Hujan

2.1K 319 56
                                    

*brrraaaakkkkk!!

Seisi rumah menoleh dengan suara keras dari pintu.

Adeera, Rama dan Aditya baru saja pulang. Namun kali ini tidak seperti biasa, Aditya kuat-kuat mengunci dua tangan Adeera dengan satu tangannya, membuat gadis itu tidak berhenti mengomel.

"Loh loh, mba Adeera kenapa ini mas. Kok dipegangi begitu?" tanya bu Ani terdengar khawatir.

"Semuanya minggir!" perintah Aditya, masih mengunci tangan Adeera.

"Kakak lepasin, sakit kak!" rintih Adeera.

"Kita ke dapur Ma!" perintah Aditya pada Rama.

Pintu kamar Adeera terbuka, Adiba baru saja bangun karena mendengar keributan. "Kenapa bu?" tanya Adiba ketika bu Ani melewatinya.

"Itu mba, mas Adit sama mas Rama pulang pulang megangin tangan mba Deera," jawabnya, kemudian dua perempuan itu mengikuti langkah Aditya yang sudah jauh di depan mereka.

"Nyalain airnya Ma!" perintah Aditya kesekian kali, lalu membawa tangan Adeera menuju kran air yang sudah menyala.

"Kakak, berhenti kak! Mas tolong!" Adeera masih merintih, memohon dilepaskan.

"Tangan ini sudah kotor!" teriak Aditya dramatis.

"Aku ambil sabun." Rama inisiatif.

Aditya mengangguk setuju. "Ambil semua sabun yang ada di kamar mandi."

Tidak lebih dari dua menit, Rama sudah kembali dengan tangan penuh. Ia membantu Aditya menuangkan sabun pada tangan Adeera secara paksa.

"Aku akan lenyapkan jejak jejak tangan itu! Pegang bagian yang mana dia tadi?" ucap Aditya masih membersihkan tangan Adeera. "Berani beraninya!"

"Ada apa sih ini?" tanya Adiba setelah berada di tempat yang sama, ia dibuat bingung dengan apa yang Aditya lakukan pada Adeera.

"Adeera pengangan tangan!" kata Aditya dan Rama bersamaan.

"Sama siapa?" tanya Adiba lagi.

"Sama cowok!" jawab Aditya dan Rama masih bersamaan.

Tawa Adiba tumpah, ia dibuat geli dengan tingkah kedua saudara laki-lakinya itu. "Apaan sih kalian?"

Adeera yang tidak berdaya, meminta bantuan dengan menatap Adiba.

"Itu Adeera kasian, Ma Dit."

"Ma, ambil sabun lain." Aditya mengabaikan ucapan Adiba, memerintah Rama ketika sabun mandinya sudah habis.

Rama menurut.

"Bersihin sih bersihin, tapi jangan pake cuci muka gue dong!" protes Adiba ketika Rama memberikan sabun cuci muka miliknya.

"Keluarin aja, Ma! Ada yang lebih butuh dibersihkan di sini."

"Bismillahirrahmanirrahim," ucap Rama seraya menekan sabunnya hingga memenuhi tangan Adeera dan Aditya.

"Eh, jangan semuanya!" Cegah Adiba, lalu mengambil paksa sabun miliknya.

"Kakak lepasin, kak! Lepas!" rengek Adeera yang sudah pasti tidak diacuhkan. Ia sedikit berteriak. "Gamau! Gamau!"

Aditya menarik tangan Adeera yang semula ia genggam, meletakkannya tepat dibawah keran, membiarkan air itu mengalir membasahi tangan keduanya.

"Terus! Terus!" tambah Aditya.

"Udah, kakak!" rengek Adeera.

"Ngga sekalian tuh dicuci pake pasir?" sindir Adiba kehabisan cara untuk memberhentikan Aditya dan Rama, tetapi ia malah kena tatapan sinis. "Dih, itu mata sejak kapan jadi pisau?"

My Other LoveUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum