IP-1

1K 72 1
                                    

Kelopak mata berhias bulu mata lentik itu bergerak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kelopak mata berhias bulu mata lentik itu bergerak. Tak lama netra bening berwarna amber yang tersembunyi muncul. 

"Shhh …." Ringisan keluar dari bibir pucat gadis itu.

"Sayang, anak Mama." Tangis bahagia meluncur di netra wanita dewasa yang duduk di samping brankar.

"Pa, anak kita udah sadar. Papa!" teriak Mayang memanggil suaminya.

"Alhamdulillah. Maya tunggu ya, sayang. Papa panggilin dokter dulu buat periksa kamu." Setelah mengusap puncak kepala anaknya, Ghanni keluar.

Melody masih meraba-raba keadaan sekitar. Bau obat-obatan, dominan warna putih, dan tiang infus. Fix, ini rumah sakit!

Tapi kenapa ia berada di sini? 

"Sayang kok diem aja? Mau apa, hm?" tanya Mayang lembut.

Dan siapa pula wanita ini?

"An-anda si … siapa?" Melody menarik napas banyak-banyak. 

Melody heran, padahal hanya dua kata saja yang ia keluarkan tapi rasanya tenaganya terkuras habis. Berapa lama sebenarnya ia berada di sini?

Mayang terperangah. Segera di raihnya tangan putrinya lalu membawanya ke wajahnya. "Ini Mama sayang. Masa kamu lupa?"

"M-mama?"

"Iya, Mama yang udah ngelahirin kamu. Hiks … sayang maaf kalau selama ini Mama kurang perhatiin kamu tapi tolong jangan hukum Mama dengan cara ini. Mama nggak bisa …."

"Ma, ada apa?" Ghanni panik menyaksikan istrinya terisak pilu.

"Maya, Pa. Dia lupa sama Mama. Dia lupa …." 

Mayang membenamkan wajah ke dada suaminya. Tak sanggup menghadapi kenyataan menyakitkan kalau benar putri tersayangnya lupa padanya.

"Ibu, Bapak, tolong keluar dulu. Saya perlu memeriksa pasien." 

"Ma … kita keluar dulu. Biar Dokter periksa anak kita."

"Dokter tolong sembuhin anak saya. Saya mohon, Dok." Mayang menangkupkan kedua tangannya di dada.

"Baik, Bu. Tapi Ibu harus keluar dulu supaya saya bisa memeriksa anak Ibu."

Ghanni mengangguk. Menggiring istrinya keluar dari kamar rawat putrinya.

•••__•••

"Sayang, jangan takut. Mama dan Papa akan mendampingi kamu sayang."

Dokter baru saja memberitahu kemungkinan besar Melody mengalami amnesia. Meski sekarang belum bisa di pastikan sebab kondisi Melody belum stabil untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.

"Kamu pasti bingung, ya." Ghanni menatap sendu putri semata wayangnya.

Mengapa takdir begitu tega. Setelah koma hampir dua tahun sekarang putrinya harus kehilangan ingatan saat sadar.

"Ini Mama Mayang, wanita yang sudah melahirkan kamu. Terus ini Papa Ghanni. Kami orang tua kandung kamu."

Tidak. Mereka bukan orang tuanya. Lalu apa tadi? Amnesia? Melody bahkan masih ingat detail kejadian masa kecilnya.

"Kalau kamu masih belum percaya, coba kamu lihat foto ini." Mayang memperlihatkan foto keluarga mereka di ponselnya.

"Kamu inget?"

Melody menggeleng. Jangankan inget, fotonya bahkan tidak ada.

"Ini kamu sayang." Ghanni menunjuk seorang gadis di foto itu.

"A-aku … B-bukan!" 

"Sayang, ini kamu. Kamu nggak inget sama wajah kamu sendiri?"

Melody menggeleng. Jelas saja ia tidak akan mengakui wajah orang lain sebagai wajahnya.

Namun … wajah Melody memucat saat layar ponsel meredup lalu memantulkan bayangan gadis yang sama persis seperti di foto.

Bagaimana bisa? Sementara yang berada di depan ponsel itu adalah dirinya.

_______

Gimana tanggapan kalian tetang cerita ini?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gimana tanggapan kalian tetang cerita ini?

IDENTITAS PALSUWhere stories live. Discover now