Aku mengajaknya kerumahku

Mulai dari awal
                                    

“Fika...” Fiki memandang Fika dan menggenggam tangannya. “Maafkan aku.”

Fika membalas senyuman Fiki “Sebelum kamu minta maaf aku sudah terlebih dahulu memaafkanmu. Yang terpenting, pelangi itu sudah kembali dan tersimpan dihatiku. Aku sudah melupakan itu semua. Yang ku ingat hanya satu, yaitu dirimu sekarang, dan cintamu seutuhnya.”

“Aku berjanji Fika. Didalam hati kecilku, aku akan selalu menjaga cinta sucimu, seperti kamu yang begitu sabar menanti kehadiranku. Aku sangat mencintaimu. Terima kasih kamu begitu tulus mencintaiku.” Fiki tersenyum ke arah Fika “Tapi aku harap cintamu tak akan seperti pelangi.” Sahut Fiki. Fika menoleh ke arah Fiki. Ia begitu kaget mendengar perkataan Fiki.

“Kenapa?” Tanya Fika penasaran.

“Aku tak mau jika cintamu seperti pelangi yang hanya sesaat ada di langit, yang aku inginkan cintamu seperti matahari yang tak pernah lelah untuk menyinari. Bahkan sampai kiamat nantinya.” Jelas Fiki.

“Ah.. kamu so sweet sayang.” Fika tersenyum mendengar kata-kata romantis dari Fiki.

“Lihat senja itu, begitu indah bukan?” Fiki menunjuk kearah langit, dan terlihat senja yang indah diufuk barat. Sinarnya memancar dengan anggun, Semilir angin sore membuat jiwa ini semakin tenang. Bersama tiupan cinta yang sekarang berkembang. Mereka berdua terbuai oleh keindahan senja sore. Mereka terus memandang matahari yang  kian lama kian tenggelam. Dan sore itupun kini berganti menjadi malam.

***

“Fika.. Pulang yuk? Sudah malam, aku tak mau ibu dan ayahmu menghawatirkanmu nantinya.” Ajak Fiki untuk pulang. Fika menatap jam tangannya menunjukan pukul 19.30.

Malam ini begitu indah. Selepas hujan yang turun begitu lebat, langit-langit menunjukkan formasi bintang yang sangat anggun. Langit biru yang terang membuat malam ini begitu indah dan mempesona.

“Tapi aku takut pulang Fiki?” celetuk Fika dengan nada yang manja.

“Halaah.. alasan saja, biasanya juga kamu sendirian pulangnya. “Iya-iya aku anterin kamu sampai rumah. Dasar anak bandel.” Fiki mencubit hidung mungil Fika. Fika hanya tersenyum dengan cubitan Fiki.

“hehehe.. tau aja kamu sayang?” Fika senyum-senyum kearah Fiki. Dan akhirnya Fikimengantarnya pulang kerumah.

***

Sesampainya dirumah.

“Assalamualaikum.” Fika mengetuk pintu rumahnya. Tak beberapa lama terdengar suara ibu Fika dari dalam.

“Waalaikumsalam.” Ibu Fika membukakan pintu.

“Ibu....” Fika langsung memeluk ibunya saat itu.

“Loh. Kenapa Fika?” Ibu Fika bingung, melihat Fika tiba-tiba memeluknya.

“Aku seneng Bu, hari ini. Oh ya aku kenalkan. Ini Fiki bu.”

“Fiki...” Fiki mengulurkan tangannya dan mencium tangan Ibu Fika.

“Kamu temennya Fika ya?” Tanya ibu Fika.

“Bukan bu, coba tebak dia siapa?” Fika menyuruh ibunya mengira-ngira.

“Siapa loh Fika?”

“Fiki itu pacar baru Fika bu. Hehehee..” terlihat wajah Fika yang berseri-seri bahagia. Ia sangat senang bisa mengenalkan Fiki kepada ibunya.

“Oalah.. nak Fiki ini pacar barunya Fika toh? Pantesan dari tadi dia terlihat sangat senang sekali, beda dengan hari-hari sebelumnya. Ia terlihat cuek dan jutek kepada semua orang. Syukur deh dapat pacar. Apalagi kalau cepet-cepet dapet menantu ganteng.” Celetuk ibu Fika. Fika hanya tersenyum getir mndengar perkataan ibunya.

Love In Sunset (Romantic Novel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang