IP-31

426 33 2
                                    

Masih di Jogja, mereka berkeliling menikmati wisata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih di Jogja, mereka berkeliling menikmati wisata. Menyempatkan berlibur ke pantai. Di sana Melody senang menangkap kepiting kecil.

Adnan mengamadikan momen itu di kamera miliknya. Sangat menikmati pemandangan itu. Perasaannya untuk gadis itu berangsur membaik bahkan berubah menjadi ketergantungan.

Melody yang ke lelehan merendahkan tubuhnya ke kursi pantai, meskipun panas menyangat, angin di sekitar membuatnya lebih baik.

"Udah capek?"

Melody menggeleng. "Nggak ada capeknya gue kalo main gini. Apalagi yang nguras keringet, bikin badan bugar."

"Lah lo ngapa diem bae, mumpung libur ya, nikmatin aja."

Adnan menggeleng. Teringat kejadian kurang mengenakan di masa kecilnya. Makanya sedari tadi yang Adnan pandangi hanya Melody.

"Kenapa? Pernah ke bawa ombak lo?"

Adnan menoleh cepat.

"Nggak usah panik gitu. Gue cuman asal nebak. Lagian kejadian kayak gitu sering di pantai. Dulu waktu kecil juga gue pernah nolongin bocah tenggelam."

Keterkejutan Adnan bertambah. "Kok bisa?"

"Gue nggak tahu awalnya. Pas lagi main-main di pantai sambil nemenin nenek gue jualan, trus nggak sengaja liat."

"Nolongin sendiri?"

"Ya nggak lah, minta bantuan orang. Gue juga masih kecil waktu itu, ya kali gue yang nolong. Bukannya selamat, malah mati bareng."

Adnan selalu takjub dengan jawaban Melody. Entah gadis itu tak pernah menjaga sikap sejak sadar koma. Tanpa sadar hal itu membuatnya nyaman.

"Tetap jadi Maya yang sekarang, ya." Adnan mengusap puncak kepala Melody.

"Apaan sih, nggak usah genit lo! Udah punya pacar masih aja genit sama yang laen."

Adnan mengangkat sebelah tangan Melody, mengecup punggung tangan yang tersemat cincin bermata biru itu. "Jangan lupain ini."

_0o0_

Saat sendiri, Melody kembali teringat pada orang berhoodie merah itu. Mimpi itu seolah kilasan nyata yang terlupakan olehnya.

Malam semakin larut, tapi matanya enggan terpejam. Mengotak-atik ponsel Maya, ia berharap menemukan petunjuk.

Di mulai dari menjelajah galeri, mengamati foto yang Maya abadikan. Berbeda dengan kebanyakan artis yang suka mengabadikan setiap momen guna kebutuhan feed instagram, Maya justru lebih banyak memotret Adnan.

Entah Adnan yang sedang serius belajar, makan, mengobrol bersama teman-temannya, main basket, melamun, dan banyak lainnya. Melody malas melihatnya satu persatu. Yang pasti ada sekitar seribu foto Adnan, padahal terlihat sama saja tapi tetap saja Maya potret.

IDENTITAS PALSUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang