IP-37

330 26 6
                                    

Untuk pertama kalinya, Melody tidak menyesal terbangun dengan wajah berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Untuk pertama kalinya, Melody tidak menyesal terbangun dengan wajah berbeda. Setelah doa-doa yang ia panjatkan sepanjang malam, akhirnya kini terkabul.

Maudy mau memaafkan nya bahkan ingin berteman dengannya. Membalas pesan itu, mereka pun janji bertemu di sebuah kafe.

"Mau ke mana?" tanya Adnan di ambang pintu.

"Bukan urusan lo!"

"Lo tunangan gue, jadi gue pengen tahu lo ke mana sama siapa dan berapa lama."

Melody melotot pada Adnan. "Kok lo makin nyebelin?!"

"Dan lo makin gemesin."

"Basi! Gombalan lo mental di gue, jatuhnya ke saluran pembuangan!"

"Gampang, gue bisa daur ulang perasaan lo." Adnan menaikkan satu alisnya.

"Mendingan lo balik deh ke setelan pabrik! Gue tambah gedek liat lo yang makin hari, makin nyebelin! Mana ceriwis pula!"

Adnan beralih menyandarkan punggungnya di tembok, tangannya menyilang di dada. "Air juga sama. Dia usil, tapi lo nggak keberatan deket dia."

"Kata siapa? Kata siapa, hah?! Gue tuh males ada di antara lo berdua." Melody bangkit usai memasang sepatu kets nya. "Masalah gue tanpa lo berdua ada di hidup gue aja udah buanyakk."

"Siapa tahu solusinya ada di gue," kata Adnan penuh makna.

"Gimana kalo sebaliknya?"

"Gue bakalan pergi."

Mendengar itu Melody merasakan ada yang aneh dalam hatinya. Namun, ia berusaha menyingkirkan ketidak nyamanan itu.

"Lo jangan ikutin gue. Gue mau me time."

"Sama temen-temen lo?"

"Iya, dia temen terbaik gue."

"Bukannya temen lo ada tiga? Kok cuman dia bukan mereka?"

"Nggak usah kepo berkelanjutan gitu deh. Masih untung gue jelasin."

Adnan sebenarnya masih belum puas memandangi wajah gadis itu. Namun, ia mengalah. Masih banyak hari-hari yang akan mereka lalui bersama nanti.

Satu hal yang pasti, ia tak akan melepaskan Melody untuk siapa pun. Terlebih adanya fakta yang kembali ia temukan.

_0o0_

"Nunggu lama, ya? Sorry." Melody langsung menggenggam tangan Maudy, takut saudaranya kembali kecewa.

"Nggak kok. Gue juga baru sampe."

Melody pun duduk di depan kembarannya itu. "Gue beneran minta maaf atas kejadian di lapangan waktu itu."

"Nggak papa. Itu bagian masa lalu, lebih baik kita lupain."

IDENTITAS PALSUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang