Prolog

3.6K 124 0
                                    













"kalian tahu perpisahan sekolah kita akan dipercepat," salah satu gadis di sana berucap tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

"Oh ya, kapan itu!?," Tanya gadis bersurai soft pink.

"Besok lusa," jawab gadis pirang itu lagi.


***


"Kami akan menjodohkan mu dengannya!," Semua perhatian kini tertuju pada seorang pemuda lelaki bersurai pirang.

"APA!!," Kedua mata tosca gadis itu membulat, tentu saja ia terkejut.

"Tak ada penolakan," dengan cepat, sang ayah berucap saat anak gadisnya ingin berbicara.


***


"Dia bukan pria baik tou-san, kaa-san," teriak frustasi seorang gadis bersurai gulali.

"Jika kau tidak ingin menerima perjodohan ini kau tak perlu menjelekkannya!," ucap sang ayah yang ikut tersulut emosi.

"Dia itu seorang pemabuk tou-san, dia hanya mengincar harta kita," Emerald seperti batu kristal itu mulai menitikan air matanya, membuat anak sungai yang mengalir di kedua pipi sang gadis musim semi.

PLAK!!

"hiks....hiks," isakan itu keluar saat sang ayah menampar pipi mulusnya membuat ia jatuh terduduk dilantai.

"TOU-SAN TIDAK PERNAH MENGAJARIMU MENJELEKAN ORANG LAIN," Raung sang ayah.

"Aku malu mempunyai anak sepertimu," seorang wanita bersurai pirang berbicara dengan sarkasnya kepada gadis itu. salah satu lengannya merangkul sang suami sebelum meninggalkan anak bungsunya seorang diri.

Gadis gulali itu menatap kepergian orangtuanya dengan sendu, ia menangis terduduk diatas lantai yang dingin "kapan kau akan memberikan ku kebahagiaan kami-sama?, aku tidak tahan seperti ini," ucapnya lirih.


***


"Aku tidak mau bertunangan dengannya...hiks!," lanjutnya lagi.

"Imouto," panggil seorang pria pirang.

"Ada apa denganmu imouto?," ucapnya lagi. ia menghampiri sang adik yang sedang duduk dilantai dengan rambut berantakan.

"AKU TIDAK TAHAN LAGI, NII-SAN!!" Raung gadis itu, ia menjambak kuat rambutnya sendiri.

"KENAPA?!,....KENAPA AKU TIDAK SEBERUNTUNG DIRIMU!?," gadis itu berteriak didepan wajah tampan sang kakak yang menjongkokkan dirinya.

"Aku tahu....aku ada disini imouto, aku menyayangimu," bisiknya, berusaha menenangkan gadis itu seraya memeluk tubuh ramping adiknya.

"Kenapa?, Kenapa mereka memperlakukan ku tak adil?," Matanya memandang lurus ke arah depan, dengan menyiratkan kekosongan.

"Aku menyayangimu imouto," ucap sang kakak mengulang perkataannya tadi.


***


"aku tidak tahan lagi," bahkan dari suaranya saja, ketiga gadis yang duduk satu meja dengannya dapat tahu bahwa bukan hanya mereka saja yang merasa frustasi di sini.

"Aku tidak mau menikah dengannya," kepalanya menunduk dalam, suaranya yang biasa terdengar riang kini menjadi parau.

"Aku juga, aku tidak mau hidup dengan mereka!!," kini atensi mereka berpindah pada salah satu sahabat mereka, yang sebenarnya juga memiliki nasib sama dengan semua penghuni meja itu.

𝐅𝐢𝐧𝐝 𝐓𝐫𝐮𝐞 𝐋𝐨𝐯𝐞Where stories live. Discover now