupu Djennar, Freya. Entah bagaimana perasaan seorang wanita yang di beri sebuah harapan yang tak terwujud. Brian benar-benar pria berengsek!

"Kak Djennar!!"

Djennar tersenyum canggung. "Hai Freya.."

Gadis cantik dengan rambut model ponny tail itu tersenyum memamerkan giginya. Ia menatap kearah Rascha yang saat ini menunduk tidak ingin menatap pria di hadapannya. Dahinya berkerut namun kemudian kembali normal.

sourires AKBARWhere stories live. Discover now