27; dua puluh tujuh

1K 198 0
                                    

•••





Nanajaemin :

Bang

MarkLeon :

Teh gelas atau ale-ale?

Nanajaemin :

Ale-ale

Dua botol ya















“Panas,” Jaemin menyentuh lehernya, mengusapnya berkali-kali karena apa yang baru mengalir di dalamnya menimbulkan rasa tidak nyaman.

Tapi tak lama setelah itu, rasanya berangsur-angsur hilang.

Lalu dia meneruskan sampai satu botol benar-benar habis. Dia berhalusinasi, dia.. dia menikmatinya.




















“Na, sumpah lo nggak keurus banget sekarang.” Ujar Haechan. Yang diikuti anggukan Jeno, Jisung, dan Chenle.

“Nggak ada yang ngurusin lagian,” balas Jaemin asal. Dia mengambil sebatang rokok dari bungkus keduanya.

Cepat-cepat Jisung mengambil bungkus rokok itu, lalu menyembunyikannya. Jaemin hendak merebut, namun dia sedang malas mencari ribut. Toh Jaemin juga masih punya uang untuk membeli sebungkus lagi.

“Pembantu lo pada kemana?”

“Diusir sama bokap gue.” Jaemin menjawab pertanyaan Jeno sambil mengeluarkan asap dari mulutnya.

“Kenapa?” Tanya Chenle penasaran.

“Soalnya terlalu manjain gue. Bokap nggak suka, lagian gue udah gede, bisa ngurus diri sendiri.” Tutur Jaemin.

Semuanya merasa terjadi perubahan drastis pada Jaemin, yang tidak bisa dijelaskan secara rinci. Dimulai dengan; biasanya dia hanya sampai tiga batang. Sekarang bisa menghabiskan dua bungkus dalam sehari.







Padahal sebetulnya, Jaemin merindukan kehadiran Bibi pembantu. Yang setiap pagi menyeduhkan susu. Sekarang, Jaemin terbiasa mengkonsumsi kopi. Yang biasanya dimasakkan sayuran dan menyuguhkan jus buah, sekarang beralih sarapan dengan sereal dan mie instan. Soda, cola, dan minuman yang tidak sehat lainnya—termasuk alkohol.





•••

Mortem [ ✓ ]Where stories live. Discover now