[Follow dulu, yuk biar lebih dekat 😊]
~Palsu tak selamanya menipu~
***
Apa yang begitu dinanti ketika usia kalian telah menginjak angka tujuh belas tahun?
-Menambah koleksi mantan
-Menorehkan banyak prestasi di sekolah
-Pas ultah ngadain pesta besa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Melody makan dengan barbar, tanpa sendok ia melahap makanan di atas meja. Bahkan porsi makannya layaknya kuli bangunan.
Merasa di perhatikan, Melody mendongak. Tatapan Adnan tertuju padanya. Melody langsung balik menatapnya tajam, mengacungkan potongan ayam lalu memakannya brutal.
Apa itu jaga image? Dalam kamus Melody hanya orang-orang tertentu yang pantas mendapatkannya, Adnan tidak termasuk. Bahkan Melody berharap otak Adnan kembali normal setelah apa yang di ucapkannya tadi.
Mayang yang melihatnya terkekeh kecil. Tingkah anaknya sekarang memang kerap mengundang gelak tawa. Belum lagi kegigihannya yang tak mudah goyah.
"Makan pelan-pelan, Sayang."
"Nggak bisa, Mah. Aku rasanya pengen makan orang!"
"Hahaha ... Mau jadi kanibal kamu?" sahut Ghanni yang mendengarnya.
"Kalo bisa langsung telen hidup-hidup."
Ghanni dan Mayang beradu pandang, kemudian sama-sama terkekeh.
"Gimana makanannya enak?" tanya Oma Kartika yang baru datang ke meja mereka setelah menyapa beberapa kerabat.
"Nggak perlu di ragu in lagi. Liat aja Maya selahap itu makannya."
Oma Kartika menatap Melody senang. "Makan yang banyak, ini acara kalian. Oma tahu pasti kalian capek."
Melody menyengir, menjilati bumbu masakan yang menempel di jemarinya satu-persatu. "Saking enaknya Maya sampe nggak tahan makan pake tangan."
Oma Kartika mengusap puncak kepala Melody. "Oma seneng liatnya. Makan yang banyak, ya. Tenaga kamu pasti terkuras seharian ini."