28

2.9K 371 126
                                    

Ternyata kemaren banyak banget yg jombs ya 🤭🤭

Part ini mungkin akan kembali membosankan 😌😌

.

.

.

.

.

Setelah melalui berbagai pertimbangan dan pembicaraan antar keluarga, lima hari kemudian, Sasuke dan Hinata benar-benar mendaftarkan pernikahan mereka. Hanya keluarga dan kerabat dekat yang tahu. Tapi, atas permintaan Hinata, Bibi Haruka tak diberitahu. Khawatir dia akan datang dan mengacau seperti kemarin. Biarlah nanti dia tahu dengan sendirinya.

Sebelumnya, pihak keluarga sudah mengonfirmasi tentang penundaan pernikahan antara Sasuke dan Hinata mengingat sebagian undangan sudah terlanjur disebar. Tapi sekarang, mereka sudah resmi menjadi suami istri. Setidaknya, dengan begini Haruka tak akan bisa lagi mengganggunya.

Hari ke hari kondisi Sasuke juga semakin membaik. Kini ia bisa bergerak lebih leluasa setelah cervical collar-nya dilepaskan. Tapi tetap, dia tidak boleh melakukan gerakan yang berlebihan mengingat cedera di kepalanya masih dalam tahap pemulihan.

Hampir setiap hari juga lelaki itu mengeluh ingin segera keluar dari rumah sakit. Berada di sana selama lebih dari 2 bulan benar-benar membuatnya bosan. Mau senyaman dan selengkap apapun fasilitas kamar yang ia tempati, rumah tetap menjadi tempat yang terbaik.

"Aku sudah bicara dengan dokter Kabuto."

"Apa katanya?"

"Dia bilang tunggu 3 hari lagi."

"Astaga! Dari kemarin dia selalu bilang begitu." Sasuke mengerang kesal.

"Bersabarlah. Ini juga demi kebaikanmu."

Sasuke mendesah pelan. Lagi-lagi ia harus kembali bersabar. "Aku sudah merasa lebih baik. Jauh lebih baik bahkan. Sekarang tidak ada lagi yang aku khawatirkan."

"Baguslah kalau begitu. Jadi bisa lebih fokus pada pemulihanmu."

"Kemari!"

Sasuke menepuk tempat di sampingnya. Meminta Hinata datang padanya.

"Apa? Kau mau sesuatu?"

"Kenapa kau selalu bertanya seperti itu setiap kali aku memanggilmu?"

"Yaa ... siapa tahu kau memang membutuhkan sesuatu kan."

"Aku memang membutuhkan sesuatu. Makanya lekas kemari!"

"Makanya tadi aku tanya begitu juga," ujar Hinata seraya menghampiri lelaki yang kini sudah resmi menjadi suaminya. "Jadi, apa yang kau inginkan?"

"Kau. Aku mau kau," jawab Sasuke. Tangannya menarik tangan Hinata agar duduk di tepi ranjangnya.

"Jangan bercanda, Sasuke!"

"Aku tidak sedang bercanda. Aku memang membutuhkanmu agar bisa ku peluk. Ayo naik!"

Hinata menggeleng-gelengkan kepalanya tapi tetap menuruti keinginan Sasuke. Sebenarnya ia bertanya-tanya, kenapa sekarang lelakinya jadi manja begini? Efek operasi kah?

"Sasuke?"

"Hm?"

"Sebenarnya apa yang dokter lakukan pada otakmu waktu operasi kemarin? Kenapa kau jadi seperti ini?" ujar Hinata seraya terkekeh pelan.

Sasuke merotasikan kedua matanya. "Aku memang seperti ini dari dulu. Kau saja yang belum tahu."

"Waahhh ... aku jadi merasa seperti membeli kucing di dalam karung. Berarti selama ini kau menjebakku dengan sikap manis dan gentleman-mu itu?"

Crush On YouWhere stories live. Discover now