IP-30

336 30 1
                                    

Melody makan dengan barbar, tanpa sendok ia melahap makanan di atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Melody makan dengan barbar, tanpa sendok ia melahap makanan di atas meja. Bahkan porsi makannya layaknya kuli bangunan.

Merasa di perhatikan, Melody mendongak. Tatapan Adnan tertuju padanya. Melody langsung balik menatapnya tajam, mengacungkan potongan ayam lalu memakannya brutal.

Apa itu jaga image? Dalam kamus Melody hanya orang-orang tertentu yang pantas mendapatkannya, Adnan tidak termasuk. Bahkan Melody berharap otak Adnan kembali normal setelah apa yang di ucapkannya tadi.

Mayang yang melihatnya terkekeh kecil. Tingkah anaknya sekarang memang kerap mengundang gelak tawa. Belum lagi kegigihannya yang tak mudah goyah.

"Makan pelan-pelan, Sayang."

"Nggak bisa, Mah. Aku rasanya pengen makan orang!"

"Hahaha ... Mau jadi kanibal kamu?" sahut Ghanni yang mendengarnya.

"Kalo bisa langsung telen hidup-hidup."

Ghanni dan Mayang beradu pandang, kemudian sama-sama terkekeh.

"Gimana makanannya enak?" tanya Oma Kartika yang baru datang ke meja mereka setelah menyapa beberapa kerabat.

"Nggak perlu di ragu in lagi. Liat aja Maya selahap itu makannya."

Oma Kartika menatap Melody senang. "Makan yang banyak, ini acara kalian. Oma tahu pasti kalian capek."

Melody menyengir, menjilati bumbu masakan yang menempel di jemarinya satu-persatu. "Saking enaknya Maya sampe nggak tahan makan pake tangan."

Oma Kartika mengusap puncak kepala Melody. "Oma seneng liatnya. Makan yang banyak, ya. Tenaga kamu pasti terkuras seharian ini."

Melody melongo. "Oma nggak malu Maya makan pake tangan?"

"Kenapa harus malu? Jarang-jarang loh ada cewek jaman sekarang mau makan pake tangan. Ya 'kan Mbakyu?" Adik dari Oma Kartika itu menyahut.

"Bener itu. Oma seneng banget Adnan akhirnya menerima kamu sepenuhnya."

Lagi-lagi strateginya gagal! Niat hati membuat mereka ilfil, malahan sebaliknya.

Adnan tersenyum tipis di seberang meja. "Habisin biar pipi kamu tambah gemoy."

Melody mendelik. "Nggak usah ketawa?! Ntar gue naikin BB biar segembrot sapi, lo pasti bakalan malu!"

"Sapi, lucu juga."

"Dasar gila!" tukas Melody.

"Kamu penyebabnya."

"Kamu? Huekkk ...."

"Kenapa, May? Kamu mau muntah?" panik Mayang.

"Udah makannya, kekenyangan kayaknya kamu makanya mau muntah." Ghanni menjauhkan piring makannya.

Adnan yang melihatnya tertawa. Pemandangan yang baru Melody lihat dan itu ... Jelek!!!

"Nggak usah ngakak lo!" Melody melempar sendok pada Adnan yang berhasil lelaki itu tangkap.

IDENTITAS PALSUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang