83

3.8K 335 90
                                    

Satu orang sudah dibawa dan ntah dibawa kemana, dan ruangan dengan alas tanah serta penuh dengan kayu-kayu ditepi ruang itu tersisa empat orang.

Ada empat anak muda yang duduk berjejer dengan kaki dan tangan terikat.

Semuanya diam dan menatap tajam pada seseorang yang sudah berdiri dihadapan mereka. Seorang pria tua dengan outer hitam.

"Saya tidak menyangka pada akhirnya bisa bertemu kembali dengan kalian," Ucapnya, "Tidak ada rasa takut,"

"Pemberani, bermental, tapi bodoh," Lanjutnya, "Hahahaha,"

"Saya kira tidak ada yang tidak tau siapa saya," Katanya dengan angkuh, "Terutama kamu," Pria itu berjalan mendekat pada Lisa, ia menunduk, menarik dagu Lisa untuk menatapnya, "Saya pikir kamu terlalu berlebihan untuk bisa menjatuhkan saya Lalisa, dengan semua kemampuan yang kamu punya, bukan berarti kamu akan menang!"

Lisa menarik diri, membuang muka. Tidak sudi rasanya menatap mukanya yang sama sekali tidak pernah merasa berdosa.

Lee Hyun Sik kembali pada tempatnya semula, menatap empat orang yang hanya bisa duduk diam memandanginya.

"Sudahlah, tidak perlu banyak yang dibicarakan, kita langsung saja ke intinya," Ucapnya, ia memanggil anak buahnya, memberi isyarat untuk mengambilkan tempat duduk.

Dengan tenang laki-laki itu duduk, melipat kakinya dan menghisap sebatang rokok.

"Kalian tentu sudah tau bukan apa maksud saya kesini?" Ia menghembuskan asap rokok dari mulutnya, "Ya, sebuah perjanjian,"

"Saya mau buat perjanjian sama kalian,"

Mendengarnya, keempat orang yang duduk dengan tangan dan kaki terikat itu sudah bisa menebak kemana arah pembicaraan yang akan Hyun Sik bawa.

"Permintaan saya tidak banyak, cuma satu," Katanya, "Kasihkan semua bukti-bukti yang kalian punya,"

Jennie orang satu-satunya yang menatap tajam Hyun Sik, gurat wajahnya menegas dan menahan marah.

"Saya akan bebaskan kalian tanpa syarat, termasuk Jisoo," Jelasnya, "Tidak akan ada penuntutan, kejahatan, bahkan balas dendam, bahkan saya bisa kasih kalian kompensasi untuk mengobati Jisoo," Tidak ada rasa bersalah diwajahnya, bahkan rasa penyesalan yang telah diperbuatnya, tidak ada.

"Bagaimana?"

"Jangan pernah lo berharap bisa dapatin apa yang lo minta," Jawab Jennie.

Hyun Sik tersenyum, "Kenapa? Ada yang kurang balance dari perjanjian kita?" Tanyanya, "Jennie.. Jennie, anak muda yang cantik, baik, berambisi, tapi sayangnya hanya dipenuhi amarah,"

"Harusnya kamu tidak perlu mempertahankan apa yang sudah hancur," Lanjutnya, "Kamu lihat orang-orang disekeliling kamu ini,"

"Lisa, dia sudah hancur masa depannya karena terus menentang saya, Jisoo, dia hancur ditangan saya karena terus menyelamatkan kamu, dan Jackson, polisi muda yang gagah dan teladan, dia harus kehilangan pekerjaannya karena harus membela kalian," Jelasnya, "Apa lagi yang harus teman-teman dan saudaramu relakan untuk terus membantu kamu?"

Mendengar itu, sontak Jennie, Lisa, dan Hanbin menoleh pada Jackson, mereka tidak ada yang tau satupun jika temannya yang selama ini seorang polisi itu harus merelakan pekerjaannya karena terus membela keadilan dan memperjuangkan hak teman-temannya.

"Jack, kenapa lo nggak bilang?" Tanya Hanbin disebelahnya.

"Jackson," Jennie ikut tidak menyangka.

"Saya beri kalian kesempatan sekali lagi untuk memperbaiki kehidupan kalian, serahkan bukti-bukti itu ke saya, dan kalian boleh pulang dan bersenang-senang," Kata Hyun Sik.

RESET [BLACKPINK]Where stories live. Discover now