IP-21

497 25 0
                                    

Baku hantam tak terelakan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Baku hantam tak terelakan. Air yang ingin memperbaiki hubungannya dengan Adnan ikut terpancing dan balik menyerang Adnan.

Melody yang berada di antara pergulatan sengit itu menghela napas panjang. Sebenarnya perkelahian mereka tidak menjadi urusannya, hanya saja jika salah satunya tumbang dan harus jadi pasien rumah sakit. Tentunya, Melody kena imbasnya.

Beruntung keadaan sekolah sudah sunyi. Jika masih ramai, bisa di pastikan perkelahian mereka akan viral. Terutama tampang mereka sama-sama tampan yang kerap mengundang decak kagum para gadis itu akan menggegerkan dunia maya.

Tidak ada sepatah kata pun yang Melody keluarkan. Tubuhnya langsung bergerak melerai keduanya. Yang tak di sangka mampu menghentikan pertengkaran itu.

"Kalian udah gede. Laki lagi! Masa main gelud kek gini. Kalo ada masalah tuh di bicarain baik-baik. Ntar masuk rumah sakit, kalian sendiri yang rugi!"

"Gue ng--"

"Apa?!" Sentak Melody pada Air. "Muka lo bonyok, kerjaan lo ilang!"

Air kicep. Tidak mampu melawan Melody.

"Obatin luka kalian. Gue balik, bye!"

"Sama gue." Adnan menarik Melody menuju mobilnya.

"Edo udah nyampe. Lo ngapa maksa bat sih!" Melody berusaha menyentak tangan Adnan.

Padahal tadi tenaganya kuat menghentikan pertarungan mereka, tapi kenapa sekarang Adnan berkali lipat jauh lebih kuat menarik tangannya.

"Akar, pacar lo tuh Maudy bukan gue. Yang harusnya lo prioritasin dia. Lagian gue udah kubur dalam-dalam perasaan gue buat lo, ya?!"

"Diam." Pandangan Adnan menggelap. Auranya berubah negatif.

Melody menurut. Membantah Adnan di situasi seperti ini akan sia-sia. Lelaki itu sungguh keras kepala. Hanya saat bersama Maudy, dia sangat lembut.

Sementara Air menetralkan napasnya dan diam-diam memerhatikan keduanya. Menganalisa hubungan macam apa yang tengah mereka jalin.

Sedetik kemudian, smirk muncul di bibirnya.

***

"Ya Allah, ini kenapa?" Oma Kartika tergopoh-gopoh menghampiri Adnan di muka pintu.

Memeriksa luka memar yang hampir memenuhi seluruh wajah cucu kesayangannya.

Adnan membisu. Suasana hatinya terlampau kacau akibat pertemuannya dengan Air--orang yang paling di bencinya.

"Maya," Melody lantas mendongak. Bingung ingin mengatakan apa.

Sebenarnya Melody enggan mencampuri urusan Adnan, tapi situasi selalu menginginkan sebaliknya.

"I-itu ... tadi Akar-a nolongin orang yang mau di jambret. Iya, itu. Makanya dia babak belur gini."

"Oalahhhh ..." Oma Kartika menghela napas lega.

IDENTITAS PALSUWhere stories live. Discover now