46

4K 385 32
                                    

"Gue harus gimana dong," Lisa yang sedari tadi belum mendapat jawaban tampak gelisah, "Masa gue anteng-anteng aja,"

"Ya tapi kan aneh juga lo datang-datang trus minta maaf," Jawab Bambam, "Ntar Jisoo mikir yang aneh-aneh, mentang-mentang dia lagi lupa ingatan,"

"Kenapa pada cetek semua si otaknya," Rose menceletuk ditengah pembicaraan, sebelumnya ia hanya menyimak sembari bermain game di ponselnya, "Kan Lisa kalo mau nyamperin nggak harus minta maaf,"

Lisa, Bambam, Jennie, dan Hanbin yang sedang berkumpul itu terlihat menyimak pembicaraan Rose.

"Kan bisa dengan alasan main ke rumah gitu, trus Kak Jisoo kan pasti ada di rumah, nah yaudah, ajak ngobrol-ngobrol gitu," Jelasnya, "Tanya-tanya keadaannya gitu,"

"Heh!" Tiba-tiba Jennie menyahut, "Tumben pinter,"

"Trus ntar kalo dia tanya aneh-aneh gimana?" Tanya Lisa.

"Ya jawab aja sedapetnya Lis," Jawab Rose, "Lo pikir gue nggak kelagapan kalo dia tiba-tiba tanya yang aneh-aneh,"

"Belum lagi kalo ditanyain soal masa lalu," Jennie menambahi.

"Apalagi soal nyokap lo, duhhh," Kata Rose, "Nih kakak gue yang satu ini nih," Ucapnya sembari melirik ke arah Jennie, "Kalo udah bahas nyokap lo bawaannya mo makan orang,"

"Iya ih lagian lo kebanyakan mikir dari kemarin," Kata Bambam disela-sela mengunyah camilan, "Tinggal datang doang kesana,"

"Ya nggak gitu Bam, takutnya ntar gue salah ngomong kan nggak enak jadinya,"

"Udahhh selagi lo nggak memutar balikan fakta mah santai aja kita," Jawab Jennie.

"Ya nggak akan kalo itu," Lisa ikut menyomot camilan Bambam, kini ia lebih lega karena tau apa yang harus ia lakukan.

Semenjak kejadian tempo hari, Lisa masih belum sempat menemui Jisoo, ia hanya sempat mengucap maaf kepada saudara-saudara tirinya. Ia masih belum tau harus mengatakan apa jika bertemu Jisoo, ia tidak ingin salah berucap sehingga membuat Jisoo berprasangka buruk terhadap dirinya. Lisa benar-benar ingin memperbaiki hubungannya di masa lalu.

Ceklek!

"Udah lama guys?" Tanya seseorang yang baru saja tiba.

"Lumayan," Jawab Hanbin, "Lagi banyak kerjaan?"

Laki-laki yang mengenakan jaket itu melepaskan jaketnya lalu ikut duduk bergabung, "Yahhh lumayan lahh, kasus-kasus kecil doang,"

"Sorry ya Jack gara-gara kita lo jadi makin banyak kerjaan lo," Kata Jennie.

"Santai lah, lagian ini kan juga termasuk tugas polisi," Jawab Jackson, "Justru harusnya gue yang malu sama kalian, masa polisi dibantuin masyarakat,"

"Mana penjahatnya lolos mulu," Rose menambahi.

Jackson mendengar itu ikut tertawa, "Makin malu nih jadinya, aparat negara disogok duit doang langsung diem,"

"Yang penting lo jangan ikut-ikutan aja Jack," Ucap Hanbin. 

"Kalo gue ikutan, udah dari kemarin lo pada gue bubarin,"

Malam itu semuanya berkumpul, seperti biasa, rumah Hanbin menjadi tempat perkumpulannya. Mereka ingin membahas kelanjutan dari pergerakan mereka untuk menangkap Hyun Sik.

Terakhir bertemu, Jackson masih memikirkan soal pengungkapan suap para petinggi negara yang terlibat suap. Beberapa petinggi negara dan juga pegawai sipil lainnya yang meloloskan penjualan ganja Hyun Sik ke antar wilayah bahkan negara. Belum lagi pajak yang dibayarkan atas bisnis yang dilakukannya tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

"Jadi gimana Jack?" Tanya Lisa, ia memulai membuka pembahasan.

"Lo serius mau bongkar file itu?" Jackson tampaknya masih ragu.

"Gue serius," Jawab Lisa, "Karena menurut gue cuma itu satu-satunya cara,"

"Yang lain?" Jackson melihat ke arah lainnya, Bambam, Jennie, Rose, dan Hanbin, seperti meminta pesertujuan.

"Kalo gue setuju sama Lisa," Jawab Bambam.

"Gue juga," Jawab Jennie.

Hanbin ikut mengangguk.

Tinggal Rose. Ia tampak bingung saat ditatap teman-temannya.

"Eh bentar-bentar," Katanya, "Mon maap aja nih, gue sebenarnya enggak tau mo setuju apa enggak, soalnya gue juga nggak tau bahaya kedepannya kaya gimana, tapi apapun yang terjadi gue pasti bantuin,"

"Masalahnya kasus ini beneran besar guys," Ucap Jackson, "Sekalinya kita buka kasus ini, satu negara bakal heboh,"

"Nggak cuman Hyun Sik yang bakal tersorot, tapi semua yang terlibat," Lanjutnya, "Terutama pejabat-pejabat negara, karena pastinya masyarakat geram sama mereka,"

"Ya bagus lah, sekalian kita basmi bangsat-bangsat yang ngerusak negara," Jawab Jennie, "Lo mau gitu aja lihat rantai setan terus-terusan berputar, mereka senang sementara rakyat menderita?"

"Yup betul banget kata Jennie," Lisa mendukung suara Jennie.

"Waduu ngapa jadi demokrasi nih," Sahut Rose.

"Dukung Jennie di 2024!" Celetuk Hanbin.

"Diem lo Hanbin,"

Jackson terlihat masih bimbang dengan keputusan yang akan diambilnya.

"Gue setuju sebenarnya sama kalian, tapi,"

"Lo takut Jack?"

"Iya, gue takut," Jackson tak mau menutup-nutupi perasaannya, "Gue takut karena orang yang kita hadapi ini besar-besar,"

"Udah Kak, selagi ada kita mah gaspol aja," Kata Rose, "Kita mah nggak bakal lepas tangan, sampai titik darah penghabisan, gue bakal terus bantu dan ikut melindungi negara,"

"Weitsss," Hanbin terlihat sedikit meledek Rose.

"Etttt dahh gue ngapa jadi ikutan kek pahlawan negara sih," Celetuk Rose.

"Ya udah okay," Jawab Jackson, "Gue acc kasus kita sekarang,"

Terlihat semua bersorak dan bertepuk tangan, Lisa tampak paling bahagia. Ia sudah tidak sabar memulai peperangan ini.

"Siap tempur aja gue," Ucap Rose.

"Jangan lupa pake otak," Kata Hanbin, "Lo udah ceking, nggak usah sosoan ngandelin fisik, percuma,"

"Apa sih kak,"

"Lah Bin, emang dia ada otak?" Sahut Bambam.

"Eh sekali lagi rame, gue tampar ya," Kata Rose, "Hehehe canda sayang,"

Malam itu strategi untuk memulai kasus baru sudah mulai dibicarakan, satu persatu strategi sudah ditetapkan dan siap untuk dijalankan.

🖤🖤🖤🖤

Yaampunn gue kangen ngerecehh 😭😭 mau gue terusin tapi kok ya ga nyambung ntar sama karakter merekaaa wkwkw

Btw yg kepo sama kerecehan mereka, baca aja story gue yang bermuda triangle, kocak parah si mereka, apalagi kaum-kaum nista seperti rose, lisa, hanbin, dan bobby.

Trimakasiy

RESET [BLACKPINK]Where stories live. Discover now