24

2.3K 347 51
                                    

Part ini akan terasa sangat membosankan.

.

.

.

.

Halaman bahkan lobi Konoha Hospital telah ramai oleh para wartawan saat Hinata beserta Toneri dan Saara sampai di sana. Beberapa orang pria berbadan kekar telah menunggu mereka di pintu utama. Menghalau para pencari berita yang melemparkan banyak tanya setelah mereka melihat kedatangan Hinata.

Berita tentang kecelakaan yang dialami Sasuke menyebar begitu cepat. Hampir semua media memberitakannya. Bahkan ada yang dengan kurang ajar menyebarkan isu bahwa sang idola telah tiada.

Belum adanya konfirmasi dari pihak agensi atau keluarga memang menjadikan beritanya simpang siur. Tapi, tidakkah mereka memikirkan bagaimana perasaan keluarganya? Sungguh sangat tak berperasaan.

Keluarga Sasuke sudah berkumpul di depan ruang emergency saat Hinata sampai di sana. Ada juga manager dan asisten pribadinya. Raut wajah mereka jelas sekali menunjukkan kekhawatiran yang tak bisa ditutupi.

Hinata menghampiri calon ibu mertuanya yang tengah menangis dalam pelukan sang suami. Lalu mereka berpelukan dan saling berbagi tangis.

"Kenapa bisa begini, Bu? Apa yang terjadi?"

Mikoto tak bisa menjawab. Hanya tangisan yang mewakili kesedihan ibu dua orang anak itu. Sampai beberapa saat mereka pun melerai pelukan meski air mata tetap berderai.

Hinata melirik Obito sekilas yang berdiri di dekat Itachi. Sebelum akhirnya mendekati pria itu.

"Apa yang sebenarnya terjadi pada Sasuke, Kak? Tolong katakan padaku!" pinta Hinata sembari terisak.

Dia masih belum bisa percaya dengan apa yang tengah dialami oleh calon suaminya. Bahkan belum ada 2 jam lelaki itu menghubunginya dan memberitahu kalau ia tengah mengecek persiapan untuk konser lusa. Lalu sekarang apa? Dia mendapat telepon yang mengatakan kalau Sasuke masuk rumah sakit.

"Sasuke, dia ... tertimpa lampu yang sedang dipasang?" Obito memulai ceritanya untuk yang kesekian kali. Saat itu, ia memanh berada di tempat yang sama dengan Sasuke.

"Apa? Bagaimana bisa?"

"Kami juga tidak tahu. Yang pasti, sebelum dipasang semua baik-baik saja. Beberapa kru sudah mengeceknya. Tapi ternyata ada kabel yang putus lalu lampu-lampu itu terlepas dan menghantam kepala Sasuke. Entah bagaimana, tapi saat itu dia sedang berada tepat di bawahnya. Kejadiannya sangat cepat. Kami bahkan tak bisa memperkirakan hal itu akan terjadi."

Hinata terhuyung, Obito dan Itachi dengan sigap menahannya agar tidak ambruk. Kepalanya ikut ngilu mendengar cerita Obito. Dia tahu benar lampu-lampu yang dimaksud kakak sepupu calon suaminya itu. Bukan hanya sekedar lampu seperti di rumah-rumah. Lampu yang biasa digunakan untuk konser itu sangat banyak dan berat, dan menghantam kepalanya? Hinata tak bisa membayangkan bagaimana sakitnya.

"Lalu ... bagaimana keadaannya?"

"Dokter masih memeriksa."

Saara menghampiri calon adik iparnya dan membawanya kembali duduk di sebelah Mikoto. Sementara Toneri ke tempat Hinata tadi. Dia juga cukup penasaran dengan apa yang terjadi dengan calon iparnya itu. Lantas ketiga pria itu sedikit menjauh, tapi masih berada di sekitar ruangan emergency.

Sudah lebih dari satu jam Sasuke diperiksa, tapi belum satu pun dokter yang keluar dari sana. Mereka yang menunggu semakin gelisah. Terutama Hinata dan Mikoto tentu saja. Bibir mereka tak henti melafalkan doa dan permohonan untuk keselamatan lelaki yang tengah berjuang di dalam sana. Kedua tangan mereka saling menggenggam. Menguatkan satu sama lain, walau hati sungguh tak bisa dibohongi. Mereka kalut luar biasa karena belum ada kejelasan tentang kondisi Sasuke saat ini.

Crush On YouWhere stories live. Discover now