Senyum itu Kembali

6.7K 736 18
                                    

"Ayah pergi dulu ya, minggu depan Insya Allah ayah pulang."

Rama mengangguk.

"Kalau ada apa apa, segera kabari ayah."

"Aku mau ngabarin, yah."

Bastiar tersenyum, mengusap rambut Rama. "Ada apa?"

"Kapan, Ayah mau bicara sama Adeera?"

Senyum di bibir Bastiar perlahan pudar, ia menghela nafasnya. "Waktunya belum tepat, Ma."

"Bukannya, manusia sendiri yang nentuin waktu itu tepat atau engga, yah? Manusia itu kadang aneh ayah, menunggu waktu. Padahal dari dulu sampe sekarang, waktu ngga akan berubah, ngga akan tiba tiba berhenti, atau berbicara menjawab semua pertanyaan manusia."

"Manusia itu kadang aneh, menyalahkan waktu. Padahal dirinya sendiri yang gamau maju atau mundur, manusia sendiri yang gabisa nentuin pilihannya, sehingga menciptakan waktu yang lama dan seakan akan ngga pas." Kata Rama, menjelaskan namun lebih terdengar mengkritik Bastiar.

"Kamu benar."

"Iya, Rama udah tau."

Bastiar menuntun Rama untuk duduk di kursi terdekat. "Kamu tau kan, ayah akhir akhir ini sibuk. Ayah gabisa fokus ke salah satu terus menerus, sedangkan di satu sisi ayah juga manusia biasa yang gabisa melakukan semuanya bersamaan."

"Itu cuma masalah prioritas, ayah. Ayah yang nentuin prioritas ayah." Jawab Rama.

"Maaf ayah, tapi kalau ayah ngejadiin sibuk sebagai alasan, lalu apa bedanya ayah Sama papahnya Deera yang pergi  karena memilih kesibukannya?"

"Rama ngga bermaksud membandingkan siapapun, apalagi menilai siapa yang lebih baik. Ayah dan papahnya Deera berbeda. Tapi aku tau, ayah adalah ayah yang baik."

Bastiar menatap Rama lamat lamat, beberapa perkataan tidak hanya terdengar oleh telinga, tapi juga hati. Perkataan Rama mengetuk hatinya, menyadarkannya pada hal yang sulit ia sadarkan sendiri.

"Jadi, sebenernya siapa yang ayah disini?" Tanya Bastiar mencairkan suasana, ia tersenyum kembali.

Rama ikut tersenyum, "Rama seneng bisa ngobrol sama ayah lagi kaya gini."

"Makasih ya Rama."

"Buat apa, yah?"

"Makasih udah mau berusaha. Makasih udah hadir di kehidupan Ayah."

Rama mengangguk. "Rama cuma titipan Allah, ayah."

"Iya, ayah suka dititipin sama Allah. Apalagi kalo itu kamu."

"Ayah harus berangkat," Kata Bastiar seraya bangkit. "Ayah tau, kamu akan ngelakuin ini tanpa ayah minta. Tapi, baik baik sama Adeera ya, Ma."

Rama sekali lagi mengangguk.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam. Hati hati ayah."

****

Rama menatap ice cream di tangannya, setelah mengantar Bastiar ke bandara Ahmad Yani, ia meminta supir kantor ayah untuk mengantarnya ke mini market terdekat sebelum mereka pulang. Tiba tiba ia teringat saat dimana Rama, Aditya dan Adeera bolos sekolah, menghabiskan waktu bersama sama.

Aditya menahan bahu Rama, membuat lelaki itu berhenti, lalu mengulurkan ice cream yang ia bawa. "Adeera suka rasa strawberry."

Rama tidak langsung mengambilnya, "Udah aku beliin yang coklat." katanya menunjukkan ice cream ditangannya.

"Yaudah ganti yang ini." Kata Aditya, mengambil ice cream ditangan Rama dan mengganti dengan miliknya.

"Yang penting, aku udah niat beliin kan?"

My Other LoveWhere stories live. Discover now