IP-15

474 42 0
                                    

Lama nggak update

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Lama nggak update. Ini update lagi nggak tanggung-tanggung jumlah word-nya 2083.

Happy reading!

Sesampainya di butik langganan keluarga mereka, Adnan dan Melody turun. Meski enggan Melody tetap bersisian dengan Adnan. Di dalam sana ada orangtuanya serta Oma Kartika, jadi sebisa mungkin keharmonisan hubungan mereka tetap terjaga.

"Silakan masuk, Mbak, Mas," Pramuniaga yang berdiri di sisi pintu menyambut kedatangan keduanya.

"Silakan sebelah sini," Pramuniaga lain menunjukkan tempat khusus yang telah di sediakan bagi keluarga mereka.

Melody mengamati sekeliling, banyak manequin yang terpajang memamerkan hasil karya sang desainer. Seumur-umur Melody baru kali pertama memasuki butik. Kedua orang tuanya tidak pernah mengajaknya ke sini.

"Sayang, sini tasnya kasih ke Mama. Kamu langsung aja ukur baju." Mayang melepaskan tas ransel Melody lalu menaruhnya di sofa. Ia sangat tidak sabar melihat hasilnya nanti.

Melody dengan kikuk mengikuti arahan Mayang. Di hadapkan pada seorang perempuan berhijab biru yang usianya kisaran tiga puluhan.

"Oma mana?" tanya Adnan saat tidak melihat keberadaan Oma Kartika. Padahal tadi Oma-nya yang memintanya kemari.

"Oh, itu, Oma kamu lagi coba baju di sana!" Mayang menunjuk salah satu kamar ganti.

Adnan mengangguk saja kemudian mendudukkam diri di salah satu sofa yang ada. Memainkan ponsel untuk membunuh waktu. Perasaanya kini sudah membaik setelah turun dari mobil.

Adnan mengakui bahwa dirinya mulai terbiasa berada di samping Melody. Entah kenapa omelan Melody membuatnya candu. Tidak di buat-buat dan terkesan polos.

"Mbak, pokoknya saya mau kesan bajunya nanti tetap elegan juga sederhana." Mayang memberitahu sang desainer.

"Baik, Bu. Saya sudah menyiapkan beberapa rancangan, ini ada yang baru juga." Gesti--sang desainer menunjukkan buku berisi rancangan busana yang di buatnya.

"Ma, gaunnya mau di pakai ke mana?" Melody yang telah menyelesaikan urusan ukuran, mendekati Mayang.

"Ini acara syukuran atas kembalinya kamu. Sekalian perusahaan Papa kamu juga mau ngadain anniversarry."

Melody tersenyum tipis. Membayangkan hadir di acara formal dengan dandanan tebal dan memakai high heels membuat Melody meneguk ludah kasar.

Gimana ini? Gue nggak bisa pakai high heels? Apa gue pura-pura sakit aja? 

Keasyikan melamun, Melody tidak memperhatikan langkah hingga tersandung karpet. Melody jatuh kepangkuan Adnan. Keduanya sama-sama terkejut dengan mata yang membulat.

Cekcrek!

"Nice shoot!" Oma Kartika terkikik senang setelah berhasil mengabadikan momen romantis cucunya. 

IDENTITAS PALSUDonde viven las historias. Descúbrelo ahora