12

7.6K 966 48
                                    

"Gimana dok?" Jennie berjalan mendekat ketika dokter sudah selesai memeriksa.

"Jisoo sudah berhasil melewati masa kritisnya," Dokter tersenyum, Jennie ikut tersenyum lantas memeluk adiknya, begitu juga dengan Bobby dan Hanbin yang ikut merasakan bahagia, "Tapi ada satu masalah yang perlu kita selesaikan,"

"Apa dok?" Tanya Bobby.

"Sembilan puluh enam persen dia kehilangan ingatannya," Jawab dokter, "Tumor yang menyerang otaknya sudah cukup luas, itulah mengapa ingatannya ikut terganggu pasca operasi, itu juga yang mengganggu kesadarannya selama ini,"

"Hilang ingatan?" Hanbin sedikit melotot tak menyangka.

Bobby mendengus, selama ini hal seperti inilah yang paling ditakutkan oleh Jisoo, ketika dirinya harus kehilangan ingatan yang ada di memori otaknya. Jisoo tak akan siap untuk lupa dengan segalanya, dua puluh empat tahun ia hidup, berjuta kenangan yang tersimpan dalam pikirannya. Apa yang diingatnya bukanlah hal yang tidak berguna.

"Jadi Kak Jisoo nggak bakal kenal sama kita juga dok? Dia nggak ingat sama apapun?" Kali ini Rose ikut bersuara.

Dokter berjas putih itu mengangguk, "Tapi jangan khawatair, ingatannya bisa kembali seperti semula, hanya saja butuh ketelatenan dan kesabaran, sekarang tugas kalianlah mendampingi dia untuk membantu mengingat, semua butuh waktu,"

Hanbin mengangguk-angguk paham.

"Ya sudah saya permisi dulu, kalau butuh konsultasi kalian bisa hubungi saya," Pamit dokter berkaca mata itu dengan tersenyum, dua perawat ikut berjalan keluar.

Sudah ada empat orang yang saat ini berdiri di sisi kanan dan kiri tempat tidur Jisoo.

Perempuan dengan infus di tangan kirinya itu hanya diam sembari menatap empat orang yang juga sedang menatapnya.

"Kak," Rose mendekat, lantas menyentuh jemari kakaknya, "Kak Jisoo gimana kondisinya?"

Yang ditanya masih diam, justru ia menatap jemarinya yang berada digenggaman Rose. Ia merasa asing.

"Siapa?" Ini pertama kalinya Jisoo bersuara setelah dua bulan ia tak sadarkan diri. Suaranya terdengar lirih dan sedikit serak.

Rose menoleh kearah Jennie.

"Kak, ini aku Jennie," Kata Jennie, "Ini Rosie, adik Kak Jisoo juga,"

"Jis, gue Bobby," Kata Bobby pelan sembari tersenyum, "Yang biasanya sama lo,"

"Hai kak," Hanbin tersenyum, lantas memperkenalkan diri, "Gue Hanbin, temannya Jennie,"

Jisoo masih terlihat bingung, ia tidak tau harus menjawab dan bersikap seperti apa.

Ia hanya sesekali mengerjapkan matanya.

"Kak Jen, Kak Jisoo beneran nggak ingat sama kita," Rose berbisik pada Jennie yang ada disebelahnya.

Jennie hanya diam, tak menjawab perkataan adiknya. Sejujurnya ia sendiri juga bingung harus bagaimana. Ia merasa shock melihat kakaknya yang kini terbaring tanpa banyak ingatan di memori otaknya.

"Jis, mulai sekarang ingat-ingat siapa kita," Kata Bobby, "Kalau butuh bantuan apa-apa, bilangnya ke kita, nggak perlu takut,"

"Kak Jisoo istirahat aja dulu ya, mungkin kakak butuh waktu," Kata Jennie, "Aku keluar bentar,"

Jennie melangkah keluar.

"Loh, Kak Jen," Rose ikut menyusul.

"Bentar ya Jis," Bobby ikut melangkah keluar, begitupun dengan Hanbin.

Jennie yang berjalan keluar memilih berhenti dan duduk pada bangku besi yang berada di lorong.

"Kak Jen kenapa?" Tanya Rose dengan wajah melas.

"Nggak kenapa-kenapa kok," Jawab Jennie.

"Kenapa Jen?" Tanya Hanbin.

"Gue nggak kenapa-kenapa kok," Jawabnya, "Gue cuma shock aja liat Kak Jisoo jadi gini,"

"Sedih lihatnya," Ucap Rose, "Pasti sekarang Kak Jisoo ngerasa bingung banget,"

"Jujur gue malah takut kalau Kak Jisoo gini," Kata Jennie.

"Apa lagi sih yang lo takutin?" Tanya Hanbin.

"Takut kalau ingatan Kak Jisoo nggak balik, gue nggak mau dia kesiksa kedua kalinya,"

"Jen," Kini Bobby mulai bersuara, "Stop mulai sekarang nyalahin diri lo sendiri, disini nggak ada yang salah, udah jalan kita kaya gini,"

"Sekarang tugas kita bagaimana caranya biar Jisoo cepat pulih, pelan-pelan kita bantu dia buat ingat mulai hal-hal yang kecil," Lanjutnya, "Dan disini nggak ada yang namanya Jisoo jadi tanggung jawab lo sendiri, semua juga bertanggung jawab,"

"Iya Jen, nggak perlu khawatirin hal-hal yang negatif dulu, belum juga dijalanin," Imbuh Hanbin.

"Cuma kita yang dipunya Kak Jisoo, dengan kita ada buat dia mungkin itu bisa ngebantu proses ingatannya," Imbuh Rose.

Jennie hanya diam, ia merasa terbantu dengan adanya orang-orang yang masih peduli dengannya.

🖤🖤🖤🖤

Uuu sayang mereka deh.

RESET [BLACKPINK]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें