Empat Puluh Empat

2.3K 258 26
                                    

Jika aku menjauh darimu,
percayalah, itu siksaan bagiku.

Karna bagaimanapun, kaulah alasan disetiap tawaku.-Dion.


--------------

Pulang dari rumah Dian, Dion baru saja tiba di rumah jam sembilan malam.

Sambutan dari Papa nya membuat Dion harus duduk dulu guna mendengarkan ucapan apa yang akan Santana katakan.

"Kamu masih ada hubungan sama pacarmu itu?" Tanyanya.

"Masih, dan akan terus," balas Dion.

"Putusin dia Dion," kata Santana.

Dion menoleh tak percaya.

"Nggak, Dion nggak akan putusin Dian!" Tolak Dion.

"Putusin atau Papa akan celakain Dian," ancam Santana.

"Maksud Papa?" Tanya Dion.

"Papa nggak akan segan-segan buat celakain dia kalau kamu nggak turutin omongan Papa," balas Santana.

"Papa jangan pernah sentuh Dian!" Kata Dion memperingatkan.

"Ya, Papa nggak akan apa-apain dia. Kalau kamu mau turutin omongan Papa," kata Santana.

Dion bimbang sekarang.

"Oke, Dion akan putusin Dian. Tapi Papa inget, jangan pernah sentuh Dian," kata Dion yang akhirnya pergi.

"Anak berbakti," gumamnya pelan.

Dion berjalan menuju kamarnya. Dirinya benar-benar tak percaya jika Papa nya nekat melakukan hal itu. Apa uang itu segalanya? Apa tidak ada cara lain untuk melunasinya?

"Bang?" Sapa Mili yang tiba-tiba keluar dari kamarnya.

Dion hanya menatap sekilas tanpa menjawab. Ia hanya butuh sendiri sekarang.

###

Pagi ini, Dian sudah menyiapkan apa yang Dion pesan kemarin. Namun, jam sudah hampi menunjukkan pukul tujuh, tapi Dion tak kunjung datang juga.

"Lo mau berangkat kapan njer, jam segini belum berangkat?" Tanya Davin.

"Lagi nungguin Dion, tapi kok belum dateng ya?" Balas Dian.

"Yaudah, lo gue anterin aja. Mumpung gue dapet kelas siang," kata Davin.

"Tapi Bang?"

"Kagak usah tapi-tapi. Lo mau telat?" Dian akhirnya menurut.

Kalau Dion tidak jadi menjemputnya, kenapa sebelumnya ia tidak memberi kabar? Bukannya apa-apa, menunggu tanpa kepastian itu tidaklah menyenangkan.

"Dian masuk dulu Bang," kata Dian begitu mobil Davin sudah berada di depan sekolah Dian.

"Lo lembek banget sih, jiwa preman lo mana? Lo kenapa dah?" Tanya Davin.

"Dih, males gue Bang sama lo," balas Dian yang langsung turun dari mobil begitu saja

"Dihh, ngambek," kata Davin yang kemudian melajukan mobilnya meninggalkan area sekolah.

###

Sudah jam istirahat, namun Dion belum terlihat juga. Apa dirinya tidak berangkat?

Crazy Boyfriend [Completed✔]Where stories live. Discover now