Hari ini aku resmi mengubur harapan itu hidup-hidup

2.9K 14 0
                                    

Hari ini aku resmi mengubur harapan itu hidup-hidup

 

Di taman itu, Fika duduk seorang diri. Ia masih tak bisa mengehentikan air matanya sekarang. Masalahnya terlalu berat. Ternyata bayangan-banyangan yang selama ini menghantuinya, bayangan kereta dan semuanya yang mengerikan. Ada hubungan dengan masa lalunya. Isak tangis belum juga berhenti. Serasa hidup ini begitu berat. Harus menerima apa yang telah terjadi. Cinta ini sudah terlanjur tumbuh. Cinta ini sulit untuk dihilangkan. Orang yang paling ia sayangi adalah kakak kandungnya, bahkan ia sendiri tak tahu harus bagaimana. Cinta antara Fiki dan Fika memang tak boleh diteruskan, apalagi sampai dibawa ke pelaminan. Mereka adalah saudara kandung. Mereka berdua adalah adik-kakak. Mereka tak boleh menikah.

Tubuhnya serasa lemas, setelah kejadian tersebut. Serasa tak berdaya. Fika tak tau harus bagaimana. Untuk mengumpulkan tenaga-tenagapun ia rasa susah. Fikirannya begitu kacau. Bahkan ia merasa pening dikepala. Rasa pening itu kian terasa hebat, menjadi rasa sakit dikepala yang tak tertahankan. Dadanya sulit sekali bernafas, berkali-kali ia mencoba untuk mengambil nafas dalam-dalam. Serasa ada yang menututpi jalan nafasnya. Ia bahkan terengah-engah saat itu.

Lebih tepatnya bayangan itu kembali lagi. Kereta itu terlihat begitu jelas melaju, ia merasa berada dalam kereta yang melaju dengan cepat, seketika itu juga terdengar beberapa kali bunyi klakson kereta yang sangat keras, bahkan sangat memekakkan telinga. Suasana panik terlihat, banyak orang-orang yang lalu lalang sedang menyelamatkan diri. Terasa hawa sangat panas, api itu menjalar kemana-mana. Terlihat suara sirine pemadam kebakaran yang berulang-ulang. Jeritan orang-orang minta tolong dan semua kekacauan itu, ia juga melihat mayat-mayat bergelimpangan disekitarnya. Semua terlihat jelas di fikirannya. Fika hanya bisa menangis dan menahan rasa sakit kepalanya. Tangisan itu membuat dadanya semakin sesak. Seketika itu bayangan mulai hilang. Sakit kepalanya bahkan telah mereda, dan nafasnya sudah kembali lega. Fika hanya pasrah dengan datangnya bayangan-bayangan itu. Ia masih terduduk lesu di kursi taman itu.

“Fika...” terlihat Fiki menghampiri Fika yang duduk di taman. Fiki melihat Fika masih menangis dan bahkan tak mempedulikan kedatangan Fiki.

“Fika, kamu tak kenapa-kenapa kan?” Tanya Fiki yang khawatir dengan keadaan Fika. Setelah Fika memilih untuk meninggalkan rumah, Fiki berusaha untuk mengejarnya. Walaupun ia sangat terpukul dengan peristiwa itu, ia tak bisa meninggalkan Fika seorang diri, otak warasnya masih sangat berfungsi, ia masih sangat mengkhawatirkan keadaan Fika. Terlebih ia mengetahui, Fika adalah adik kandungnya sendiri. Dan ia harus mengubur dalam-dalam keinginannya untuk menikah dengan Fika.

Fika masih tak mempedulikan kehadiran Fiki. Ia masih terus menangis saat itu. Ia begitu terpukul dengan kejadian ini.

“Fika.. aku tahu kamu pasti terpukul dengan kejadian ini.” Fiki membelai rambut Fika. “Aku juga sangat terpukul, orang yang akan aku nikahi adalah adik kandungku sendiri. Aku begitu mencintaimu Fika, bahkan sampai saat ini. Tak kurang satupun bagian rasa sayangku kepadamu. Aku masih seperti dulu, ku masih menjadi Fiki yang sangat mencintaimu Fika.” Fiki memeluk pundak Fika, dan Fika menyandarkan kepalanya ke pundak Fiki. Fika masih tak bisa berkata apa-apa. Ia masih terus menangis. Didekapan pundak Fiki, ia teteskan air matanya.

“Fika, berhentilah menangis. Aku disini bukan untuk tangisanmu, aku disini adalah bahagiamu. Tersenyumlah sayang. Aku begitu mencintaimu, dan sekarang aku begitu mengkhawatirkanmu.” Fiki menahan kesedihannya, setidaknya ia bisa menutupi kesedihannya dihadapan Fika.

“Aku juga mencintaimu Fiki.” Sahut Fika. Suaranya terdengar serak, bahkan hampir tak terdengar. Fikapun memeluk Fiki. Fiki juga memeluknya dengan kasih. Tak kuasa Fiki menahan air matanya, tak kuasa ia menutupi kesedihannya, akhirnya pria itu menangis juga dalam pelukan Fika. Ia tak bisa membayangkan bila cintanya yang telah menggebu-gebu akhirnya akan hilang. Cinta yang terlarang dan tak bisa diteruskan. Mereka berdua menangis dalam pelukan.

Love In Sunset (Romantic Novel)Where stories live. Discover now