Part 7

586 57 0
                                    

Don't like don't read≈

Bau alkohol menyeruak masuk kedalam hidungnya. Gadis itu memejamkan kedua matanya erat saat wajah Yahiko semakin dekat dengannya.

Sreeettt!!!

Prankk!!!

Botol wine tersebut pecah seketika. Ino, dengan sekuat tenaga yang dimilikinya, memukul tengkuk Yahiko menggunakan botol wine hingga membuat pemuda itu tak sadarkan diri di atas lantai kayu.

Jika ditanya darimana Sakura dan Ino mengetahui kamar mana yang di sewa oleh Yahiko?, tentu saja dari seorang bartender. Awalnya pria bartender itu menolak untuk memberi tahu, tetapi setelah kedua gadis itu membeli sebotol wine dan menawarkan harga yang fantastis, dengan senang hati ia memberitahu.

Jarang sekali ada orang kaya yang ingin mampir kesini, jadi tak mungkin ia menyia-nyiakan kesempatan berharga seperti ini. "Jangan harap kau bisa menyentuh sahabat kami!," Ucap Ino dingin. Matanya terlihat berkilat marah. Dan ini baru pertama kalinya mereka melihat gadis musim panas itu semarah ini kepada seseorang.

Hinata mendongak ke atas, gadis itu tersenyum lega saat mendapati ketiga sahabatnya berada di sini. Atensinya teralihkan oleh setengah botol pecah di tangan ino dengan cairan yang terus menetes dari botol itu.

Sakura dan Temari menjongkokkan diri mereka di depan Hinata. Gadis itu masih tampak ketakutan, dengan sigap Temari langsung memeluk tubuh rampingnya dengan erat dan terus membisikkan kata maaf berulang kali. Karena keteledorannya,
Hinata jadi seperti ini.

"Kau baik-baik saja?, Apakah pria itu melukai mu?," Tatapannya memancarkan kekhawatiran, Hinata hanya mampu menggeleng tanpa bisa menjawab pertanyaan sahabat musim seminya.

Ino ikut menjongkokkan dirinya tanpa melepas botol pecah di tangannya. Gadis itu menepuk bahu Temari dengan pelan, membuat sang empunya menoleh. "Kita pulang!," gadis itu berucap lembut.

Temari membantu Hinata untuk berdiri, dan merapikan dress yang dikenakan gadis itu. Mereka berjalan keluar dari kamar tersebut tanpa mempedulikan keadaan Yahiko.

Keempat gadis bersahabat itu kembali berjalan di antara kerumunan manusia, dan berusaha agar tak terpisah. Hingga beberapa saat kemudian, mereka dapat melihat pintu club yang masih tertutup rapat telah berada di depan mereka.

***

Cklekk!

"Hah~," Sakura menghela nafasnya. Tubuhnya merosot pada dinding club ketika mereka telah keluar dari dalam neraka tersebut.

Prankk!

Dengan santainya, gadis blonde Yamanaka itu melemparkan sisa botol wine yang sedari tadi di pegangnya pada tempat sampah yang terdapat di sisi gang. Di sana memang terlihat gelap, tetapi mereka dapat melihat banyaknya botol kaca yang berserakan.

Temari mengerjapkan kedua matanya. Walau di depan club malam ini kurang pencahayaan, namun matanya masih cukup sehat untuk melihat jelas ke arah sana. "Dimana Hotarou, dan Sari?," Pertanyaan dari sahabat musim seninya sesuai dengan apa yang sedang ia pikirkan.

Mereka tak buta!, Di sana memang kurang pencahayaan, tetapi samar-samar siluet pirang Hotaru pasti akan terlihat. "Mungkin mereka sedang menunggu di mobil," jawab Temari berusaha berpikiran positif.

Emerald-nya bergulir, melirik ke arah sahabat pirang gelapnya. Nada bicara yang terlontar dari mulut Temari terdengar canggung, pasti gadis itu sedang berusaha bersikap tenang agar mereka tak dilanda kepanikan jika memang kenyataannya Hotaru dan Sari meninggalkan mereka.

𝐅𝐢𝐧𝐝 𝐓𝐫𝐮𝐞 𝐋𝐨𝐯𝐞Where stories live. Discover now