IP-11

460 42 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Melody menempelkan tangan di sisi wajahnya. Membaca kertas di meja dengan seksama. Di sana tertulis berbagai macam ekstrakulikuler yang harus di ikuti siswa siswi SMA Gemilang.

Minimal satu. 

Nantinya nilai ekstrakulikuler di jadikan sebagai tambahan untuk nilai pelajaran. Nilai sikap juga akan di ambil dari sana.

"Tumben lo bingung?" Raya meletakkan mangkuk berisi soto ke atas meja lalu mendudukkan diri di sebelah Melody.

"Hah?"

"Nih, biasanya lo itu langsung milih cheer. You now what, Adnan 'kan kapten basket jadi lo pengen couple-an terus. Kapten basket sama kapten cheer. Clop abisss!" Sasa mengatakannya dengan sedikit sindiran di akhir.

Tak perlu di tanyakan lagi. Semua teman Maya memang benci dengan Adnan. Terlebih karena lelaki itu buta akan perjuangan Maya.

"Oh…" Melody sekarang bertambah bingung. Cheerleader bukanlah keahliannya. Tapi kalau ia memilih ekstra lain apa tidak mencurigakan?

Melody mengamati lagi kertas itu. Mencari sekiranya apa yang bisa dia ikuti. Memaksakan diri bergabung ke cheerleader sama saja mati. Lagipula ia bertekad move on--ralat sebagai Maya, ia berniat melupakan Adnan.

Taekwondo dan teater. 

Ya, itu pilihan yang tepat! 

"Udah nemu?" Olin menghentikan kegiatan makannya sebentar ketika melihat senyuman terbit di bibir sahabatnya itu.

Melody mengangguk. "Gue mau ikutan taewondo sama teater!" 

Keantusiasan Melody di sambut reaksi tak terduga ketiga temannya.

Olin yang lebih dulu sadar dari keterkejutannya langsung bertanya, "seriously sejak kapan lo suka beladiri? Taekwondo?"

"Iya, tuh. Kalo teater lo jagonya, tapi beladiri?" Raya menggelengkan kepala tak percaya.

"Gue masih inget kejadian dua tahun lalu. Lo minta peran pengganti cuma buat adegan jambak-jambakan. Lo takut banget kuku hasil menikur pedikur rusak. Terus sekarang lo mau ikut taekwondo?"

Melody menghela napas, lelah. Kenapa Maya terlalu over pada semua hal. Bukan cuma masalah Adnan tapi yang lain juga tak kalah membangongkan.

"Liat nanti aja. Gue bisa bertahan sampe berapa minggu."

"Hari palingan!" Debat Raya.

"Ya, ya, kita tunggu aja hasilnya." Olin memilih tidak lagi mendebat Melody. Diam dan pastikan sendiri lebih baik.

"Eh, liat ada pegebor!" Sasa tiba-tiba menyeletuk sambil melirik sinis seseorang yang baru masuk.

"Pegebor apaan?" tanya Melody penasaran. Hal itu membuatnya tak melihat kedatangan Maudy.

IDENTITAS PALSUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang