08; delapan

1.4K 258 56
                                    

•••













“Ya kamu harus tetep minta maaf, kamu udah kasar banget ke Nancy.”

“Kok lo jadi belain Nancy, sih?”

Luna terbelalak ketika mendengar Jaemin menggunakan kata 'lo'. Itu tidak pernah terjadi sebelumnya. Luna tahu betul Jaemin adalah laki-laki yang lembut, karenanya dia sedikit terkejut ketika mendengar pertengkaran antara Jaemin dan Nancy tadi pagi.

“Sorry, aku masih emosi.” Ujar Jaemin sambil menunduk, menyadari Luna tidak mengatakan apa-apa sedari tadi.

Keduanya kini sedang duduk di kursi teras, depan rumah Luna. Jaemin sengaja datang, berniat menjemput Luna, menepati janjinya untuk mengajak Luna berkeliling alun-alun kota.

“Kamu sekarang, kalo emosi, kenap—”

“Bisa nggak kita berhenti bahas itu? Kamu jangan mancing yang udah susah-susah buat berusaha tenang.”

“Iya, maaf.”

Setelahnya, Luna segera bersiap-siap untuk pergi. Perjalanan kali ini terasa begitu hambar, karena keduanya tidak banyak bercerita seperti biasanya.

Jaemin yang cerewet tiba-tiba pendiam, dan Luna.. dia sibuk memahami apa yang terjadi pada Jaemin. Muncullah pikiran bahwa Jaemin sepertinya memiliki emosi yang kurang stabil—dan dia tidak bisa mengontrolnya dengan baik.

Keduanya sama-sama tidak menikmati hiburan kali ini.



















•••

Mortem [ ✓ ]Where stories live. Discover now